40. Mabar

254 25 11
                                    

Kelemahan diriku adalah kelebihan pasanganku. Kelebihan dariku adalah bagian dari kehebatan pasanganku.

_____________________________________________
40. BAGIAN 40 // MABAR

Sekarang ini Nathan dan Allisya sedang duduk di bangku yang ada di roftop. Lebih tepatnya Allisya yang duduk sedangkan Nathan rebahan sambil meletakkan kepalanya di paha gadis itu. Tangan Allisya pun terulur untuk mengusap lembut kepala Nathan. Beruntung sekali keadaan sekitar sepi, semua warga sekolah tengah mengikuti kegiatan pembelajaran.

"Kamu suka aku gak?"

"Ya suka lah, kalo gak suka ngapain pacaran!!" sarkas Allisya dengan nada nge-gas. Perempuan satu ini memang memiliki jiwa bar-bar yang dapat membangkitkan emosi orang. Ditanya baik-baik jawabnya ngotot.

"Sabar, Allisya sabar disayang--" Nathan sengaja menjeda ucapannya. Membuat gadis itu menanti kata-kata yang akan keluar selanjutnya,"Nathan."

"Bisa aja si mas pacar," Allisya mencubit gemas hidung Nathan. Membuatnya sedikit memerah.

"Coba kamu manggil aku mas!"

"Hah? Idih ogah ah, jijik Than."

"Kenapa barusan gak jijik?"

"Ya karena gak sadar, itu refleks."

"Mulai sekarang manggilnya mas! Harus, gak boleh nolak!"

"Oke fine aku manggil kamu mas Nathan," putus Allisya yang disambut senyuman manis dari Nathan.

"Aku manggil kamu dek," Nathan terkekeh membayangkan dirinya memanggil Allisya dengan embel-embel dek.
"Dek Allisya?!"

"Dalem sayang?!"

"Hahahaha hahaha hahaha..." tawa mereka berdua pecah memenuhi setiap sudut roftop.

"Mas kamu aslinya orang mana sih?" gadis itu bertanya.

"Aku lahir di Jakarta, tapi Ayah orang Yogyakarta." jawab Nathan,"kalo kamu?"

"Papah orang Semarang, karena kakek aku meninggal Papah sama nenek merantau ke Jakarta. Tapi aku lahir di Semarang."

"Masih bisa bahasa Jawa?"

"Masihlah, anggepmu aku gak iso bohoso jowo po?"

* kamu kira aku tidak bisa bahasa Jawa?

"Aku malah gak tau kamu ngomong apa, bahasa Jawa yang aku tau cuma Iyo, kowe, nyong, ora, pokoknya yang gampang-gampang."

"Payah kamu! Masa kalah sama aku," ejek Allisya.

"Ya kan aku ke Yogyakarta cuma kerumah Oma sama Opa. Itupun jarang. Aku juga dibesarkan di Jakarta."

"Hahaha iya iya," tawa Allisya,"Mas kamu jangan ninggalin aku yah?!" entah mengapa pertanyaan itu terlintas di benak nya. Ia hanya tak ingin kehilangan Nathan.

"Ngomong apa sih kamu? Hmm?" Nathan bangkit dari rebahannya, ia sangat tidak menyukai jika Allisya berkata seperti itu,"mending kita mabar. Kamu download ml dong!"

"Aku gak bisa main mas, kalo Tom and Angela aku bisa. Tapi kalo Mobile Legends aku gak bisa."

"Nanti aku ajarin!" dengan sangat terpaksa Allisya menginstal aplikasi Mobile Legends.

"Kamu pakai akun aku yang satunya aja!" ujar Nathan,"sini!"

"Akunnya kok udah Mythic mas?!" Nathan hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kita main Rank, tenang kita mabar sama temen-temen aku."

"Heh rank kamu turun loh, apalagi aku yang main! Nanti dari Mythic turun ke Warrior gimana?!"

Benci Menjadi Cinta [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora