10. Perasaan Aneh

36.6K 3.8K 38
                                    

•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•

El mengajak Thana untuk sarapan terlebih dahulu sebelum keluar untuk berjalan-jalan. Sepanjang perjalanan, Thana melihat sekeliling. Semuanya tampak normal. Terlihat seperti biasa sebelum kejadian itu terjadi. Tapi sekali lagi Thana merasa seperti dirinya baru saja keluar setelah sekian lama mendekam di dalam ruangan itu.

Namun, saat sampai di ruang makan, pemikiran itu sedikit dia ragukan setelah melihat ketiga istri El yang duduk di ruang makan, di kursi mereka masing-masing. Mereka bertiga terlihat baik-baik saja sepertinya. Hanya saja jika dilihat semakin dekat dia bisa melihat wajah murung Pridala. Wanita itu biasanya sangat anggun dan selalu menjaga mimik wajahnya agar tampak elegan dan tegas. Tapi kali ini Pridala seakan tidak mempedulikannya.

Tanpa ada yang bicara satu pun, El duduk di kursinya. Thana hendak pergi ke kursinya yang berada paling belakang, tetapi El menahan lengannya. Menuntunnya untuk duduk di kursi sebelahnya, di seberang kursi milik Pridala. Thana mengerutkan dahinya bingung.

Para pelayan mulai menghidangkan makanan pembuka. Hingga makanan utama mulai mereka santap, tetap tak ada yang membuka suara. Baru saja Thana berkata demikian dalam hatinya, El berucap membuka suara. "Bagaimana keadaanmu, Pridala?" tanya El hanya menoleh sekilas pada wanita itu, sebelum kemudian kembali berkutat dengan makanannya.

Pridala tak menjawabnya. Dia hanya menghela napas berat. Menggerakkan kedua tangannya seperti tanpa minat dan memakan makanannya setengah hati.

"Pridala masih terus memimpikannya, Suamiku. Bisakah kau memanggilkan dokter atau seseorang yang bisa membantunya? Aku kasihan melihat keadaan Pridala. Semakin hari dia semakin tertekan." Sindera berkata dengan nada prihatin. Raut wajahnya benar-benar tampak khawatir dan Cemira juga menyetujuinya.

Thana yang masih bingung dengan arah pembicaraan mereka menoleh saat menangkap pergerakan El yang meletakkan sendok dan garpunya ke atas piring. Kini pria itu menatap penuh pada Pridala, mengulurkan sebelah tangannya dan mengelus pucuk kepala wanita itu dengan lembut.

"Aku akan memanggilkan dokter untukmu. Tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu apa yang sebenarnya kau mimpikan."

Pridala menatap suaminya dengan tatapan memelas. Wanita itu meraih sebelah tangan El yang tadi mengelusnya dan menggenggamnya dengan erat seolah meminta pertolongan.

"A-aku memimpikan hal buruk, yang paling buruk dari semua yang pernah aku lihat dan.. dan semua mimpi itu, entah kenapa aku tidak bisa melupakannya, Suamiku. Aku selalu bisa mengingatnya, tidak seperti mimpiku yang lain," ujar Pridala dengan terbata-bata.

"Aku merasakan sakit, seseorang.. tidak, sesuatu seperti terus menyiksaku. Mencambuk, memukul, bahkan melemparku berkali-kali dan semuanya terasa sangat sakit di tubuhku." Air mata Pridala mulai menetes satu persatu. Wanita itu seakan bercerita sambil mengingat bagaimana mimpi buruknya terjadi.

Lady of Daimon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang