Peserta 6

114 8 0
                                    

Suara keras deburan ombak memecah karang, menjadi musik alami yang mengiringi nyanyian laut.

Di salah satu karang yang menyembul dari permukaan air, tampak seorang gadis berambut panjang sebatas punggung sedang menengadah menatap bulan purnama, dengan tubuh bagian bawah masih terendam di air.

Mulutnya bergerak, mengeluarkan suara lembut dan merdu,selaras dengan deburan ombak memecah karang.

Di kejauhan sana, ia melihat gemerlap lampu dari sebuah kapal pesiar yang berlayar di sekitar sana sejak beberapa waktu lalu.

Perairan ini sepi, lokasinya terlalu sulit dilalui oleh kapal atau perahu yang berukuran besar, letaknya juga cukup jauh dari pemukiman penduduk. Maka tak heran jika sang gadis cukup terkejut mendapati sebuah kapal pesiar mendatangi tempat ini.

Kembali memandang ke atas, di antara gumpalan awan yang siap menyelimuti bulan purnama, terdapat kilatan cahaya yang semakin lama semakin intens.

Apa mereka tidak tahu jika badai akan segera datang?

Sang gadis hanya menyaksikan dari kejauhan, saat ada sosok melangkah ke buritan kapal. Entah kenapa, seperti tertarik oleh gravitasi tak kasat mata, sang gadis tak bisa mengalihkan pandangan.

Gadis itu berenang mendekat, ingin melihat sosok yang menarik perhatiannya dengan lebih jelas. Setelah mendapat jarak yang dirasa sesuai, sang gadis menyembulkan kepalanya ke permukaan air. Tanpa sadar pandangan mereka bertemu.

Pada saat yang sama, tiba-tiba angin berembus tak bersahabat, hujan juga turun dengan lebat, disertai gelombang tinggi yang menyapu sekitar. Termasuk kapal pesiar yang kurang persiapan.

Badan kapal terguncang cukup keras, sosok pemuda yang berdiri terpana di buritan kapal tak bisa mencegah saat tubuhnya terpental ke laut.

Nahkoda kapal segera menghidupkan mesin kapal yang beberapa saat lalu sempat dimatikan, baling-baling mulai berputar untuk menjaga keseimbangan kapal serta bersiap membawa mereka ke tempat yang lebih aman. Tanpa tahu jika seseorang telah menghilang.

Arus pusaran air berubah, efek badai dan baling-baling kapal, menyeret sang pemuda semakin dalam tanpa ada kesempatan untuk menarik dirinya sendiri ke permukaan.

Paru-parunya terasa akan meledak, air laut perlahan mulai masuk ke dalam rongga dadanya, menggeser pasokan oksigen.

Gelombang besar datang sekali lagi, menghempaskan tubuh pemuda itu sekali lagi, menghantam sesuatu yang keras, menjebol seluruh persedian udaranya dalam sekali hentakan.

Sang gadis di dalam air sempat tertegun beberapa saat sebelum menyadari apa yang sedang terjadi di depannya. Ia hanya tahu jika sang pemuda telah terpental ke laut saat hempasan gelombang pertama yang cukup keras.

Gadis itu menunggu beberapa saat, namun menyadari jika sudah cukup lama sang pemuda belum tampak. Kapal pesiar bahkan sudah mulai pergi dari tempat itu, merangkak penuh usaha di tengah amukan badai.

Merasa ada yang salah, ia tahu pasti seperti apa arus saat badai seperti ini. Akan sangat sulit bagi seorang manusia untuk bisa bertahan, bagi yang sudah terlatih sekalipun.

Menyelam kembali, ia berusaha menemukan sosok sang pemuda. Beberapa meter darinya, tampak tubuh yang tengah berjuang melawan arus yang menyeretnya semakin mendekati baling-baling kapal.

Terjadi pergolakan dalam hatinya. Ia tahu jika tidak seharusnya ia menampakkan diri ke hadapan manusia—walau ia telah melanggarnya beberapa waktu lalu—di sisi lain, ia tidak mungkin mengabaikan seseorang yang sedang membutuhkan bantuan.

Perjuangan pemuda tersebut semakin melemah, tak ada waktu lagi untuk berpikir keras. Menyentakkan tubuh bagian bawahnya untuk membelah arus yang kuat, berusaha menggapai tubuh sang pemuda yang mulai kehilangan kesadaran.

FUTURISTIC FEBRUARY 2021Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt