12. Berita Bahagia

36K 3.6K 63
                                    

•°•°•°•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•°•°•°•

Tinggal menghitung hari ulang tahun Thana datang. Seperti janjinya waktu itu, El sudah menyiapkan kedatangan kedua mertuanya untuk ikut serta dalam perayaan ulang tahun Thana.

"Kau sudah mengubungi orangtuamu?" El bertanya pada Thana ketika wanita itu baru saja masuk ke kamarnya.

Thana mengangguk. "Baru saja," jawabnya. Matanya mengikuti gerakan El yang menuju almari dan mengambil sesuatu. Sebuah kotak berwarna putih.

"Ini untukmu." Thana melihat benda itu. Sebuah handphone.

"Untuk apa?" Spontan Thana bertanya. El tertawa mendengarnya.

"Untuk apa? Tentu saja kau harus memilikinya. Kau akan membutuhkan itu, Sayang." Thana melihat benda itu dan membukanya.

"Tapi aku jarang sekali menggunakan benda seperti ini. Handphone lamaku bahkan aku sudah lupa dimana meletakkannya."

"Pegang saja. Kau akan membutuhkannya nanti." Akhirnya Thana mengangguk setuju.

El menuju kamar mandi ketika dia mendengar gumaman Thana sebelum wanita itu merebahkan diri di kasur. "Aku mengantuk sekali."

Selesai dengan urusannya di kamar mandi, El keluar dan mendapati istrinya sudah terlelap di atas kasur. Kepalanya menoleh pada jam di atas nakas, masih belum terlalu siang. Akhir-akhir ini Thana mulai suka tidur siang. Wanita itu juga seakan tahu kapan waktunya tidur siang dan akan mulai mengantuk.

Hal itulah yang membuat Thana sering sekali melewatkan makan siangnya dan akan makan sore hari ketika El baru saja pulang dari kantor. Thana akan meminta El untuk menemaninya makan.

Setelah memastikan Thana tidur dengan nyaman, El turun ke lantai bawah untuk menuju ruang makan. Bersama ketiga istrinya, dia makan dengan tenang.

"Suamiku, apa kau merasakan bahwa akhir-akhir ini sikap Fyodra sedikit berbeda?" El yang baru saja selesai meminum air putih mengerutkan dahi.

"Aneh?" tanyanya seraya mengelap mulutnya.

Pridala mengangguk yakin. Lalu mendengus seperti kesal. "Ya, dia itu semakin aneh saja. Juga menyebalkan."

El yang mendengar itu tertawa pelan. "Untuk pertama kalinya kau berani menyatakan ketidaksukaanmu pada Fyodra di depanku, Pridala." Seketika wajah Pridala menjadi panik.

"B-bukan begitu maksudku. Hanya saja, jika kau tahu Fyodra itu selalu mencari gara-gara pada kami."

"Thana masih muda, Pridala. Kalian harus mengerti dia sebagai yang lebih tua." Setelah itu, tanpa berkata lagi, El bangkit dari kursinya dan berlalu dari ruang makan. Pridala berdecih kesal. Mengetahui suaminya yang malah membela Thana meski dia mengadu.

El kembali ke kamarnya untuk melihat Thana apakah wanita itu masih tertidur ataukah tidak. Dia membuka pintu kamarnya setelah sampai. Matanya langsung tertuju pada kasurnya, dan dahinya mengerut bingung ketika tidak menemukan Thana berada di sana.

Lady of Daimon ✓Where stories live. Discover now