||13||

3.1K 707 141
                                    

Siang ini matahari lagi percaya dirinya pamer diri. Beda dari pagi tadi, langit dominan warna abu-abu dibarengi rintikkan hujan. Panasnya udara cocok buat leha-leha santai sambil nonton acara kepo-kepo urusan artis bumi. Nikmat tambah gila ditemani cemplungan es batu di larutan teh gelas. Tapi semua itu cuman jadi angan-angan belaka bagi Sunoo. Frekuensi jantungnya memompa darah kian meningkat tiap detik jam berputar. Dia terguncang kaget. Menyesal, kalau tahu begini nggak akan dia nyelonong masuk ke kamar orang. Salahkan kenapa rasa penasarannya lebih menang.

"Mau lari kemana lo?!?"

"Nggak usah kabur! Kerjaan lo belum kelar!!"

Geonu dan Youngbin datang, memblokir pintu. Mereka pasang ekspresi menyeramkan bin sangar. Untuk Sunoo itu bukan apa-apa dibanding penampakkan di tembok kamar.

Sunoo dilanda ketakutan, nggak mampu untuk bercakap. Bibir bawah dia gigit dengan gusar. Youngbin merengut jidat, nggak lama kemudian matanya yang sejak lahir udah lebar tambah berkibar sejauh setengah mili meter.

"L-lo yang buat ini, kan?!? Ngaku nggak lo?!?" Youngbin menunjuk-nunjuk Sunoo syok. Sunoo menangkis tuduhan berupa gelengan cepat. Dia aja baru beberapa saat di sana.

"Nggak boleh menuduh seseorang tanpa bukti! Nggak baik, Bang! Hukumnya berat, kepleset terus gelinding dari tangga, batok jidat benjol keplatuk tiang jemuran!"

Omongan Sunoo fatal, seriusan dia spontan nyerocos tanpa mikir akibat yang dia dapat nanti. Tangkas, Sunoo nutup mulut, Youngbin lebih duluan mendelik nggak terima.

Bagai detektif jadi-jadian, Geonu mencoba menganalisis. Fokus memperhatikan dengan teliti tulisan merah di dinding.

"Ada yang mati, HJ," ejanya pelan. Serasa nggak asing masuk ke kuping Geonu.

"Ini bukannya kamar Jaeho, ya?" celetuk Youngbin. Sunoo merinding, lirikan tajam Youngbin nggak lepas darinya.

"Iya. Dan dia masih aja keras kepala melihara burung gagak di kostan. Padahal udah diancem sama Bang Yoongi," sahut Geonu. Dia jalan dekatin sarang besi di pojokkan kamar. Dalamnya masih ada burung hitam yang nangkring nggak bergerak sedikitpun. Bahkan matanya merem. Geonu merasa aneh. Bener apa yang ganjal di otaknya, saat tangan dia masuk dorong pelan badan berbulu hitam, burung gagak itu tergeletak jatuh.

"Udah mati."

Yang horor-horor begini bukan bidang Sunoo. Nggak like dia. Ingatannya dipaksa muter kejadian waktu itu. TKP yang sama dengan tempat saat ini dia pijak. Sunoo bergidik jijik ft. ngeri. Pingin banget dia buang sejauh Pluto dan Konoha.

"HJ, teh saha?" tanya Youngbin yang malah dibalas Geonu sama idikkan bahu. Lihat tampang ngenes Sunoo natap raga burung gagak, ada setitik ingatan yang masuk di kepala Geonu. Masih samar tapi.

Mata Youngbin nyambung lagi ke presensi Sunoo. "Eh, lo si jiwa Princess Disney! Ngapain lu seenaknya masuk ke kamar orang?!? Mau nyuri, kan, lo?!?"

"Enggak! Enak aja! Bisa nggak, nggak usah nuduh-nuduh orang?!?" sergah Sunoo sengit. Kelihatan kalau dia udak muak dengan tudingan-tudingan yang Youngbin semprotkan.

Geonu buang muka keluar jendela balkon. Dari situ ia gampang menonton keadaan di halaman luar. Lagi-lagi merekam jelas peristiwa di mana dua anak yang terobsesi ingin menang sendri menggeret kasar seseorang masuk ke, gudang.

"Lucu, masih kecil mainnya udah licik-licikkan." Kepala Geonu goyang kekiri-kekanan, mirip Ondel-Ondel. "Terkejeod Pangeran Geonu yang tampan membahana terpancar luas keluar galaksi tanpa ada yang menyandingi." Rambutnya terkibas seksi. Sawan Geonu kumat.

KOST LAND ||KAMAR 13||Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ