•Alun-alun•

174 7 2
                                    

°Diam dan Rasa°
grsnrindu

•••

Sore ini Alfi tengah menunggu Ilyas pulang dari kantor, ia ingin mengajak suaminya itu makan malam di luar hari ini. Karena siang tadi Alfi dan Bagas menghabiskan waktu di toko kue, jadi ia tak sempat memasak untuk makan malam.

"Assalamu'alaikum, Abi pulang." Ucapan salam yang sedari tadi di tunggu oleh Alfi akhirnya terdengar jelas di telinganya.

Alfi segera membuka pintu utama dengan hati yang begitu senang, sama seperti biasanya kala ia menunggu suaminya pulang kerja.

"Waalaikumsalam," jawab salam Alfi mengecup punggung tangan Ilyas. Ilyas langsung balas mengecup dahi Alfi dengan senyum manisnya.

"Abi!!" Teriakan itu tentu saja berasal dari bocah lelaki yang sekarang sudah berusia 19 bulan, ia sudah bisa berjalan dan berlari meski masih tertatih-tatih.

Ilyas tersenyum melihat putranya yang sedikit berlari untuk menghampirinya dengan mainan mobil-mobilan di tangan kanannya. Lelaki itu segera menggendong putranya lalu menciumi pipi gembulnya setelah bocah itu mengecup punggung tangan Ilyas.

"Bi?" Panggil Alfi saat mereka sudah duduk di sofa.

"Hm? Kenapa Mi?"

"Kalo hari ini kita makan malam di luar gimana Bi?"

"Boleh aja sih, Umi mau makan dimana?"

"Di tempat ayam geprek yang biasanya itu gimana Bi? Soalnya Umi gak sempat masak tadi," usul dan jelas Alfi tersenyum.

"Ide bagus Mi, udah lama juga kita gak kesana kan?" Alfi mengangguk mendengar pertanyaan suaminya itu.

"Gimana toko kue hari ini Mi? Rame gak?" Lanjut Ilyas bertanya.

"Alhamdulillah Bi, makanya tadi Umi sama Bagas pulangnya agak sore."

"Alhamdulillah ya Mi, semoga usahanya makin berkembang dan di kenal banyak orang," ucap Ilyas turut bahagia. Alfi mengaminkan ucapan suaminya itu, ia juga berharap toko kuenya dan Lia semakin berkembang.

"Eh? Sampe lupa nih, Abi mau mandi dulu deh, gerah banget." Alfi hanya mengangguk menanggapi ucapan Ilyas.

Setelah sholat maghrib berjamaah di rumah, Alfi dan Ilyas beserta Bagas langsung bersiap-siap menuju tempat makan yang mereka bahas tadi sore, dengan menggunakan motor metic berwarna hitam.

"MasyaAllah, dah lama banget gak naik motor malem-malem kayak gini ya Bi?"

Ilyas mengangguk membenarkan ucapan istrinya. "Makanya, Abi lebih milih ngajak Umi dan Bagas naik motor."

"Iya Bi," ujar Alfi tersenyum di balik cadarnya.

Alfi tak henti mengembangkan senyumnya, ia begitu bahagia di ajak naik motor oleh suaminya dengan adanya Bagas juga di antara mereka.

Di ajak naik motor gini aja udah seneng banget aku, apalagi sekarang kemana-mana udah bertiga makin bahagia rasanya.
Ya Allah, semoga keluarga kecil hamba selalu dalam keberkahan-Mu. Engkau pemilik segalanya.

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang