16 ᵇʳᵃ

321 22 0
                                    


"Arion" teriak sebagian siswa di kelas 12 Ipa 2"

"Arion" teriak Dira seraya merampas headphone milik cowok itu.

"Arion Derward, oke jujur gue gak tau nama lengkap lo walau kita sekelas selama hampir 3 tahun, tapi gue bodo amat" ucap Dira.

"Itu headphone gue? Lo tau harganya berapa?" ucap Rion tidak kalah.

"Yang jelas lebih mahal dibanding otak lo" ucap Dira.

"Adira Kenzano, jujur gue baru tahu nama panggilan lo walau kita kenal hampir 3 tahun, dan lo pikir gue peduli? Nggak" ucap Rion lagi.

"Lo punya masalah apa ha? Sampai ngadu ke pak Abi kalau kita pergi ke Mall dan gak belajar karena ngikutin Arvero, lo mau caper?" tanya Dira seraya melihat Rion dari atas sampai bawah.

"Gue punya hak berpendapat dong, suka-suka gue mau aduin siapa, keadilan itu harus kan" ucap Rion.

"Tapi gak ada hubungannya nilai kami jelek sama Arvero, nilai kami jelek karena kami gak belaajr, bukan karena Ar" ucap Dira tidak terima.

"Ngomong aja, lo takut tersaingi kan? Lo gak suka kan sama Arvero? Gue denger denger nih ya, kalau lo gak suka sama seseorang, cuman dua opini doang, first lo pengen jadi kek dia, second lo berada dibawahnya, lo yang mana?" ucap Dira.

"Uuuuu" ucap kebanyakan siswa berteriak.

Rion tidak mau kalah dia maju satu langkah dan menunduk sedikit karena tingginya terlewat dari pada Dira, "Oke ngomong aja gue takut tersaingi, gimana sama lo?" ucap Rion.

"Lo masih mimpi tinggi, ngaku-ngaku ratu sekolah semua cowok mau sama lo? Terus yang lo di tolak pas di toilet sama Arvero itu apa?" ucap Rion.

"Hallah basa-basi lo bambank"

"Kalau gue tembak lo pasti lo bakalan nerima kan?" ucapn Dira merendahkan.

"Lo ngomong apa tadi?"

"Barusan kuping lo diabetes kan? Karena denger gue tembak lo" ucap Dira.

"Gue bilang kalau gue bilang ke elo Gue mau lo jadi pa-" ucapan Dira terhenti.

"Gak gue tolak, lo bukan tipe gue" setelah mendengarkan ucapan Rion membuat Dira tidak percaya, dirinya di tolak?

"Kalau bercanda sana sama temen cewek lo jangan sama gue" ucap Rion mendorong Dira.

"Uuu" teriak siswa yang lain.

***

"Bau banget lagi" ucap Ilen menutup mulutnya, ia pun mengambil tissu dan merobeknya kemudian memasukkannya kelobang hidungya mencegah agar bau busuk masuk.

"Gue pengen cepet-cepet lulus" ucap Ilen, Ilen pun melihat kanan-kiri tidak ada siswa, artinya dia bisa membuka kancing bajunya, dirinya juga cukup panas.

"Selesaiin cepet len habis itu lo bisa pulang" ucap Ilen menyapu bunga bunga yang menurutnya jelek ini.

"Bener juga kata orang-orang semua cewek tu boneka, entah Berbie atau Anabel" ucap Ilen mengangguk-angguk.

"Selesai waktunya pulang" ucap Ilen melempar sapu lidi itu dan menggosok tangannya. Namun langkahnya terhenti karena menabrak seseorang.

"Ini apa kok kenyal kenyal" ucap Ilen tidak melihat keatas, dan terus ingin menerobos padahal ada Arvero didepapannya, dan ternyata yang kepalanya tabrak adalah perut Arvero.

Ilen pun menaikkan pandangannya dan hampir saja jatuh.

Bukan hampir dirinya sudah jatuh, "Gue baik baik aja gak usah di tolongin" ucap Ilen mengulurkan tangannya seraya menutup matanya.

Ilen membuka salah satu matanya dan melihat Arvero hanya menatapnya seperti bingung apakah cewek yang berada didepannya otaknya sudah hiatus.

"Gue gak nerima bantuan lo"

"Gue juga gak minat nolongin lo" ucap Arvero membuat Ilen meneguk ludah malu.

Ilen memperhatikan baju seragam Arvero yang sudah basah, entah apa yang dilakukan Anak cowok ini sehingga berkeringan.

Pandangan Ilen langsung menuju kebawah dibawah perut Arvero dan meneguk salivanya dengan mata berbinar.

"Lo kenapa?"

"Ha? Gak" ucap Ilen yang langsung berbalik membelakangi Arvero dan memukul kepalanya.

"Lo tadi liatin apaan sih Len" batin Ilen.

Arvero memperhatikan baju yang dipakai Ilen membuat Ilen salting sendiri, "Lo mau?" ucap Ilen membuat dahi Arvero mengkerut.

"Ha?"

"Salah ngomong"

"Yaelah gue kira lo mau boking gue" batin Iilen menggulung bibirnya.

"Baju lo" ucap Arvero.

"Kenapa bagus? Ih makasih, lo harusnya gak usah muji gue" ucap Ilen tersenyum

"Gak bukan itu baju lo" ucap Arvero membuat Ilen salah tingkah lagi goblok emang.

"Oh baju ha? Baju? Oh anu aju baju ini pasaran bukan cuman lo yang punya, oh soal gak make baju sama bra yah? Oh itu anu gue ngomong doang, gue make baju kaos nih warnah putih, oh bra warnah putih juga gue pergi Bye" ucap Ilen asal ceplas-ceplos membuat Arvero bingung sendiri.

"Ha? Bra? Putih?" batin Arvero.

***

"Archea Ilene lo goblok banget sih, kenapa lo ngasi tau ke Arvero kalau warnah bra lo warnah putih" ucap Ilen yang membuka knop pintu Apartement Reiga.

Ingin rasanya pergi berbelalanja karena dirinya besok akan bekerja, Ilen melempar tas dan juga sepatunya beralih ke nakas dan membuka lacinya, mendapati ada surat di nakas itu, Ilen kemudian mengambil surat tersebut dan membacanya.

"Uang lo gue ambil 3.000.000 sebagai kompensasi byebye SAYANG" ucap Ilen nadanya naik dikata sayang, dan beralih mengambil uangnya dan menghitung tinggal 7.000.000 saja yang tinggal.

"REIGAAA AWASSSS LO" teriak Ilen kesal

Line!

: Ilen nyebelin banget kan, kita cuman
pengen liat dia pake baju apa
: Nah itu gue tadi liat dia make baju
kaos putih pake ngaku gak make bra
lagi
: Gue pengen banget injak tu
kepalanya Arion
: Iya bisa-bisanya ngaduin Arvero di
Pak Abi
: Biasa popularitasnya tersaingi
: Tapi gue juga gak suka sama Rea
: Kenapa?
: Gue lihat dia kecentilan,
mentang-mentang sepupunya kak
Ar.
: Gue setuju.

ʷʳⁱᵗᵉ ʸᵒᵘʳ ᵈᵃᵗᵉ ᵒᶠ ᵇⁱʳᵗʰ ᵃⁿᵈ ᶠⁱⁿᵈ ʸᵒᵘʳ ᵗʷⁱⁿ

4 Secrets【COMPLETED】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang