03. Still Lonely | Hoshi

286 34 10
                                    

Akhir-akhir ini Chii ngerasa agak insecure soal banyak hal, salah satunya soal tulisan.

Tapi secara teoritis, Chii paham, kalau gaada yg namanya 'tulisan sempurna'

Jadi, izinkan Chii berkembang bersama kalian ^^


Semoga tulisan ini masih bisa diterima ^^

Enjoy~

Dentingan cukup kuat tercipta dari dasar gelas yang beradu dengan permukaan meja kayu di sana—sebuah kedai minum pada salah satu gang sepi di tepian kota Seoul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dentingan cukup kuat tercipta dari dasar gelas yang beradu dengan permukaan meja kayu di sana—sebuah kedai minum pada salah satu gang sepi di tepian kota Seoul. Kwon Soonyoung, dialah menjadi dalang atas suara itu.

Usai meneguk cairan bening yang semula tertampung di dalam wadah kaca mungil di sana, desisan tipis dilontarkannya. Rasa hangat dari alkohol yang menjalar dalam kerongkongan terasa begitu kontras dengan tiupan dingin dari celah-celah dinding terpal kedai, mengganggu kemampuannya untuk tetap duduk tegap berhadapan dengan dinding bata.

Sejenak pria Kwon itu melirik sekilas ke meja-meja yang ada di belakangnya, tampaklah tiga orang laki-laki yang menjadi pengunjung selain dirinya di tempat ini. Ketiganya terlihat berusia tak jauh berbeda dari Soonyoung, mungkin beberapa tahun di bawah? Anak kuliahan, sepertinya. Mereka semua terlihat asik dengan interaksi mereka sendiri; bercanda, tertawa, pura-pura marah, bahkan berakhir dengan adu cepat menenggak soju sebotol.

Bibir tipis itu menyeringai. Miris.

Soonyoung kembali melemparkan pandangannya ke permukaan meja yang kini dihias oleh tiga botol kosong soju, satu gelas kaca kecil, juga botol lain yang kini tersisa setengahnya saja. Keberadaan jam dinding yang terpajang di sisi ia menghadap, menyadarkannya bahwa sebentar lagi matahari akan terbit.

Ah, sudah berapa jam ia lewatkan begitu saja di tempat ini?

Jemari Soonyoung meraih tepian tudung hoodie-nya di puncak kepala, menariknya turun hingga menutupi mata agar tak ada yang menyadari warna rambut artifisialnya—yang akan terlihat terlalu mencolok untuk daerah ini. Obrolan ringan nyaris terkesan konyol dari meja tetangga kembali menyusup ke dalam telinganya tanpa diminta, mengundang perasaan geli bercampur iri itu datang lagi.

Begini, apakah kalian pernah merasakan sesuatu yang memancing kalian menjauh dari semua orang, tetapi di hati kecil, kalian butuh seseorang yang mau mendengarkan?

Kontras dan bertolak belakang memang. Namun, itulah yang dialami Soonyoung sekarang. Ia lelah. Ia butuh jeda. Seorang diri, hanya dia dan bayangannya. Akan tetapi, suasana yang disangka dibutuhkannya, justru memancing timbulnya perasaan sepi yang terus menghantui.

Tak bisa dipahami? Sayang, tetapi memang begitu nyatanya.

Soonyoung melipat tangan kirinya, menjadikan bagian itu sebagai tumpuan kepalanya di atas meja sementara tangan kanannya sibuk memainkan gelas bening yang masih kosong. Dingin. Itu yang dirasakan sang pemuda Kwon tatkala jemarinya menyentuh bibir gelas. Menghela napas panjang, botol soju yang tinggal setengah diraihnya, lantas dimiringkan guna kembali mengisi gelas mungil itu.

[⏸️] Fallin' Flower | Seventeen Oneshot(s)Where stories live. Discover now