Peserta 2

138 10 5
                                    

Di sebuah Kerajaan Atlantica yang berada di kedalaman laut, tepatnya di kamar yang penuh benda-benda eksperimen, nampak seorang gadis berambut merah sedang mengotak-atik robot kuning berbentuk ikan.
Pandangan gadis itu fokus pada apa yang dikerjakannya. "Sedikit lagi, tinggal menyambung ini, dan ...," gumamnya. Tiba-tiba robot itu melayang. "Yakk! Yeay!"
"Ariel!" Robot itu menabrakkan diri pada Ariel yang membuka tangannya lebar. Layar pada robot menunjukkan ekspresi senyum.
"Aku khawatir kamu rusak parah setelah menabrak punggung ayah, Flounder. Tapi sekarang sudah tidak apa."
Robot Flounder melepas diri dari pelukan erat Ariel dan menceritakan kejadian sebelum dia menabrak punggung Raja Triton.
"Manusia tenggelam lagi? Wow, nampak hebat!"
Flounder menampilkan ekspresi terkejut saat mendengar nada antusias Ariel. Sedetik kemudian, ia mengambil buku dengan tangan robot kecilnya, bersiap melempar buku itu ke Ariel. Tapi Ariel langsung menggerakkan ekor duyung kecilnya ke luar kamar.
Terakhir kali Ariel menemui manusia tenggelam yang diselamatkan penduduk Atlantica, ia meminta ayahnya untuk mengubah manusia itu menjadi duyung sepertinya.
Akhirnya Raja Triton menuruti permintaan putri kecilnya setelah mendapat persetujuan dari manusia bernama Durio Zibethinus itu tahun lalu, sekarang Durio menjadi pengawal pribadi Ariel sekaligus orang yang menjawab semua rasa penasaran Ariel tentang kehidupan di daratan.
Sebenarnya Durio bukan tenggelam, tapi ia memang bunuh diri karena tertekan ekonomi di dunia yang sudah modern, alasan itu yang membuatnya menyetujui saat ditawari menjadi duyung.
Flounder asli telah ditangkap nelayan saat Ariel masih berumur 7 tahun. Saat itu Ariel sangat terobsesi dengan dunia manusia. Saat penjaganya lengah, ia dan Flounder mencoba naik ke permukaan dan melihat aktivitas manusia. Namun, mereka tidak menyadari datangnya kapal nelayan, sehingga tidak waspada saat sebuah jaring memerangkap keduanya.
Beruntung Ariel bisa bergerak lincah keluar jaring, tapi ternyata Flounder tersangkut, Ariel gagal menolongnya karena jaring nelayan itu sudah ditarik ke atas.
Ariel terpuruk selama berhari-hari, ia yakin kalau Flounder pasti sudah digoreng nelayan itu. Hingga sebuah ide hebat terlintas di kepalanya, dengan otak cerdasnya yang menurun dari Raja Triton serta fasilitas lengkap dari kerajaan laut modern, Ariel berubah dari gadis kecil cengeng menjadi gadis kecil yang suka bereksperimen.
Kehidupan duyung di sini terlihat normal, ada gravitasi dalam air yang membuat benda tidak mengapung, keberadaan Atlantica yang tersembunyi dari pengelihatan manusia, dan bisa merubah manusia jadi duyung ataupun sebaliknya. Tentu saja semua itu karena kekuatan ajaib ayahnya serta penduduk Atlantica.
Bagaimana dengan dunia manusia? Apa kehidupan mereka lebih modern dari Atlantica? Atau bahkan lebih tertinggal? Apa manusia juga punya kekuatan ajaib? Karena itu, Ariel begitu penasaran dan mempelajari buku-buku tentang aktivitas di daratan. Banyak hal sudah terjawab setelah kedatangan Durio.
Aksi kejar-kejaran mereka berakhir setelah buku tebal berhasil mendarat indah di jidat Ariel yang tak sengaja menengok ke belakang.
Ariel memacu ekor duyungnya dengan cepat menuju pusat kesehatan, tak jauh dari istana.
Setelah bertanya ruang perawatan manusia yang diselamatkan itu pada resepsionis, Ariel tersenyum lalu bergegas mencari ruangan yang dimaksud.
Tanpa mengetuk, Ariel langsung membuka pintu dan membuat orang yang di dalam terkejut. Namun, Ariel lebih terkejut dan memekik senang. Ariel memandang manusia laki-laki yang duduk di ranjang rawat seakan-akan ingin menelannya bulat-bulat. Mengabaikan keberadaan ayah dan pengawal istana.
Laki-laki itu mengernyit menatap gadis kecil yang senyumnya lebih ke menyeringai.
"Ariel?! Oh, tidak, jangan lagi, Ayah tidak akan menyetujui rencana apapun di otak kecilmu itu. Jangan merencanakan hal-hal aneh lagi, ya?"
"Ayah."
"Iya?" Raja Triton menatap gadis kecilnya yang tidak berpaling dari manusia itu.
"Kurasa aku sedang merasakan apa yang biasa manusia sebut dengan 'cinta pandangan pertama'." Ariel tersenyum semakin lebar, membuat laki-laki yang dipandangnya sedikit bergidik.
"Eh, apa?! Tidak Ariel. Kamu masih 10 tahun dan jangan terlalu banyak tanya pada Durio. Sejak kapan kamu mempelajari kebiasaan manusia?" Raja Triton memegang pundak Ariel dan mendorong gadis itu ke luar kamar inap.
Ariel masih menengok ke arah manusia yang menatap bingung pada Ariel. "Eyes on you!" ucapnya sebelum benar-benar keluar.
Sampai di istana, Raja Triton duduk bersama Ariel di sofa ruang tengah, Flounder yang nampaknya sudah tidak kesal lagi juga ikut mendengarkan.
"Siapa namanya, Yah?" tanya Ariel saat ayahnya baru membuka mulut untuk bicara.
Raja Triton menghela napas, sejak Ratu Athena atau ibunya Ariel meninggal 5 tahun lalu, rasa penasaran Ariel semakin besar, bahkan pelayan istana kewalahan menjawab pertanyaan Ariel. Jika merasa tidak puas, Ariel akan mencari tahu sendiri. Setelah kedatangan Durio, Raja Triton bisa sedikit lega, Ariel tidak lagi keluyuran ke luar istana.
"Namanya Eric dan dia masih sedikit linglung."
"Wow, aku akan menemuinya besok bersama Durio, dia mungkin mengenal laki-laki itu." ucap Ariel dengan sorot bahagia.
Raja Triton ingin melarang, takut Ariel akan merusuhi manusia itu seperti yang biasa ia lakukan. Namun, otak anaknya memang cerdas, terlepas ia menggunakannya untuk kepuasannya sendiri.
"Baiklah, tapi jangan minta Ayah untuk menuruti keinginan anehmu lagi dan jangan ganggu dia." Raja Triton bangkit lalu pergi ke ruangannya.
"Ay ay! Ayah!"
OoO

FUTURISTIC FEBRUARY 2021Donde viven las historias. Descúbrelo ahora