||24||

1.6K 451 222
                                    

Terkepung. Daniel berdiri di tempat dengan kebingungan nya memutuskan taktik apa yang memungkinkan ia bisa meloloskan diri.

Dia pikir, mereka, dua anak kost yang masing-masing menghadang dua jalur lorong akan langsung menyerang nya bersamaan.

Namun, justru hanya mematung tak bergerak. Jarak antara Daniel dengan keduanya hanya sekitaran lima meteran.

Bentar, lagian ini masih abu-abu. Belum tentu kan mereka berpihak pada kubu yang salah.

Bisa jadi keduanya ingin membantu Daniel cuma malu-malu meow mau bilang.

Nggak bisa masuk di nalar. Mereka bagian dari penghuni kost. Masa iya diam di saat hampir seluruh anak-anak kost dilanda hal mengerikan begini.

Dan senjata yang mereka pegang, pistol sama ... pisau. Ah, itu buat melawan Si Peneror.

Daniel cuma ingin berpikir positif.

"Oi ... Oi ... Oi ... Abang-Abang ku sekalian!" Seruan Daniel menggema di sepanjang lorong yang sekarang hawa nya terasa makin nggak mengenakkan.

Toleh ke sisi kiri nya, Daniel berkata lantang, "Oi ... Bang Geonu! Lo pasti mau nolong gue kan? Iya kan? Kan? Kan? Ngaku aja nggak apa-apa, malu nya dibuang. Gue akan menyambut dengan antusias kok." Bicara Daniel dibuat-buat seimut mungkin.

Tak ada sahutan maupun pergerakkan dari Geonu. Sangat ganjil.

Cowok itu diam seperti batu membuat Daniel merinding takut.

Haaahhh ... Tiupan hangat mengenai leher belakang Daniel. Cowok itu terpaku cukup lama.

Sepertinya ada seseorang yang berdiri di sampingnya.

Daniel belum berani memalingkan wajah. Tatapannya berpatok pada posisi Geonu yang bergeming di sana.

Lirik-lirik, yang Daniel lihat. Kulit yang pucat.

Menghirup napas dalam-dalam. Daniel telah menarik kesimpulan dari situasi yang terjadi.

Feeling nya, ini nggak baik.

PLAK!

!::*;'¦^¡°~\÷;'×°¬^

















Berkat sandal selop nya, Daniel bisa kabur. Ternyata ada manfaatnya juga benda itu selain buat nyaman kaki.

Grep! Pergelangan kaki Daniel dicengkeram kuat. Alhasil Daniel jatuh tersungkur.

Ia meringis. Handphone nya lepas dari genggaman. Tergeletak jauh dari jangkauan.

Daniel menilik ke belakang, bersamaan dengan cahaya petir, dia dapati muka Taeyong saat menyeringai. Efek merah dari tamparan maut selop tadi tercetak di pipi nya.

Benar-benar horor.

Berusaha keras membebaskan kakinya, tapi Taeyong kian mengeratkan pegangannya.

Sekarang Daniel ketar-ketir. Dia saat itu juga Geonu terus mendekat dan mendekat.

Entah ingin berbaik hati membantu Daniel atau malah kebalikannya.

"Jauhin pisau itu! Gue bilang jauhin!" Bentak Daniel, namun Taeyong tak mengindahkan.

Dia seperti mempermainkan Daniel dengan wajah konyolnya yang menjengkelkan.

"Heheheheh ...." Kekeh Taeyong.

Daniel geram. "Ketawa lagi! Nggak ada yang lucu. Ini horor bukan komedi, bego!!"

KOST LAND ||KAMAR 13||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang