•Dzuhur•

572 42 17
                                    

Sholatlah meski kamu belum baik, karena kita butuh sholat bukan sholat yang butuh kita.

°Diam dan Rasa°
grsnrindu

•••

Bel istirahat kedua sudah berbunyi, yang tandanya waktu sholat dzuhur sudah masuk, semua siswa dan siswi yang tidak berhalangan berhamburan keluar kelas menuju mushola.

Ilyas merapikan buku Biologi nya yang berserakan di atas meja, ada buku paket, buku catatan dan juga buku latihanya beserta alat tulis lainya, ia memasukanya kedalam tas, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu kelas.

"Oii cepetan sholat!" ujar Ilyas kepada tiga orang temanya yang masih duduk di bangku mereka, ada Rio yang memainkan ponselnya, lalu Ihsan yang bersiap berjalan menuju Ilyas dan ada Nino yang masih sibuk dengan mimpinya, dia tertidur.

"Eh ayo sholat, Ri udah main hp nya, ini lagi si Nino malah tidur" ujar Ihsan menepuk pipi Nino.

"Kalian duluan aja, ntar gue sama Rio nyusul" ujar Nino yang masih menutup matanya.

Allahu Akbar Allahu Akbar

Kumandang adzan sudah terdengar dari mushola sekolah, Ilyas menghampiri sahabatnya ini.

"Eeh kalian mau sholat kapan? Jangan nunda sholat! Udah buru kita ke mushola, udah adzan noh" ujar Ilyas tegas.

"Iya Il, ntar kita nyusul, lo liat sendiri kan gue kayak gimana, udah ntar gue sholat" ujar Rio masih sibuk dengan ponselnya.

"Lo inget ini gak? Sholatlah meski kamu belum baik! Karena kita butuh sholat bukan sholat yang butuh kita! Kalo kita udah kehilangan sholat ntar kita bakal kehilangan semuanya! Lo berdua mau kehilangan semuanya? Enggak kan? Kalo gitu ayo sholat!" jelas Ilyas tegas yang diangguki oleh Ihsan.

"Iya iya kita sholat" ujar Rio dan Nino serempak, mereka berdiri dan mulai berjalan keluar kelas.

"Nah gitu dong, kalian harus dipaksa biar terbiasa, gue gak mau sahabat gue berbeda arah, lagian kan kita udah ada prinsip mau hijrah bareng" jelas Ihsan mengikuti langkah sahabatnya.

"Bener tuh, inget!" tambah Ilyas.

"Kalian memang sahabat kita yang paling pengertian" ujar Nino merangkul mereka.

Mereka ber empat tertawa sambil terus melangkahkan kaki menuju mushola.

Sholat dzuhur berjama'ah sudah selesai dan siswa siswi serta guru yang ikut sholat berjama'ah mulai berjalan keluar mushola.

Alfi dan ketiga sahabatnya berjalan menuju kelas mereka dengan mukena masing-masing di tangan mereka.

Saat melewati lapangan basket mereka berpapasan dengan Ilyas dan ke tiga sahabatnya yang sedang bermain basket dengan beberapa orang lainya.

Ilyas dan Alfi saling mengangguk dan tersenyum.

"Eh ada Jia nih" sahut Nino saat melihat Zia yang hanya dibalas senyum oleh Zia.

"Astaghfirullah" lirih Alfi dan Ilyas bersamaan yang tak mereka sadari.

"Ha-hai Enzi" sapa Rio terbata, ya mereka sudah tau bahwa Rio menyukai Enzi.

"Iya Hallo, udah yuk guys kita ke kelas" ujar Enzi cuek, Enzi tak menyukai Rio melainkan ia menyukai si kalem Ihsan.

Di kelas XII IPA 1 tengah tak ada guru, karena guru yang bersangkutan sedang keluar jadi mereka hanya di tinggalkan tugas.

"Eh gue dari tadi pen ngomong ama kalian" ujar Rio yang duduk di belakang Ilyas dan Nino.

"Apaan?" tanya Ilyas, Nino dan Ihsan serentak.

"Jadi gini, gue kan sering bat liatin lo ama Alfi udah lama banget" ujar Rio yang membuat mereka mengernyit bingung apalagi Ilyas yang ditunjuk Rio.

"Maksud lo apa?" tanya Ilyas.

"Gue liat ya, si Alfi kayaknya suka ama lo deh Il" jelas Rio menatap serius Ilyas. Ilyas, Nino dan Ihsan saling pandang lalu tertawa yang membuat Rio kebingungan.

"Kalian kok ketawa? Gak percaya?"

"Lu bilang Alfi suka Ilyas?" tanya Nino yang masih tertawa yang hanya dibalas anggukan oleh Rio.

"boro-boro kite percaya, lu aja kagak tau Enzi suka apa kagak ame lu" lanjut Nino kembali disambut tawa oleh Ilyas dan Ihsan.

"Ini serius woi, kalo Enzi mah emang susah liatnya, tapi ya udah kalo kalian gak percaya, selow" ujar Rio menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Tapi kalo menurut lo gimana Il?" tanya Nino kala tawa mereka sudah berhenti.

"Eh, gak tau juga, perasaan gue dia biasa aja ke gue" ujar Ilyas merapikan dasinya.

Mereka menghentikan pembicaraan mereka karena seorang guru memasuki kelas.

°°°

Sehabis sholat isya, Ilyas memilih duduk di kursi taman belakang rumahnya sambil memainkan gitarnya dan melantunkan sholawat.

"Astaghfirullah" lirih Ilyas saat bayangan seorang gadis berhijab syar'i itu melintas di pikirannya begitu saja.

Ilyas menghentikan aktifitasnya, kemudian beristighfar kembali dan menatap langit malam yang bertabur bintang.

"Alfi kayaknya suka ama lo deh Il"

"Alfi kayaknya suka ama lo deh Il"

"Alfi kayaknya suka ama lo deh Il"

Ucapan Rio tadi siang terus terngiang di telinga Ilyas, bersamaan dengan sikap Alfi kepadanya selama ini.

Ilyas mengacak rambutnya prustasi, kembali beristighfar lalu berjalan masuk menuju kamarnya.

"Ada apa ini? Kenapa dia terus muncul? Ucapan Si Rio terngiang mulu lagi" lirihnya berbaring di atas kasur berbalut bedcover berwarna abu-abu tua sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Astaghfirullah" ucap Ilyas mengusap wajahnya, bangkit dari posisinya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil whudu' dan mulai mengistirahatkan tubuhnya.

•••

Gimana sama part yang ini?
Seru gak?
Next ya?
Makasih buat yang udah baca🙏
Jangan lupa votte dan komenya yah ^^

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang