30. Belum Dimaafkan

310 24 10
                                    

-BMC-

Tidak perlu untuk mencari orang yang sempurna
Cukup temukan orang yang selalu membuat mu bahagia dan membuat mu berarti lebih dari siapapun.

= 𝓝𝓪𝓽𝓱𝓪𝓷 & 𝓐𝓵𝓵𝓲𝓼𝔂𝓪 =

____________________________________________
30. BAGIAN 30 // BELUM DIMAAFKAN

"Mak--maksudnya?"

"Nih!" Nathan memberikan ponselnya dan memperlihatkan room chat nya dengan Zoya. Terlihat jika Zoya tak ingin mengakhiri hubungan nya dengan Nathan.

"Kenapa putus?"

"Dia cuma manfaatin gue, dan bodohnya gue baru tau itu." ujar Nathan. Sedangkan Allisya hanya ber 'oh'.

"Lo sendiri, gimana sama Atlanta?" tanya Nathan.

"Gak gimana-gimana. Gue sama dia cuma temen."

"Oh bagus deh."

"Bagus gimana?"

"Gue sayang lo."
______________________________________

"Tapi boong hayuk papale pale palee," lanjutnya dengan tampang yang sangat amat tidak berdosa.

Plak.

"As-- astagfirullah digampar."

"Sorry sengaja," ujar Allisya sambil menggigit bibir bawahnya. Dan tersenyum seolah-olah tak terjadi apa-apa. Melihat tampang Nathan yang menahan kesal, Allisya pun tertawa terbahak-bahak.

"Udah gak marah ya mbak?" tanya Nathan dengan tubuh yang sedikit ia condong kan ke Allisya.

Allisya memalingkan wajahnya menatap luar,"siapa bilang? Gue masih marah."
Nathan kembali menatap depan sambil mendesah kecewa.

"Gue harus apa biar lo maafin gue?"

"Gue gak minat sama tawaran receh lo!"

Nathan memberhentikan mobilnya ditepi jalan. Ia beralih menatap Allisya dan dengan perlahan memajukan tubuhnya. Seketika Allisya menjadi panik dan memundurkan tubuhnya. Ah sial ia sudah terjebak.

"Lo akan maafin gue," bisik Nathan. Hal itu membuat bulu kuduk Allisya meremang. Dengan kasar Allisya mendorong tubuh Nathan hingga kepalanya membentur jok mobil. Karena pria itu memiliki segudang kejailan akhirnya Nathan berpura-pura pingsan.

"Nathan! Kok lo malah tidur sih?!" Allisya mencoba membangun Nathan. Mulai dari menepuk pipinya, sampai menggelitiknya. Tapi tetap saja Nathan masih senantiasa memejamkan mata.

"Woy Paijo! Bangun heh," masih tak ada pergerakan dari Nathan.

Karena terlalu penasaran, Allisya mendekati Nathan. Mengamati wajah pria itu, mencari sesuatu yang dapat ia curigai. Tapi hasilnya nihil, Nathan diam tak bergeming. Hingga wajah mereka sudah dekat. Hanya berjarak beberapa centi.

"Baaa," ujar Nathan membuka matanya, mencoba untuk mengagetkan Allisya. Namun hal yang terjadi malah mereka saling bertatapan. Saling memandangi satu sama lain. Allisya dapat mencium aroma maskulin dari tubuh Nathan. Nyaman, itulah yang ia rasakan.

Nafas Nathan tercekat saat merasa bahwa hembusan nafas Allisya menerpa wajahnya. Jantungnya berdegup dengan cepat. Seperti ia tak mampu untuk sekedar menghirup udara yang ada disekitarnya.

Tinnnnn.

Suara klakson mobil membuat mereka berdua terlonjak kaget. Hingga tersadar dengan kedekatan mereka. Setelah membenarkan posisinya, Nathan kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti.

Benci Menjadi Cinta [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora