8 ᵐᵃˡˡ²

250 28 0
                                    


"Ini lagi diskon mbak jadi murah" ucap mbak itu diangguki oleh Ilen.

"Ya bagus kalau murah" batin Ilen.

Ilen tidak membuka paperbag itu karena melihat Rea dan juga Arvero yang berjalan keluar dari kios tempat baju.

Ilen yang keluar dari kios dan melihat Arvero dan cewek tadi tidak ada, Ilen berjalan ke bagian kios lain tapi tidak melihat dimana Arvero.

***

"Ih gegara lo nih" ucap Rea marah.

"Gue?" ucap Arvero dengan watadosnya.

"Iya salah lo, lo bisa gak sih berubah jadi jelek sehari aja, biar gue bisa bebas" ucap Rea menyentil jidat Arvero.

"Ah" jerit Arvero pelan karena disentil oleh Rea.

"Lo sebenarnya mau beli apa ha?" ucap Arvero lagi To the point.

"Baju" ucap Rea mengitari pandangannya kearah bagian Mall dan pandangannya terfokus kepada baju dress berwarnah putih dengan sedikit kilatan. Posisinya mereka sedang berada diantara kios baju dan kios jam tangan.

"Gue kesana dulu yah, dressnya keknya ada yang mau beli" ucap Rea, Arvero hanya mengangguk.

Rea keluar dari lorong itu melihat kanan kiri dan berjalan menuju kios dress yang ia inginkan.

"Eh jangan di beli gue yang liat duluan" teriak Rea histeris takkalah melihat sepertinya ada seseorang yang sedang bernegosiasi untuk membeli dress itu.

***

"Gue denger suara Rea artinya mereka gak jauh, ayo cari" ucap para sekumpulan cewek tadi yang mengikuti kedua insan itu ke Mall.

Ilen yang bingun dan terus mencari dimana Arvero, sesampainya ia didekat kios jam tangan, ada yang menarik tangannya.

***

Arvero hanya menggelengkan kepalanya melihat Rea yang berteriak mengatakan dia yang melihat baju itu duluan.

Arvero merongo saku celananya dan kegiatannya itu terhenti ketika melihat cewek dengan rok hitam dan cardigan berwarnah coklat susu berada dekat dengan tempatnya berdiri sekarang ini.

"KAK ARVERO" Arvero mampu mendengar suara teriakan para siswa yang rupanya mengejar dirinya ke Mall.

Arvero melihat kanan kiri, dan melihat kearah Rea yang masih sibuk kelihatannya berebut dress dengan orang lain.

Arvero berjalan dan menarik tangan gadis itu dan membawanya bersandar di bagian lain sisi kios jam tangan membuatnya berada disisi lain dari para siswa sekolah.

"Lo"

"Sstttt" ucap Arvero meletakkan salah satu tangannya bersandar di dinding seperti meninju dinding dengan Ilen yang menjadi penghalang antara tangan kanan dan tangan kirinya, dengan watadosnya Arvero hanya mengambil ponselnya dan membuka aplikasi line.

"Gue mimpi kan?" batin Ilen.

"Gue seberuntung itu" ucap Ilen lagi.

"Kalau gue cium dia, gue bakalan di tampar gak yah" batin Ilen lagi seraya menggulung bibirnya.

"Lo ngapain disini" ucap Arvero tanpa melihat Ilen.

"Ikutin lo" ucap Ilen tanpa sadar.

"Apa gue ngapain disini, oh gue lagi beli ini" ucap Ilen menunjukkan paperbag-nya.

Arvero hanya menaikkan satu alisnya tanda tidak percaya, "Ah lo goblok Len, pasti Arvero mikir lo lagi ngikutin dia, tapi bener sih, tapi gimana yah" batin Ilen.

***

"Ih mbak dress ini punya saya" ucap Rea.

"Saya yang mau beli duluan mbak" ucap cewek yang kira-kira usianya sama dengan Rea.

"Yang liat duluan gue" ucap Rea tidak mau kalah dan memegang ujung dress itu.

"Yang take duluan saya mbak" ucap cewek itu tidak mau kalah.

"Gue yang look duluan" ucap Rea tak kalah histerinya.

"Gue yang ambil duluan"

"Gue"

"Gue"

"Lo ngalah yah" senyum Rea.

"Kalau bisa lo yang ngalah kenapa harus gue?" ucap cewek itu lagi.

"Lo nyebelin banget sih"

"Lo kira lo gak nyebelin?" balas cewek itu lagi.

"Mbak cantik, kasi gue aja yah, Mama gue mau datang kerumah, jadi gue aja" ucap Rea.

"Gue juga ada acara penting gue mau ketemu ama sepupu gue" ucap cewek itu yang kini memegang bagian atas dress putih itu.

"Bodo amat"

"Gue juga bodo amat sama urusan lo, intinya yang take duluan gue, yang punya gue" ucap Cewek itu.

"Pentingan mana nyokap atau sepupu? Jelas nyokap lah, kalau gak ada nyokap lo mau lahir dari siapa? Dari sepupu loh? nggak kan" ucap Rea tidak mau kalah dan memegamg bagian bawah dress.

"Dress ini cantik, antik, sisa satu lagi, jadi ini milik gue" ucap Rea lagi

"Siapa cepat dia dapat" tidak mau kalah cewek itu lagi.

"Siapa cantik dia dapat, so punya gue sini" ucap Rea menarik gaun itu, begitu juga dengan cewek tadi menarik bagian atas dress itu.

"Punya gue"

"Gue"

"Lo tuh yah, gue yang take duluan"

"Gue yang look duluan"

"SINI"

"PUNYA GUE"

"GUEE"

seekkk

Rea dan juga gadis itu melototkan matanya terkejut terkait apa yang mereka lakukan.

***

"Bisa minggir?" ucap Ilen.

"Ha?" ucap Arvero.

"Ha ha ha, minggir gue mau jalan, kalau lo gitu mana bisa gue lewat" ucap Ilen lagi.

"Oh" ucap Arvero mengangkat tangan kanannya dan membiarkan Ilen lewat.

Sedangkan para fans Arvero berkeliaran di Mall.

"Ini satu sekolah?" ucap salah satu pemilik kios.

"Iya pak kita pengen cari cowok ganteng yang make baju seragam mirip kayak kita, terus namanya Arvero tingginya kira-kira 170" ucap salah satu siswa bernama Cherry.

"Oh saya liat" ucap pemiliki kios baju kaos itu.

"Dia tadi beli kaos ini" ucap bapak pemilik kios itu seraya menunjuk kaos oblong yang tergantung.

Bukannya senang para cewek itu malah menganga menatap baju kaos itu.

"Yakin pak?" ucap salah satu cewek yang tidak percaya bahwa Arvero membeli kaos oblong berwarnah putih dengan bergambar monyet.

"Ah becanda yah pak" ucap salah satu cewek lagi.

"Iya serius" ucap bapak kios itu, semua mata para siswa berbinar seketika.

"Katanya mau dia pakai kesekolah sebagai dalaman" ucap bapak kios itu lagi.

"Saya beli 1 pak" ucap salah satu cewek.

"Saya juga pak" ucap siswa yang lain, tertotal ada sekitar 100 siswa yang membeli kaos itu, bukan hanya 100 siswa di SMA itu, tetapi yang lain mungkin tidak melihat di chat line bahwa Alvero akan pergi ke Mall, karena jadwal makan siang ke tempat olahraga atau ke Mall adalah hal publik yang harus diketahui oleh
siswa cewek di sekolah.

ʷʳⁱᵗᵉ ʸᵒᵘʳ ᵈᵃᵗᵉ ᵒᶠ ᵇⁱʳᵗʰ ᵃⁿᵈ ᶠⁱⁿᵈ ʸᵒᵘʳ ᵗʷⁱⁿ

4 Secrets【COMPLETED】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang