22 - Ayam Bakar Pedas

8.3K 415 46
                                    

HAI SEMUA! AKU MAU SEDIKIT CERITA! Dibaca sebentar yaaa.

Jadi aku sering banget dan bahkan balas komen-komen kalian sebisa aku, tapi terkadang ada juga komen yang aku gak sempat bales.

Dari situ aku sadar kalau aku masih kurang aktif ajak kalian ngobrol atau apapun. Author note di akhir cerita juga kurang greget, kan?

Jadi setelah aku pelajari ke author-author lain, mereka selalu kasih beberapa pertanyaan untuk reader sebagai pendekatan mereka. Sebagai author newbie kayak aku, jelas aku merasa belajar dari hal itu dan ingin ngelakuin hal yang sama.

Gak cuma kalian, aku juga akan menjawab dan bercerita kehidupan aku sendiri.

Di cerita aku yang lain, yang lagi aku proses nulis, udah ada sesi pertanyaan yang seru-seru banget. Jadi mau aku terapin di cerita on going ini juga.

Aku harap kalian bisa ikut partisipasi dengan seru ya! Mungkin di awal kalian masih malas atau sungkan untuk komen, it's okay, semua juga harus dimulai dari aku dulu.

PERTANYAAN KEPOKU :

ºApa ada yang lagi punya doi sekarang?

ºLagu apa yang menggambarkan isi hati kalian saat ini?

Jawaban versi aku ada di akhir chapter ya.

HAPPY READING
TYPO KOMEN :)

"Sumpah ya, Farel Derama tuh ganteng banget! Tatapannya itu loh!"

Gera hanya pasrah mendengar istrinya yang sejak tadi membanggakan sang artis tampan itu. Seperti biasa, mereka saling berbicara sebelum tidur. Ya walaupun Gera lebih banyak diam dan mendengarkan saja. Tubuhnya bersandar pada kepala ranjang bersama dengan Flora yang masih berbinar-binar membicarakan Farel.

"Dia gak bakal suka sama lo," sahut Gera tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Selain mendengarkan sang istri, Gera juga harus membalas pesan sang kekasih yang berada di Australia.

"Ih, emang kenapa?" Flora enggan menerima pernyataan Gera yang hampir sepenuhnya benar.

"Lo kan udah nikah, sama gue lagi."

Flora mendecak membenarkan alasannya. Farel mana mau dengannya yang sudah berstatus istri dari temannya sendiri? Seperti tidak ada wanita lain saja. Tetapi Flora bisa membayangkan bagaimana sulitnya menjadi kekasih seorang artis. Selalu banyak godaan dimanapun dan kapanpun. Yang diam seperti Gera saja sudah ada saingannya, si Bella itu.

"Farel itu pernah pacaran gak sih?"

"Ya pernahlah, emang dia apaan gak pernah pacaran," jawab Gera sedikit heran dengan pemikiran Flora yang unik.

"Kok gue gak pernah denger beritanya?"

"Gak mungkin agensi mereka sebarin hal itu, bisa bangkrut si Farel." Flora mengangguk setuju. Jika membayangkan orang yang kita suka mencintai orang lain, agak sedikit sakit hati sih. Walaupun dia bukan siapa-siapa. Tetapi jika memang cinta, kebahagiaan dia ya tujuan utama kita.

"Salah satu mantannya lo tau?"

"Taulah."

"Siapa?"

"Ananda Tiaz." Flora sontak membulatkan matanya dan menutup mulutnya tidak percaya. Dia tentu tahu Ananda Tiaz adalah seorang artis terkenal papan atas. Semua pria mengidamkan kekasihnya seperti seorang Ananda Tiaz. Yang membuat Flora heran, kok bisa Farel membiarkan Ananda untuk menjadi mantannya? Apa tidak sayang membiarkan wanita secantik itu hanya singgah sementara di hatinya?

Marriage as Her 17th Birthday GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang