08. Without You | Mingyu

151 19 11
                                    

Chapter depan selingan dikit ya

Pengen nulis 96L Mafia!Au / Crime!AU :'3

Biar ga bosen genre drama terus :'>


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh astaga."

Baru melangkah masuk, stres seketika melanda benak Mingyu kala mendapati apa yang ada di hadapannya: tv masih menyala tanpa ada siapa-siapa, bungkus sisa camilan serta gelas-gelas kosong tergeletak di meja tengah, sepatu berserakan di dekat pintu, jaket dan kemeja tersebar di segala sudut ruangan, juga barang-barang kecil seperti aksesoris pun memenuhi semua permukaan yang memungkinkan. Rasa tegang seketika menyerang leher pemuda Kim itu, membuatnya memijat tengkuk ringan sambil mengernyit dalam.

Ia ingat betul, tiga jam yang lalu sebelum pergi untuk melakukan meeting dengan tim kreatif agensi, dirinya sudah memastikan dorm bersih. Sebersih-bersihnya. Serapi-rapinya. Tapi ... apa-apaan ini?

Pemuda Kim itu mendengus. Tak ada gunanya jika ia hanya meratapi kekacauan ini. Tidak akan ada yang berubah.

Sejenak ia melirik ke arah jarum jam yang terpasang di dekat tv. Sebelas malam. Tak masalah, dia akan menyelesaikan ini dengan cepat agar bisa tidur lebih nyenyak.

Alhasil, Mingyu meletakkan tas selempangnya di tepian lorong masuk, berikut dengan mantel hitam yang dikenakannya. Ia menggulung lengan panjang dari kaus putih itu, lantas berjongkok guna merapikan sepatu-sepatu di sana. Ia dengan cekatan memilah mana yang lebih sering dipakai oleh para anggota, mana yang tidak. Sebagian Mingyu biarkan di sana, sebagian lagi dimasukkan ke dalam rak yang tersedia.

Selesai. Sekarang—

"Oh, sudah pulang, Gyu?"

Mingyu mendelik melihat Seungcheol dengan santainya melintas di hadapannya, menendang hoodie—entah milik siapa—yang menghalangi jalan hanya untuk mengambil keripik kentang yang tersisa di meja ruang tengah. Pria yang lebih tua dua tahun darinya itu menoleh—mungkin karena merasakan tatapan Mingyu yang terlalu menusuk—kemudian menyodorkan bungkus keripik kentang di tangannya. "Mau?"

Mingyu mendengus. Lagi. Ia lelah, membuat dirinya enggan untuk meledak. Kepala pemuda Kim itu pun menggeleng. Dirinya memungut barang-barang pribadinya, lantas berjalan melewati Seungcheol. "Apa tadi ada acara di sini, Hyung?" tanya Mingyu selagi berjalan menuju kamarnya. Ia mengembuskan napas lega mendapati kamar itu masih aman. Wonwoo—yang saat ini hanya melambaikan tangan tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputernya—benar-benar mendukung kesepakatan soal kerapian kamar mereka.

"Hanya nonton film bersama," jawab Seungcheol dari titik yang sama. "Bagaimana rapatnya?"

"Lancar." Mingyu menutup pintu kamar dari luar. Kaki jenjangnya melangkah kembali ke ruang tengah, meraih tong sampah besar di sisi ruangan yang lain, lantas mulai memungut sampah-sampah yang ada. Seungcheol masih di sana, berdiri di dekatnya sambil menonton tayangan di tv—yang entah sedang membahas apa—sambil melahap keripiknya sekaligus menggumamkan sesuatu. Melihat itu, Mingyu kembali membuka suara, "Hyung—"

[⏸️] Fallin' Flower | Seventeen Oneshot(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang