Keputusan

304 15 2
                                    

Diam dan Rasa
grsnrindu

•••

Hari ini adalah hari di mana Alfi akan memberikan jawaban atas lamaran Yazid beberapa hari yang lalu.

Yazid dan kedua orang tuanya sudah berada di rumah Alfi setelah sholat maghrib tadi, mereka tengah duduk di ruang tamu bersama kedua orang tua Alfi dan juga ada Rehan di sana.

Alfi duduk di antara Lia dan Heri, yang berhadapan langsung dengan Yazid.

"Karena Alfi sudah ada di sini, maka langsung saja ke intinya," ujar Dedi tersenyum hangat ke arah Alfi.

"Untuk itu saya akan bertanya sekali lagi, Alfi Almira Izzati. Mau kah kamu menikah denganku? Melengkapi separuh agama bersamaku?" tanya Yazid lembut, Alfi yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa meremas gamisnya tanpa di ketahui orang di ruangan ini.

"Saya yakin, kamu sudah menemukan jawabannya setelah beberapa hari yang lalu saya datang kesini untuk melamarmu," lanjut Yazid kala melihat Alfi yang masih tertunduk.

Lia menyentuh lembut punggung tangan Alfi, Alfi menatap Lia yang tersenyum begitu manis padanya sambil mengangguk.

"Kami akan menerima apapun jawaban darimu Nak," ujar Rahma tersenyum yang di angguki Alfi.

Hening. Semuanya menatap ke arah Alfi, menunggu jawaban yang akan di ucapkan Alfi. Sedangkan yang di tatap terus saja menunduk, mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

Alfi menatap Yazid yang juga sedang menatapnya, Alfi kembali menunduk.

"Bismillah," ucap Alfi membuka suara. Detak jantung Yazid begitu cepat, ia ingin segera mengetahui apakah gadis di depannya ini menerima lamarannya atau tidak.

"Maaf Kak, aku gak bisa nerima lamaran ini," lanjut Alfi tertunduk. Senyum yang semula menghiasi wajah semua orang di dalam ruangan ini perlahan memudar. Tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut mereka.

"Sekali lagi, saya minta maaf untuk Kak Yazid dan keluarga, saya sudah beristikharah dan jawabannya bukanlah Kak Yazid," lanjut Alfi menatap Yazid sendu.

Yazid tertunduk, ia kecewa dengan jawaban Alfi, bukan penolakan yang ia inginkan.

"Lalu siapa yang menjadi jawaban istikharah mu?" tanya Yazid menatap Alfi datar.

"Aku tidak tau pasti itu siapa, tapi sekali lagi maaf Kak, jawabannya bukan Kakak." Alfi kembali menunduk, ia menggenggam tangan Lia begitu erat, Lia yang paham akan perasaan Putrinya hanya bisa mengusap punggung tangan Alfi lembut.

"Baiklah, kami menerima keputusan Nak Alfi, mungkin kalian belum berjodoh," ujar Dedi tersenyum ramah.

"Maaf ya Pak, ini pilihan Putri kami. Mungkin memang mereka berdua belum berjodoh," ujar Heri menatap Dedi dengan senyum ramahnya.

Setelah berbincang sedikit, keluarga Yazid memutuskan untuk berpamitan pulang.

Suatu saat aku pasti bisa mendapatkanmu!. Tegas Yazid mengepalkan kedua tangannya.

"Kamu harus terima jawaban Alfi Nak," ujar Rahma lembut, lalu mengusap lengan Yazid. Ia tau anaknya itu kecewa dengan jawaban Alfi.

"Iya Zid, Abi yakin Allah sudah menyiapkan seorang perempuan terbaik untukmu," timpal Dedi memasuki mobil.

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang