05. Kidult | Jun

176 22 11
                                    

it might be sounds annoying, but, entah kenapa, makin ke sini Chii makin ga pede sama tulisan sendiri :'

/sorry, just need someone to talk to


ANYWAY

Enjoy~


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Langit cerah. Angin sejuk. Kesendirian yang nyaman.

Tiga kombinasi itu sudah lebih dari cukup bagi seorang Wen Junhui untuk menghabiskan waktu yang tersisa di atap gedung penyiaran ternama Seoul tanpa gangguan. Sendirian. Hanya ia dan bayangannya.

Sempurna.

Kaki-kaki panjang Jun melangkah mendekati tepian area rooftop usai beberapa detik dihabiskan menatap langit pagi hari. Dengan gerakan tegas, kedua tangan itu meraih pagar pembatas, seketika pandangannya disambut oleh jalan raya Seoul yang cukup padat. Semakin terfokus pada pemandangan itu, semakin kentara pula bunyi klakson serta deru mesin yang ditimbulkan kendaraan-kendaraan dua puluh lantai di bawah sana. Menyadarinya, genggaman Jun pada pagar pembatas menguat. Jalanan sudah nyaris melewati puncak arusnya, ini adalah kesempatan yang ia butuhkan.

Sekali lagi, Wen muda mengedarkan pandangan ke seluruh lantai. Masih kosong. Hanya beberapa susun kardus di pojok lainnya tanpa ada tanda-tanda orang lain. Aman.

Bibir pemuda itu menipis, mengatup kuat dengan kepala yang sibuk menimbang keputusan. Memang, ini waktu yang sempurna untuk menjalankan rencananya. Namun, apakah ini memang harus dilakukan? Bagaimana kalau setelahnya, Jun menyesal? Bagaimana kalau hal ini membuat orang-orang memiliki penilaian yang buruk terhadap timnya?

Jun menggeleng ribut, menepis semua pemikiran deras yang mengacaukan isi kepalanya. Ini yang ia inginkan. Ini yang ingin ia lakukan. Dan ini waktu yang tepat untuk mewujudkan keinginannya. Tidak ada yang bisa menjamin kondisi ini akan tetap ada beberapa menit berikutnya. Waktunya terbatas.

Sekarang, atau tidak sama sekali.

Jun memantapkan hati. Kedua matanya terpejam. Cengkeraman pada pagar pembatas makin menguat. Dadanya mengembang, terisi oleh oksigen perkotaan yang membuat adrenalinnya memuncak. Kaki-kakinya berjinjit hingga pagar pembatas berada setara dengan perut lelaki Wen itu.

Sedetik kemudian, tubuhnya membungkuk cepat, menyebabkan bagian atas badan tinggi Jun berada di luar pagar pembatas dan—

"DASAR MAKHLUK SIALAN! MULUT EMBER! KUSIRAM KUAH HOT POT SUPER DUPER MEGA PEDAS BARU TAU RASA! MENYEBALKAAAAAAAN!!!"

Oh, betapa leganya perasaan Wen Junhui setelah meneriakkan hal itu. Fyuh.

Dada Jun kembang-kempis akibat ledakan emosinya. Segala kekesalan yang tersimpan satu jam terakhir akhirnya terbuang di langit Kota Seoul, meninggalkan dirinya yang mengatur napas akibat teriakan panjang yang terucap kurang dari empat detik dalam bahasa mandarin.

[⏸️] Fallin' Flower | Seventeen Oneshot(s)Where stories live. Discover now