6. Kebencian Tuan Aezar

41.3K 4.6K 160
                                    

⬆️⬆️Hei, Daddy 🌚


°

°

•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•

"Fyodra."

Thana membuka matanya. Melongokkan kepalanya untuk mencari siapa gerangan yang memanggilnya. Sindera dan Cemira.

Mau apa lagi mereka?

"Sepertinya kau sedang menikmati waktumu. Boleh kami bergabung?" tanya Cemira.

Thana tak langsung menjawabnya. Inginnya menolak, tapi dia tak mempunyai nyali sebesar itu.

"B-baiklah." Sindera dan Cemira duduk di sofa nyaman yang berada di dekat ayunan itu.

Pelayan Sindera dan Cemira datang membawakan camilan dan teh. Meletakkannya dan menuangkannya untuk ketiga nyonya itu.

"Sudah hampir satu minggu kau berada di sini, dan Tuan Aezar sepertinya sangat memperhatikanmu, Fyodra."

Thana menatap Sindera dan Cemira. "Benarkah? Tapi, bukankah Tuan Aezar memang bersikap seperti itu pada kalian?"

Cemira mendengus geli. Wanita itu menyesap tehnya dengan pelan. Sindera membalasnya, "Kau berniat menyindir kami huh?"

Thana tersentak. "T-tidak. Aku hanya mengutarakan apa yang aku lihat."

"Entah apa yang istimewa dari dirimu sampai Tuan Aezar bersedia menjadikanmu istrinya."

"Kau bukan berasal dari keluarga terpandang. Aku bahkan tak pernah tahu asal-usul dan silsilah keluargamu."

"Apa itu perlu?"

"Tentu saja! Kukira Tuan Aezar akan menikahi wanita yang setara dengan kami. Ternyata kau hanya gadis desa biasa yang terlalu polos."

Thana turun dari ayunan dan berdiri di dekat kedua wanita itu. Menatap keduanya tak percaya. Dia hendak pergi dari sana, sebelum suara Pridala mencegahnya. Thana hampir saja memutar bola matanya.

"Kau mau kemana Fyodra?" Pridala meraih tangan Thana dan menuntun gadis itu untuk kembali duduk, kini bersisihan dengan ketiganya.

"Kenapa kalian berbicara buruk tentang Fyodra? Biar bagaimanapun dia adalah istri dari suami kita. Dia sama dengan kita dan tidak seharusnya kalian berlaku seperti itu," ujar Pridala.

Tak hanya Thana yang menatap wanita itu aneh. Namun, Sindera dan Cemira juga melakukannya.

"Tapi, Pridala-"

"Cukup Sindera." Hal itu membuat Sindera langsung bungkam. Wanita itu merengut kesal.

Thana masih menatap Pridala dengan curiga. Dia masih skeptis dengan perilaku wanita itu padanya yang kini tampak berbeda dan lebih baik.

Lady of Daimon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang