Chapter 6 - Daydream With The Knight

328 74 17
                                    

Musim Semi 1456

Transylvania, Rumania

"A-aku.. kenapa tiba-tiba aku disini?"tanyanya sesaat ia sadarkan diri, sekaligus membuat jantung seorang pangeran berdetak dengan cepat.

"U-uhm mungkin kau lupa. Tapi Kakakku dan Ayahku yang membawamu kesini. Katanya kau salah satu pasukan dari Balkan. Kau terluka parah jadi mereka membawamu,"

"Ah.. iya.. disana terlalu bahaya. Orang-orang bertarung, aku terjatuh saat melawan seseorang. Aku yakin ada orang lain yang menyerangku dari belakang. Aku pikir tadinya aku sudah mati sampai menganggapmu malaikat,"ucap pria itu lagi tanpa sadar membuat pipi seseorang disana memerah pipinya. "Eum.. lalu siapa namamu?"

"A-aku?"tanyanya masih menetralkan jantung sekaligus semu merah di pipinya. Bodohnya pria itu hanya mengangguk. "N-namaku Gun.."jawab pria manis itu pelan.

"Aku Off. Off Adulkittiporn,"sahutnya lalu mengulurkan tangannya pada Gun dan bersalaman dengannya. "Namamu.. aku suka.. Gun. Senjata. Tapi tidak sesuai dengan wajah rupawanmu,"

"GUN!"seru seseorang yang memberontak masuk ke dalam.

"KAKAK!"

"Auh tolonglah jangan berlebihan,"keluhnya lalu berjalan ke dua insan disana. Mata tajamnya lebih berfokus pada pria dengan luka di kepalanya. "Perkenalkan. Aku Tay Vihokrattana. Anak pertama dari Kerajaan Vihokrattana, dan ini adikku Gun Vihokrattana, anak kedua dari Kerajaan Vihokrattana,"ujarnya seolah menegaskan tahta dan kekuasaannya sebagai pewaris kerajaan.

"Kak.."

"Jika kau memang sudah baikan. Aku harap kau bisa membantu kami disini. Kau satu-satunya keluarga Adulkittiporn yang tersisa bukan?"

"Ya. Kau hampir kehilangan satu-satunya keturunan Adulkittiporn,"jawab Off lalu berdiri hingga membuat kain yang menutupi badan dan dadanya menjadi terjatuh. Gun langsung memalingkan wajahnya ke samping. Pipinya benar-benar merah sekarang.

Iya sih Gun yang membersihkan lukanya di perut.. lalu dada.. tapi saat dia memejamkan matanya. Bukan saat sadar begini! Ototnya ternyata benar-benar besar. Huft..

Gun tahu memang Ayah dan Kakaknya berusaha untuk membantu para korban perang. Tapi pria Adulkittiporn ini memang berbeda. Keturunan Adulkittiporn ini adalah keturunan ksatria, mereka punya sejarah panjang sebagai pembunuh bayaran ataupun panglima kerajaan. Sejak kecil mereka sudah dilatih untuk menjadi pejuang perang jadi seharusnya Gun tidak bersikap seperti ini saat melihat tubuh dan ototnya. Hahh..

"Ei Gun! Kenapa kau menutupi wajahmu?!"ucapan Tay justru membuat Gun semakin malu. 

"KAK!"bentak Gun.

"Mana sopan santunmu?"

"u-uhh.."keluh Gun dan kini memanyunkan bibirnya.

"Kalian berdua. Ikut aku. Kita ke ayahku,"telak Tay tanpa basa-basi. Ia bahkan berjalan ke pintu kamar mendahului mereka.

"K-kau bisa memakai bajumu?"tanya Gun saat melihat Off yang kesusahan memakai kaus putihnya. Gun tahu pasti karena lengannya yang terluka. 

"Eh Gun! Dia Adulkittiporn. Masa pakai baju saja tidak bisa?"sergah Tay yang kebetulan mendengar perkataan Gun.

"Biar dia orang terkuat sekalipun, kalau terluka tetap saja akan butuh pertolongan bukan? Kau juga pasti menolongnya karena itu kan?"ucapan itu hanya dijawab tanpa kata oleh Tay. 

Tay hanya menghela nafasnya berat. Ia sudah tahu kebiasaan dari adik kecil yang berbeda dua tahun darinya. "Kalau sudah selesai cepat menyusulku. Ayah sudah menunggu,"dan setelah itu Tay benar-benar berlalu meninggalkan mereka.

A Blood Hunter SacrificeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu