52. Sulit Bagi Keduanya

181 17 1
                                    

-BMC-

Melepaskan belum tentu bisa merelakan. Itu yang ku rasakan.

_______________________________________________
52. BAGIAN 52 // SULIT BAGI KEDUANYA

Sepulang sekolah tanpa berganti baju, Nathan dan ketiga sahabatnya serta Katya langsung menuju rumah sakit.
Semua telah mengerti alasan hubungan Nathan dan Allisya berakhir. Keempatnya mengerti itu, dan tak bisa jika harus menyalakan salah satu dari keduanya. Nathan dan Allisya hanyalah korban, sama-sama saling tersakiti.

Cklek.

Nathan membuka pintu ruangan Allisya dengan perlahan. Memasuki ruangan tersebut, terlihat jika Allisya tengah berbaring sembari memainkan ponselnya. Tak ada siapapun di ruangan tersebut, hanya Allisya seorang.

"Sya."

Mendengar namanya dipanggil Allisya mendongak, menatap arah pintu masuk. Tatapannya beralih menjadi datar saat melihat seseorang yang ia benci berada di antara mereka. Oh ia tidak benci pada Nathan, hanya saja kecewa yang terlalu mendalam.

Tiba-tiba Katya berteriak histeris sambil berlari kearah Allisya berada, "Allisya!! Omaygat bisa-bisanya lo begini!? Gimana ceritanya hah?"

Ciko menoyor kepala Katya,"berisik goblok! Ini rumah sakit."

"Helo siapa yang bilang ini pasar hah? Jelas-jelas ini rumah sakit, makanya jangan berisik!!"

"Lo yang berisik bego!!"

"Lo yang bego!"

"BISA DIEM GAK SIH?!! LEBIH BAIK LO SEMUA KELUAR!!" teriak Allisya menunjuk ke arah pintu. Semua tersentak kaget.

"Tapi--"

"KELUAR!! Kecuali--" Allisya menjeda ucapan nya,"Katya!"

Pupus sudah harapan Nathan untuk diperbolehkan menemani Allisya. Padahal ia hanya ingin menemani dan merawat Allisya hingga sembuh nantinya. Ia sungguh menyesal memutuskan Allisya hanya untuk menuruti kemauan Ayahnya. Akhirnya Nathan dan ketiga sahabatnya keluar dari ruangan Allisya.

Allisya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan," hiks hiks hiks Kat, gue gak bisa. Gue gak bisa Kat, gue masih sayang sama Nathan."

"Lo nangis aja sepuasnya kalau itu bisa bikin lo lega, gue akan selalu ada buat lo," ujar Katya, mengusap punggung Allisya.

"Kenapa Nathan tega putusin gue Kat hiks? Hiks gue salah apa?"

Katya membawa tubuh Allisya kedalam dekapannya. Ia juga merasa tidak tega melihat sahabatnya seperti ini. Allisya yang ia kenal adalah gadis yang ceria, galak dan cerewet. Namun, dalam sekejap semua itu hilang, tergantikan oleh kesakitan.

"Kenapa coba dia putusin gue tanpa sebab? Tanpa alasan yang jelas!!"

"Semua itu pasti ada alasannya, maaf cuma Nathan yang berhak jelasin semuanya," Katya melanjutkan ucapannya dalam hati.

Disisi lain, kini Nathan dan ketiga sahabatnya tengah berada di luar ruangan Allisya. Ciko, Adam dan Dafa juga merasa bingung melihat keadaan Nathan yang bisa dibilang, menyedihkan.

Nathan terduduk di lantai, bersandar pada pintu. Hatinya tersayat saat tak sengaja ia mendengar tangisan Allisya.

"Maaf Sya," hanya kata itu yang mampu ia ucapkan.

Notifikasi terdengar dari ponsel Nathan, mengambilnya di saku, ia membaca pesan dari bundanya.

Bunda❤️
Nathan ayah ingin
bicara sama kamu.
Keruangan ayah ya?!

Benci Menjadi Cinta [END]Where stories live. Discover now