70 𝙟𝙚𝙣𝙜𝙠𝙚𝙡

78 10 0
                                    


"Nanti gue gak mau ke Apartement Arvero lagi buat gue kesel aja" ucap Ilen seraya masuk kedalam Apartementnya.

"Bisa-bisanya mamanya Rea liatin gue kek gitu, kayak gue mau apa aja sama keponakannya" ucap Ilen lagi.

"Untung orang tua lu kalau nggak udah gue slending ke pluto" ucap Ilen seraya berhenti didepan apartementanya.

Karena melihat cowok yang tidak ia suka berdiri didepan kamarnya bersama teman-temannya.

"Ngapain lo disini" tanya Ilen yang sudah hendak masuk.

"Gue minta maaf"

"Oh" respon singkat Ilen.

"Gue minta maaf" ucap Reiga lagi.

Namun Ilen tetap masuk kekamarnya, dan kedua sahabatnya menatap cewek itu dengan bingung.

"Lo kenapa? Itu Reiga kok gak disuruh masuk?" tanya Halin.

"Gak mau doang" ucap Ilen.

"Len di sekolah lo pernah ada tes gak? Yang buat nyari cewek yang hamil gegera prostitusi" ucap Halin dan Gia hanya mengalihkan pandangannya.

"Oh nggak" bohong Ilen.

"Untung aja" ucap Gia

"Kenapa?"

"Lupain" balas Gia senyum.

"Len lo beneran gak mau nyuruh Reiga masuk?" tanya Halin yang melihat dari balkon Reiga berdiri didepan apartrment padahal diluar sedang hujan

"Kenapa emang?" tanya Ilen uang mengikuti Halin ke balkon.

Sedangkan Ilen juga mendapatkan pesan dari Reiga.

Reiga
: Gue gak bakal pulang sebelum lo
maafin gue

Ilen menatap kebawah ada Reiga yang berdiri sambil kehujanan.

"Tutup aja"

"What?"

"Biarin dia disana" ucap Ilen seraya masuk kekamar mandi untuk mengganti baju menjadi baju tidur, dan meletakkan ponsel diatas nakas dan naik ke tempat tidur.

"Lo tega banget" geleng Halin.

"Met tidur" ucap Ilen lagi

Beberapa jam yang lalu.

"Kamu siapa?" ucap Ibu paruh baya namun masih muda tersebut dengan menatap Ilen dari atas sampai bawah.

"Kenapa kamu bawa keponakan saya?" tajam ibu itu lagi kepada Ilen

"Ini tadi dia pingsan tan" ucap Ilen kepada ibu itu seraya membantu Arvero berjalan yang sedang pingsan.

"Sini sini" ucap ibu itu mengambil alih Arvero dan memasukkan Arvero kekamar.

Ilen hanya nenghirup nafas saja, karena ibu ini sepertinya tidak suka dengannya

"Jangan panggil saya tante, saya bukan tante kamu" sarkas ibu itu.

"Oh iya"

"Kenapa masih disini? Lupa pintu keluar" ucap ibu itu.

"Oh iya" ucap Ilen pasrah dan keluar dari Apartement. Dia sangat kesal dengan tante itu, dia hanya menolong Arvero malah mendapatkan tatapn mak lampir dari Ibu itu.

***

Ilen terbangun karena ingin minum dan hujan semakin lebat, Ilen sedikit khawatir dengan Reiga, setelah minum Ilen membuka pintu balkon dan menatap kebawah

Setelah tidak pandangannya tidak mendapa adanya Reiga, Ilen keluar dari apartement dan mencari Reiga dibawah.

"Ga" teriak sedikit Ilen mencari Reiga, kemana cowok itu pergi di hujan begini, apa cowok itu sakit, atau bagaimana.

Setelah dirasa lama mencari Reiga, Ilen naik kembali kekamarnya.

"Si Reiga kemana sih" ucap Ilen seraya menggaruk kepalanya, Ilen menyalakan lampu tidur, karena takut jika ia menyalakan lampu kedua sahabatnya akan terbangun, Ilen mengambil ponselnya dan dilayar ada pesan dari Reiga.

Reiga
: Gue pulang karena hujan nanti gue
minta maaf lagi, gue kedinginan

"Sialan" ucap Ilen.

"Ngapain lo sok sok gue gak bakalan pulang kalau lo gak maafin gue, halla bulshit" ucap Ilen kesal seraya melempar ponselnya di sofa.

Biasanya cowok gak bakalan pulang lah Reiga sok sokan. Mau minta maaf kok di sambung besok.

***

Rea menyalakan ponselnya dan mendapat ada lebih 100 panggilan dari Arvero, dan beberapa pesan dari Arvero dan teman sekelasnya, Rea tahu pasti teman ceweknya bertanya agar jika salah satunya Rea jswab maka mereka akan dekat dengan Arvero.

Rea tidak membuka pesan Arvero dan malah membuka pesan dari Geino

Sarah
: waktu lo tinggal 5 hari

"Aaa" pasrah Rea. Rea segera menghubungi pemilik Cafe untuk memohon meminta gajinya sekarang lebih cepat.

"Mm mbak bisa saya minta gaji saya? Saya jani gak bakalan kabur"

"APA GAK ADA GAJI YANG DULUAN KERJA DULU YANG BENER, KALAU GAK MAU KERJA KELUAR DARI CAFE SAYA"

"Eh iya Mbak iya saya gak minta kok"

"Bagus"

Rea memutuskan panggilannya, "Gue cari uang dimana?" batin Rea.

Berujunglah Rea yang menenggelamkan wajahnya dan tidur duduk gegara pusing mau dapat uang dimana, ini salah Geino yang memberikan syarat tidak boleh memberitahukan siapa-siapa, jika bisa Rea pasti sudah meminta uang kepada Nyokapnya.

***

Keesokan harinya Ilen memutuskan untuk ke Cafe lagi mengajak Rea pergi ke Planetarium tempat yang kemarin mereka lewati, mereka juga sudah bertukar nomot telfon kemarin dan saat Ilen pulang sekolah, Ilen menflon Rea bahwa dirinya langsung pergi ke Cafe untuk membantu Rea, Rea juga berkata bahwa hari ini dia cepat tutup karena kesedian kopi yang habis dan dia harus membeli.

Evelyn yang melihat Ilen masuk kedalam Cafe bingung kenapa cewek itu sangat senang seperti anak kecil, Evelyn yang arah rumanya juga lewat sini, kenapa sekolah di sekolah yang jauh, karena bagi Evelyn sekolah yang lebih bagus itu baik.

"Ilen mau ngapain di sini?" ucap Evelyn, Evelyn juga jengkel dengan cewek itu karena acara PDKT nya dengan Arvero tidak jadi karena Ilen bilang tidak mau sekelompok dengannya, betapa sakit hatinya Evelyn.

Evelyn menatap dari sana, karena Cafenya tembus pandang, Evelyn sedikit menganga karena melihat Ilen membantu seseorang yang ternyata.

"R-Rea?" ucap Evelyn tidak percaya.

ʷʳⁱᵗᵉ ʸᵒᵘʳ ᵈᵃᵗᵉ ᵒᶠ ᵇⁱʳᵗʰ ᵃⁿᵈ ᶠⁱⁿᵈ ʸᵒᵘʳ ᵗʷⁱⁿ

4 Secrets【COMPLETED】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang