11. Hadiah

34.4K 3.7K 52
                                    

•°•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•°•

Thana kembali ke kamar, dan sampai di sana pun dia tak melihat keberadaan El. Bahkan selesai Sasi membalut lukanya, pria itu juga belum menampakkan batang hidungnya.

Menghela napas, Thana memilih untuk berdiam diri di kamar. Sasi masih menungguinya juga.

Tiba-tiba sebuah pemikiran lewat di kepala Thana. "Apa aku boleh keluar?"

Sasi menoleh pada nyonya mudanya yang kini sudah berganti posisi duduk di atas kasur. "Bukankah Anda sudah keluar, Nyonya?"

Thana menggeleng. "Bukan. Keluar mansion. Ke kota?"

Sasi seketika menjadi panik. "T-tidak, Nyonya. Anda tidak boleh keluar tanpa bersama Tuan."

Thana merengut kesal. "Bagaimana jika hanya keluar gerbang utama?"

"Tetap saja. Anda harus tetap di sini dan tidak diperbolehkan keluar tanpa sepengetahuan Tuan."

"Tapi waktu itu aku melihat Pridala, Sindera, dan Cemira pergi keluar," protesnya kemudian.

Melihat Sasi yang hanya diam saja membuat Thana menjadi murung. "Apa karena dia malu memiliki istri sepertiku? Sampai aku tidak diperbolehkan keluar agar orang lain tidak mengetahui keberadaanku." Thana kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. Membelakangi Sasi.

Lagi, Sasi menjadi kalut. "T-tidak, bukan begitu, Nyonya. Tuan bukan bermaksud begitu."

Sasi terdiam, menunggu balasan dari nyonya mudanya. Namun, beberapa menit kemudian wanita itu tak bersuara apapun. Hanya sesekali bergerak dan menyamankan posisinya.

Sasi masih berada di sana menemani Thana. Sampai waktu makan siang datang. "Nyonya. Waktunya makan siang." Tak ada sahutan. Sasi menatap punggung kecil itu bingung. Baru saja dirinya akan menghampiri Thana, suara pintu yang terbuka menghentikannya.

"Tuan." Sasi membungkuk dalam. Menduga bahwa El yang pasti masuk. Lagipula siapa selain tuannya yang berani masuk?

El menoleh pada Thana yang berada di atas kasur. Mengetahui arah pandang tuannya, Sasi berkata, "Saya sudah memberitahukan bahwa waktu makan siang sudah datang. Tapi.." Sasi meringis. "... Nyonya tidak bersuara sejak tadi."

El masih menatap Thana yang sama sekali tak bergerak. Dia memberi kode pada pelayan pribadi istrinya itu untuk keluar, yang langsung dipatuhi oleh Sasi.

Pria itu mengambil langkah mendekati peraduannya. Menaikkan satu persatu kakinya ke atas kasur dan menjulurkan kepalanya. Mengintip dan mendapati Thana memejamkan matanya. El berpindah ke sisi Thana yang lain hingga mereka berhadapan. Kedua matanya masih memaku pada Thana yang tampak tenang. El terkekeh geli.

"Sampai kapan kau akan berpura-pura, Sayang?" Terdengar dengusan lirih. Lalu tanpa berucap apapun, Thana membalikkan tubuhnya. Memunggungi El. Pria itu malah tertawa geli.

Lady of Daimon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang