•Dia•

296 16 0
                                    

Diam dan Rasa
grsnrindu

•••

Setelah acara pernikahan Rehan satu minggu yang lalu, Alfi juga mendapat kabar bahwa Dina sudah menikah, dan hari ini adalah resepsi pernikahannya.

"Perasaan dalam bulan ini banyak yang nikah deh," lirih Alfi yang sedang merapikan hijabnya.

Ketukan pintu kamarnya menghentikan aktifitas Alfi.

"Masuk aja Ma, gak di kunci kok," ujar Alfi sedikit berteriak.

"Lama banget dandannya, itu Si Enzi sama Zia udah nungguin di bawah," ujar Lia memasuki kamar Alfi.

Alfi terkekeh dan segera menyudahi aktifitasnya.

"Iya Ma, Afi udah siap kok," ujar Alfi berjalan mengikuti Lia.

Benar saja, di ruang tamu sudah ada Enzi dan Zia yang mengenakan outfit berwarna senada dengan Alfi. Mereka mengenakan dress panjang berwarna biru muda, dengan hijab berwarna putih tulang.

"Makin cantik aja kamu Fi," puji Zia memeluk Alfi.

Alfi terkekeh. "Bahasa lo-gue nya udah berubah ya Ji?"

Zia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe, ya gitu dah."

Alfi dan Enzi tertawa mendengar jawaban Zia.

"Berangkat sekarang yuk, ntar kita telat lagi," ujar Enzi tersenyum. Alfi dan Zia mengangguk.

Terlihat sudah banyak tamu undangan yang memenuhi gedung tempat resepsi pernikahan Dina dan Rizki--Suaminya.

"Kita makan dulu yuk, udah laper gue nih," ujar Enzi menarik lengan Alfi ke arah stand makanan.

"Nanti dulu, kita temui Dina sama suaminya dulu, abis itu baru deh kita makan." Zia menarik lengan Alfi ke arah pelaminan.

"Iya Zi, kita temui Dina dulu abis itu baru kita makan," timpal Alfi yang akhirnya diangguki Enzi.

"Barakallah Din," ucap Alfi saat mereka sudah berada di atas pelaminan. Enzi dan Zia juga ikut mengucapkan selamat atas pernikahan sahabat mereka itu.

"Semoga jadi keluarga yang sakinnah, mawaddah dan warahmah ya," ucap Zia yang di aminkan Dina dan Rizki.

"Jadi istri sholehah buat suami kamu Din," ujar Enzi yang juga di angguki Dina.

"Jaga sahabat kita baik-baik Riz, jangan buat dia nangis tau," ujar Zia lagi.

"Iya, kalian tenang aja. InsyaAllah, ini udah jadi tugas gue buat jagain dan lindungi istri gue," ujar Rizki tersenyum.

"Ya udah, kalo gitu kita mau makan dulu ya Din, Riz." Alfi berucap sambil menggandeng lengan Zia dan Enzi.

"Eh, kalian gak mau foto dulu gitu?" Tanya Dina cemberut.

"Nanti deh, kita mau makan dulu," jawab Enzi terkekeh, Dina hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kita boleh gabung di sini gak?" Tanya seorang pemuda yang baru saja menghampiri meja yang di tempati Alfi, Enzi, dan Zia. Mereka bertiga menoleh kesumber suara.

"Hai," sapa pemuda itu girang sambil melambaikan tangan kanannya.

"Nino?" Tanya mereka berbarengan yang di angguki Nino.

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang