❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞
(Beberapa bab akan direvisi menurut alur)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"H-Hah?"
"Lo suka Americano."
Kebingungan Lisa membuyar sesaat ketika bel masuk berbunyi. Gadis itu tersadar, ia lupa untuk mengantarkan amanah dari Pak Edes.
Americano yang masih digenggam Jungkook tak ia terima. Tanpa sepatah kata pun Lisa meninggalkan Jungkook begitu saja.
---
Sejak kemarin Jungkook kembali berulah, Lisa berusaha keras untuk tidak terlalu memikirkannya. Gadis itu sudah sangat ingin lepas dari keterikatannya dengan Jungkook. Entah bagaimana ia bertahan dengan prinsipnya itu. Lisa akan tetap berusaha.
Pagi hari ini wajah Lisa tidak begitu cerah saat akan berangkat ke sekolah. Seratus masalah yang ada di pikirannya, dan Jungkook mengambil sembilan puluh sembilan dari itu.
Hal sepele seperti ini kerap kali menjadi penghambatnya untuk menjadikan hari-harinya kembali normal. Lisa sangat sensitif akan kehadiran sesuatu yang baru baginya. Perubahan pada hidupnya terjadi dengan begitu cepat tanpa memerlukan faktor pendorong besar.
Lisa sampai di gerbang sekolah. Ia tidak terlambat, karena kembali lagi ke prinsip awalnya untuk melepaskan Jungkook, ia juga berusaha melepaskan kebiasaannya yang membawa ingatan terhadap lelaki itu.
Contohnya saja pergi ke sekolah terlambat, dengan kebiasaannya ini, Lisa menjadi tertolong oleh Jungkook. Ia tidak ingin memori baik seperti itu terlintas di pikirannya dan membuat goyah akan prinsipnya.
Tatapan lesu itu menyapu ke seluruh sudut sekolah, sorot matanya terus berpindah tanpa tujuan. Tepatnya, mencari seseorang yang sedang ia lupakan.
Sayangnya mata Lisa terlalu jernih untuk sekedar mengenali seseorang, bahkan dari jauh. Jungkook menyadari kehadirannya.
Lisa mendelikkan matanya sempurna, mencoba kabur namun sudah begitu banyak siswa di sini untuknya lari.
Tanpa ragu Jungkook mendekati Lisa. Lelaki itu berjalan dengan sedikit gontai, wajahnya, terlihat pucat.
Dengan perawakannya yang tidak seperti biasa, Lisa memanfaatkan situasi ini untuk mencari celah karena yakin, jikalau Jungkook tidak akan bisa mengejarnya dengan kondisi seperti itu.
Dan nyatanya gadis itu berhasil kabur.
—
"Lis!"
"Iya? Kenapa Na?"
"Kamu ada rencana ngga malam besok?" Tanya Juina yang berada di samping tempat Lisa duduk.
