❝Ngga adanya ragu dalam setiap kalimat gue bukan karena yakin perasaan gue tulus, tapi gue memang ngga ngerasa apapun selama ini.❞
(Beberapa bab akan direvisi menurut alur)
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
"Jadi ini pacar kamu?"
"Ya."
Lisa tersentak dan tak sengaja tersedak dengan minumannya itu. Apa sekarang Jungkook sedang bercanda dengan perkataannya itu? Huh?
Lelaki berkaca mata itu lalu mengalihkan pandangannya ke Jungkook kembali, "Apa kamu sekarang sedang bermain-main dengan pertanyaan ayah? Jika ya, kamu akan ayah kembalikan ke tempat itu lagi, dan tidak ada lagi kata kesempatan terakhir."
"Apa wajah Jungkook sekarang terlihat seperti sedang bercanda?" tanya Jungkook ketus kepada ayahnya.
Menyeramkan, itu tanggapan Lisa mengenai sikap Jungkook sekarang. Lelaki itu seperti robot saja, kaku dan mengerikan. Gadis itu baru baru kali ini menemukan manusia seperti Jungkook.
Merasa menjadi orang ketiga, Lisa lalu permisi untuk ke kamar kecil agar bisa menghindari urusan seorang ayah dan anaknya itu.
Ketika hendak memasuki kamar kecil di rumah besar ini, ia mendengar deringan telpon dari sekitarnya. Ternyata suara itu dari telpon rumah Jungkook yang tak jauh dari posisinya saat ini. Lisa kemudian mendekati letak telpon rumah itu dan mengangkatnya refleks.
"Mulai detik ini lo jadi pacar gue. Ingat, gak ada penolakan."
"Hah? Siapa ya?"
"Jeon Jungkook."
Lisa masih menyaring pernyataan Jungkook barusan lewat telepon.
Gadis yang terlihat sangat kebingungan itu celingak celinguk mencari manusia bernama Jeon Jungkook di sekitaran rumah besar ini. Lisa ingin mendengar penjelasan langsung dari lelaki yang mengakui sebagai pacarnya sekarang.
Lisa dari tadi hanya mundar-mandir tak karuan karena ia sekarang sampai lupa jalan di rumah Jungkook ini.
Dan tanpa sengaja, ia malah kembali ke ruang tamu di rumah Jungkook. Lisa menangkap dua lelaki yang sedang menatapnya dengan begitu tajam.
Tak tahu harus berbuat apa sekarang, Lisa memilih untuk kembali duduk di sini.
"Siapa namamu?" tanya ayah Jungkook.
"Lalisa Manoban, om."
"Apa kamu benar-benar pacarnya Jungkook? Jawablah dengan jujur, itu akan lebih baik, nak," tutur ayah Jungkook pelan kepada Lisa.
Lisa menatap Jungkook, ia sangat takut untuk menjawab pertanyaan ayah Jungkook sekarang. Apa yang tadi itu jawaban untuk pertanyaan yang ayah Jungkook berikan sekarang?
Semakin lama Lisa diam, semakin tajam juga tatapan Jungkook kepada gadis berponi itu. Ia berusaha meyakinkan dirinya untuk menjawab, namun dari tadi masih bingung harus menjawab apa. Ya atau tidak?
Lisa mengangkat pandangannya dan menatap ke arah ayah Jungkook lagi, kemudian menjawab pertanyaan lelaki paruh baya itu dengan terbata-bata, "I-iya om..."
