6 - Skinship Check

15.3K 568 27
                                    

"Ok! Tahan dulu! 1.. 2.. 3!"

Sang photographer memotret calon pengantin yang kini tengah berangkulan mesra. Gera yang biasanya tidak menunjukkan senyumnya pada Flora, kini terlihat tersenyum manis. Ditambah dengan tatapan mesra yang mampu membuat jantung Flora jatuh entah kemana.

"Pose dipeluk dari belakang dong, biar kayak titanic."

"Boleh! Ayo Gera dipeluk calon istrinya dari belakang."

Flora tersenyum lebar sembari mendesis kata 'yes' pada dirinya sendiri. Tubuh Flora terasa hangat saat dua lengan kekar Gera mendekap tubuh dari belakang. Tidak hanya lengan, Flora juga merasa terlena akan hembusan hangat nafas Gera yang terasa di atas kepalanya. Walaupun sudah mengguna high heels, Gera masih tetap jauh lebih tinggi darinya.

"Boleh pose liat-liatan gak?"

"Coba cium pipi dong! Biar keliatan suaminya sayang banget sama istri."

"Gimana kalo Gera gendong aku? Lucu, kan?"

Mendengar banyak ide dari Flora membuat tugas Bagas, sang photographer, berkurang banyak. Sedari tadi Floralah yang memimpin pose-pose prewedding mereka. Bagas sih senang-senang saja. Selain idenya yang cemerlang, keduanya juga dapat bekerja sama dengan baik. Buktinya Gera terus mengabulkan permintaan Flora tanpa mengeluh. Ya walaupun dalam hatinya sudah menyumpah serapahi Flora.

"Oke! Ada pose lain yang mau kamu lakuin?" tanya Bagas kepada Flora. Begitu banyak foto sudah terpotret dan seharusnya mereka sudah cukup. Tetapi berjaga-jaga jika Flora ada permintaan lain.

"Ehm... foto ciuman gak ada?" tanya Flora pelan-pelan dengan wajah polosnya.

"Flora! Malu-maluin ih!"

"Flora, kamu masih kecil loh."

Flora yang ditegur oleh kedua orang tuanya itupun langsung menunjukkan wajah cemberutnya. Berbeda dengan Gera yang tersenyum puas dibalik wajah datarnya itu. Flora tahu kalau Gera tengah menatapnya seakan berkata 'emang-enak-lo-bocah-kecil'. Huh, seandainya orang tuanya tidak ikut, pasti idenya akan disetujui Bagas.

"Kalau keduanya setuju, aku sih juga setuju," ucap Gina tersenyum memberi harapan pada Flora.

"Iya, mereka juga akan menjadi pasangan suami istri. Jadi gak masalah kalau fotp prewedding mereka ada kissnya."

Flora melirik Gera dengan tatapan kemenangan. Jika orang tua Gera setuju, mana bisa putranya menolak? Tinggal orang tuanya saja nih yang harus ikut setuju dengan idenya. Lagipula foto prewedding kan hanya sekali seumur hidup, masa ciuman saja tidak boleh?

"Memangnya Gera mau? Pasti gak nyaman deh dia." Farah menatap Gera khawatir. Sepertinya dia tahu kalau Flora sering menindas Gera dengan segala kejahilannya.

"Hm, aku rasa Flora masih kecil untuk foto ciuman gitu."

Flora mendecak kesal mendengar jawaban Gera. Sudah pastilah pria itu tidak ingin melakukannya. Minta peluk saja dia ogah-ogahan.

"Tuh Flora, dengerin calon suami kamu. Dia niatnya baik loh."

Apanya yang baik? Jika calon suami enggan mencium calon istrinya, bukankah itu aneh? Harusnya Paul lebih menganalisa setiap kata dari Gera.

"Ah ya udah deh, aku turutin Gera aja."

Flora dan Gera akhirnya menyelesaikan pemotretan prewedding mereka setelah berjam-jam lamanya. Di dalam studio, di luar studio, bahkan entah berapa kali mereka mengganti pakaiannya. Hari sudah malam dan mereka semua pun berniat untuk makan malam sebelum pulang.

Marriage as Her 17th Birthday GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang