13. Air Mata dan Hati yang Pergi

34K 3.3K 69
                                    

Siap-siap untuk chapter yang lumayan panjang kali ini ya 😶
Dari judulnya aja udah keliatan tu wkwk

Siap-siap untuk chapter yang lumayan panjang kali ini ya 😶 Dari judulnya aja udah keliatan tu wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•°•°•°•

Akhirnya hari ini datang juga. Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Thana. Sejak pagi tadi dia merasakan euforia kebahagiaannya. Seakan dadanya ingin meledak karena rasa menggebu itu. Dia tidak sabar dengan kedatangan kedua orangtuanya dan mereka akan saling melepas rindu satu sama lain. Thana juga akan memberikan berita membahagiakan tentang kehamilannya pada kedua orangtuanya. Apa lagi yang paling membahagiakan dari itu untuk Thana. Dia benar-benar sudah tidak sabar.

El yang menyadari semangat dari Thana tertawa melihatnya. "Sabarlah, Sayang. Ini masih pagi dan kau terlihat sangat bersemangat." El menggulingkan tubuhnya mendekati Thana. Menyenderkan kepalanya di perut Thana dan mengelusnya.

"Aku sudah tidak sabar bertemu dengan kedua orangtuaku, El. Aku juga tidak sabar akan memberitakan kehamilanku pada mereka." Thana mengambil kotak kecil di meja di samping tempat tidur.

"Lihat, aku sudah mempersiapkan kejutan kecil untuk mereka," ucapnya dengan nada senang. El melihat isi kotak itu. Ada sepasang sepatu bayi dan satu lembar foto hasil USG calon bayi mereka. Thana sudah menyiapkan kejutan sederhana ini padahal dia sendiri yang akan merayakan ulang tahun.

El tertawa melihat kejutan kecil yang sudah disiapkan Thana. "Selamat ulang tahun, Ratuku." Thana tersenyum malu mendengar ucapan El.

"Terima kasih," balasnya.

"Hanya ucapan terima kasih? Aku yang pertama mengucapkannya untukmu." Thana yang mengerti arti protes El tertawa. Dia meraih El untuk memberikan ciumannya. Ciuman yang dalam. Hampir saja mereka lepas kendali jika saja Thana tidak segera menyudahinya.

"Aku tidak akan membiarkanmu mengurungku di kamar hari ini," ucap Thana, kemudian turun dari kasur dan dengan cepat masuk ke kamar mandi. El tertawa, lalu ikut berlari menyusul Thana sebelum pintu kamar mandi tertutup.

Selesai dengan kegiatan pagi, mereka turun untuk menuju ruang makan. Seluruh kursi masih kosong, dan baru saja mereka duduk, Pridala, Sindera, dan Cemira memasuki ruang makan.

Thana menoleh saat mendengar suara kecil di dekatnya. Dia meraih tubuh Luna yang menggesek di kakinya dan memangkunya. Mengelus tubuh berbulu lembut kucing itu membuat Luna mendengkur senang.

Semua makanan terhidang. Thana mengucapkan terimakasih pada Sergio yang meletakkan makanan miliknya, yang dibalas anggukan dari pria itu. Untung saja Thana tidak mendapatkan keluhan seperti mual-mual. Jadilah meski ada beberapa makanan di hadapannya, Thana tidak merasa mual karena mencium berbagai aroma masakan itu. Dia memakan makanannya dengan tenang.

Pesta ulang tahun Thana akan diadakan malam nanti. Hanya beberapa sahabat El yang diundang sekaligus pasangan mereka agar Thana bisa lebih akrab dan mendapatkan lebih banyak teman. Pesta yang lebih sederhana daripada pesta ulang tahun Pridala, Sindera, dan Cemira karena memang itu yang Thana minta. Dia tidak ingin pesta yang terlalu besar. Thana tidak terlalu nyaman dengan itu.

Lady of Daimon ✓Where stories live. Discover now