49 - Confession

13.8K 324 92
                                    

Banyak yang ngamuk nih di chapter sebelumnya. I know itu menguras emosi guys :)

So menurut kalian apakah Bella dan Gera melakukan hal itu kemarin?

PERTANYAAN KEPOKU :

- Kalian berharap punya pacar yang ..... ?

JAWABAN VERSI AKU :

- Sempurna buat aku aja. (Bisa ga sempurna buat orang lain)

HAPPY READING

Gera beranjak dari kamar Bella dengan tergesa-gesa. Dia tidak menyadari bahwa waktu sudah menjelang sore dan begitu banyak panggilan masuk dari Flora, Romy, Jimmy, dan Emi. Dari pesan yang dia baca, iritasi Flora sudah mereda dan telah diberi obat oleh dokter. Ada rasa bersalah yang menghantam dada Gera, namun jika dipikirkan kembali, dia juga ingin menyelamatkan hubungan suami istrinya.

Bella tidak menahannya saat pergi tadi. Mereka justru saling tersenyum tipis dan berharap yang terbaik untuk satu sama lain. Perilaku seperti itulah yang dulu membuat Gera jatuh cinta kepada Bella. Dan mulai sekarang, tidak akan ada yang mengganggu mereka.

Gera masuk ke dalam kamar dengan wajah paniknya. Flora telah terbaring di atas kasur dengan wajah yang masih sedikit memerah. Ada Emi yang menemani Flora di sebelahnya. Sementara para pria menunggu di luar.

"Sayang, kamu gak apa-apa?" Gera mengelus rambut Flora mesra. "Maaf aku gak ada kabar."

"Kamu dari mana?" tanya Flora dengan suara yang sulit dia keluarkan.

"Aku... habis ketemu pegawai hotel dan memang benar ada yang taruh paket itu di kamar kita atas suruhan tamu lainnya dan sebenernya si pegawai salah kamar aja. Paket itu gak seharusnya ada di kamar kita."

Kebohongan yang sudah Gera persiapkan saat berlari ke kamarnya. Bella sudah menjelaskan kalau dia menyuruh pegawai untuk menaruhnya di kamar mereka. Dan Gera berbohong kalau paket itu tidak seharusnya ada di kamar. Itu hanyalah alasan agar Flora tidak mempermasalahkannya.

"Terus gimana dong? Aku udah pakai paket orang lain," ucap Flora merasa bersalah.

"Enggak, gak apa-apa kok, aku udah ganti semuanya." Flora tersenyum sangat tipis dan mengangguk.

"Maaf ya, gara-gara aku, kita jadi gak kencan berdua."

"No, it's not your fault, yang penting kamu sembuh dulu, kamu baik-baik aja."

Emi mendelik malas dengan tingkah kedua temannya itu. Dia beranjak dari kasur Flora dan menghampiri kekasihnya di teras hotel sendirian. Sementara Jimmy hilang entah kemana. Biarlah teman-temannya itu sibuk masing-masing, dia juga ingin berkencan ria bersama Romy.

---

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi mereka semua masih saja terjaga untuk menonton bersama di ruang tamu. Akibat peristiwa yang dialami oleh Flora, mereka semua sepakat untuk menemaninya hingga sembuh. Dan film yang mereka pilih adalah film Korea.

"Akhirnya selesai juga, mata gue capek banget nonton drama gini," keluh Romy sembari merenggangkan tubuhnya yang sejak tadi duduk di sofa.

"Ih, orang bagus gini," sahut Flora sebal. "Kalian mau tidur?"

"Iyalah, ngantuk banget tau," jawab Emi menguap panjang.

"Ya udah deh, kita juga tidur." Flora berdiri dan diikuti oleh Gera untuk masuk ke dalam kamar.
"Bye semuanya! Good night!" seru Emi sebelum masuk ke dalam kamarnya.

Semua pergi dan meninggalkan Jimmy yang termenung menatap pemandangan laut. Sesekali dia melihat layar ponselnya yang menampilkan sebuah adegan dari sebuah video yang dia harap tidak pernah dia temukan. Ada satu perasaan yang teramat bimbang di dadanya. Dan begitu banyak pertanyaan di kepalanya.

Marriage as Her 17th Birthday GiftWhere stories live. Discover now