||11||

3.6K 805 234
                                    

"Kasihan, ya, B? "

"Kenapa?" Jimin yang ingin menyesap kopi susunya melirik sekilas Geonu.

"Kedinginan."

Dibuat bingung, alis Youngbin menekuk. "Kok, bisa?"

Geonu menatap kedua temannya secara bergantian dengan pandangan sulit dijabarkan.

"Kan kehimpit sama AC."

Dia curi cangkir yang dipegang Jimin. Lalu mengisapnya sekali sambil sedikit terkekeh geli melihat ekspresi dongonya Jimin dan Youngbin.

"Anjir, kirain apaan!! Udah tegang duluan gue!" Youngbin berseru lega. Sandalnya mengudara setelah sukses lepas landas dari batok kepala Geonu.

Plak!

Beda lagi kalau Jimin. Masih sibuk memproses di mana letak kelucuan dari kalimat yang Geonu ucap.

"HIYAHIYAHIYA! LUCU BANGET!"

Syukurlah. Habis dua abad, dua windu, dua tahun perjalanan, Jimin akhirnya paham juga. Dia cabut satu per satu batang-batang bulu yang tumbuh lebat, subur, dan sehat di betis Geonu. Sebuah bentuk apresiasi akan keberhasilannya dalam bergoblok ria.

"TIDAAKKK! Gue laporin lu ke kantor kecamatan atas tindak kejahatan mencuri bulu kaki tanpa seizin si pemilik dan penyiksaan!!" ancam Geonu histeris. Dia menendang-nendang berusaha melepas diri.

"Laporin aja sono, lo enggak tahu aja buyut gue mantan intelijen negara," balas Jimin makin bernafsu sama pekerjaan barunya. Pembasmi bulu kaki.

Keseringan latihan main parkour bareng Sungchul, melompat, merayap, menggelindingkan badan dari tembok-tembok pembatas gedung kost-kostan memberikan manfaat besar. Dia lebih kuat. Geonu kalah telak, yang bisa dilakukan cuman,

"SAKIT, BEGO, GOVLOK, BANGKE, ANYING LO!!"

Maaf, kasar. Geonu lepas kendali. Dan Youngbin hanya bisa menonton sambil menikmati kopi susu.

"Tak disangka aku hidup dalam lingkup human-human goblok." Dia geleng-geleng sabar. Sekilas Youngbin menangkap gelagat aneh.

"Nyapunya yang bersih, adek ganteng. Jodoh lo burikan, mampus. Tuh, di sebelah sana masih kotor. Di bawah pohon jambu, di depan gerbang juga!"

Youngbin memerintah bak mandor, nunjuk-nunjuk songong. Anak baru yang kali ini jadi korban hanya mampu memegang dada nahan emosi. Badannya berbalik, dia lempar senyum termanis se-Bikini Bottom.

"Iya, Abang Youngbin yang nggak kalah ganteng. Sunoo jadi gemes, deh, mau nyubit ubun-ubunnya Abang." Sunoo nutup muka pura-pura muntah, begitu tatap mata sama Youngbin dia kembali tersenyum sumringah.

"Jangan berani lo sama gue. Anak baru harus nurut sama yang diperintah. Si Jaebeom tuh temen lo, baru sehari udah ngelanggar aja. Nggak tau diri," ujar Youngbin sinis dibumbui umpatan halus.

Mendengar Abang terbaeknya disebut negatif, Sunoo naik darah. Eratannya pada gagang sapu kian kuat. Namun, ia tahu diri. Berakhir ditampung dalam hati, tak mau dilampiaskan.

"Lanjut nyapunya! Jangan bengong mulu, kemasukan demit, kita juga yang repot!" semprot Jimin yang kini tengah membokongi perut Geonu.

"Minggir, sarap! Nggak bisa napas!"
Jimin meringis saat pantatnya nyusruk. Ngakaknya Youngbin memperlihatkan jelas kalau dia teman laknat. Geonu bangun menepuk kolornya yang sedikit kotor, menempatkan diri duduk di samping Youngbin.

KOST LAND ||KAMAR 13||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang