Chapter 12 - A Dragon Knight Sacrifice

267 35 8
                                    

1461,
Transylvania, Rumania

Off memacu kudanya dengan sangat cepat hingga melewati perbatasan. Sekilas ia mengingat wajah kekasihnya yang menangis ketika ia tinggalkan. Hatinya masih perih dan sesungguhnya masih ingin bersama kekasihnya. Memeluknya, menciumnya, menenangkannya di dalam masa peperangan ini. Namun ia tetap harus melakukannya. Hanya ini jalan satu-satunya.

Off sampai di ujung pulau. Pulau tempat Kerajaan kecil Vihokrattana yang tidak terlalu jauh dari Transylvania. Pulau yang mungkin tidak pernah diketahui oleh orang lain meskipun perjuangan mereka yang begitu besar dalam sejarah.

Off menghembuskan nafasnya berat. Ia membuka kembali buku itu. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?"tanyanya pada dirinya sendiri.

Matanya menjelajah ke berbagai arah, menengadah ke atas langit meminta jawaban. "Aku telah mengkhianatinya. Mengkhianati rajaku, kerajaanku, bahkan kekasihku. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"tanyanya berpasrah. Matanya berputar kesana kemari namun tidak ada keajaiban apapun yang ia terima. Seolah semuanya sia-sia.

Ia berusaha membuka buku yang ia curi dari perpustakaan Vihokrattana. Namun tidak ada satu pun jawaban yang ia temukan.

Kosong.

Nihil.

Tak ada petunjuk apapun tentang iblis terkutuk yang mungkin bisa membantu kerajaan kekasihnya.

Off meremas kepalanya frustasi. Ia telah mengorbankan segalanya. Lalu apa yang ia dapatkan sekarang?!

*tak*

*tak*

*tak*

Derap langkah dan ketukan tongkat berbunyi mendekatinya.

"Seorang ksatria keturunan naga. Keturunan terakhir Adulkittiporn? Benar bukan?"tanya pria tua dengan derap langkah tersebut.

Off menolehkan kepalanya. Pria tua itu mengenakan jubah lusuh dengan tudung gelap yang hampir menutupi seluruh wajahnya. "Kau siapa?"

"Seorang penunggu,"jawabnya dengan suara renta.

"Penunggu.. apa?"tanya Off masih linglung. 

"Penunggu dari seorang pengkhianat sepertimu. Kau itu kandidat yang paling cocok,"ujar pria renta itu. Off mengkerutkan keningnya. Ia tidak mengerti sama sekali apa maksud dari pria dengan tudung di hadapannya ini.

*TAK!*

Satu ketukan dari tongkat pria tua itu berbunyi dengan lebih keras. Akan tetapi bukan itu yang menjadi kekhawatiran Off. Kini mereka seperti berpindah tempat ke satu belahan dunia yang berbeda jauh dengan dunia yang Off pijaki sebelumnya.

Off berada di Balkan. Kampung halamannya. Ia melihat Ibu dan Ayahnya yang masih bertani seperti saat ia masih kecil.

"Off! Jangan lupakan pedangmu!"ayahnya memanggilnya setelah ia pulang dari ladang.

Kini sesosok anak kecil keluar dari rumah. Sosok kecil yang Off sangat kenali.

"Ayah! Off tidak mau berlatih lagi!"ujar pria kecil yang keluar dari rumahnya. Bibirnya mengerucut sebal karena perintah ayahnya. "Lihat! Tangan Off masih terluka!"keluh pria kecil itu sambil memperlihatkan tangannya yang terkena luka gores akibat latihannya bersama ayahnya kemarin. 

"Itu hanya luka goresan kecil. Bagaimana kau bisa mengalahkan naga seperti kakek moyangmu dulu? Kau pria sejati. Luka goresan itu tidak akan membuat pria sejati menjadi mati dan tak bisa bangkit,"tegas pria paruh baya itu tanpa belas kasihan pada anak tunggalnya yang masih berusia 10 tahun. "Lihat! Bahkan luka goresmu sudah hampir sembuh! Jangan cengeng jika kau seorang Adulkittiporn! Ambil pedangmu dan lawan ayahmu!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Blood Hunter SacrificeWhere stories live. Discover now