ˋ3ˊ

20.8K 6.4K 5.8K
                                    

"Loh, ini kok pada keluar? Udahan kumpulnya?" Tanya Junghwan cengo melihat teman-temannya keluar dari dalam rumah Hyunsuk, padahal dia dan Yoshi baru saja sampai.

"Gak ada yang perlu dibahas lagi," jawab Jihoon melewati Junghwan dengan dingin, tak menatapnya sedikitpun.

Junghwan dan Yoshi bingung, ini pada kenapa sih?

"Kalian jangan aneh-aneh ya," kata Yedam memperingati, lewat setelah Jihoon, sebelum pulang menaiki sepedanya.

"Kak Junkyu sama Kak Doyoung aja belum sampe, masa pulang?"

"Mereka udah gue kabarin," jawab Mashiho keluar dari dalam rumah bersama Hyunsuk.

"Bisa jelasin ini ada apa?" Tanya Yoshi tak paham, baru datang beban pikirannya bertambah.

"Tadi tuduh-tuduhan, ya udah pada marah," jawab Haruto. "Kak Mashi nuduh Kak Jihoon, Jeongwoo nuduh Kak Asahi."

"Habisnya dia mencurigakan," cibir Jeongwoo. "Dari gelagatnya, Kak Asahi itu tau sesuatu. Dia kan diam-diam menghanyutkan, tau banyak hal padahal gak ada yang bilang."

"Jangan tuduh-tuduhan gitu lah, Woo," tegur Jaehyuk. "Lo gak punya bukti, yang ada kita malah kepecah dan bikin pembunuhnya gampang jalanin aksinya."

Asahi tersenyum miring. "Tau dari mana? Kayaknya, lo tau banyak hal ya, Jaehyuk..."

Jaehyuk terkesiap. "K-kan cuma dugaan. Foto Kak Yoonbin dikirim ke Kak Hyunsuk, otomatis pembunuhnya incar kita juga."

"Emang lo yakin pembunuhnya ada di antara kita berdua belas?" Tanya Yoshi mulai curiga.

"Iya."

"Seyakin itu?"

"Iya, yakin."

Asahi terkekeh. "Secara gak langsung lo bakal ditargetin pertama, hati-hati aja."

Junghwan bingung, masa iya pembunuhnya ada di antara mereka? Masa iya terinspirasi dari film buatan mereka? Sepengelihatannya, mereka tidak memiliki gangguan mental apapun, sifat mereka wajar seperti orang pada umumnya.

"Udah lah, gue mau pulang," kata Jeongwoo final, berjalan keluar dari pekarangan rumah Hyunsuk, mencari transportasi umum.

"Udah gue duga bakal jadi begini," ucap Hyunsuk sendu. "Seharusnya kita percaya satu sama lain, gak tuduh-tuduhan begini. Bisa aja kan pelakunya orang lain?"

"Kita tunggu aja." Haruto memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. "Kalau setelah ini ada yang mati di antara kita, berarti bener pelakunya memang salah satu dari kita."

"Haruto... lo gak berharap kita mati, kan?"

Haruto tertawa kecil. "Menurut lo gimana, Kak Hyunsuk?"

Yoshi tambah bingung. "Kenapa tanyanya gitu? Lo sembunyiin sesuatu?"

Apa yang dilakukan Haruto? Pemuda tinggi tersebut hanya tersenyum, lalu menaiki motornya dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.



























































"Gue gak salah kan? Gue yakin banyak yang curiga sama Kak Asahi karena sifatnya itu," dumel Jeongwoo di perjalanannya.

Dia menendang batu, melampiaskan kekesalannya. Kasian batu, diam saja padahal :(

"Tapi, Kak Asahi emang harus dicurigai sih," lanjutnya tersenyum aneh.

Jeongwoo mengeluarkan ponselnya, membuka chat terakhirnya dengan seseorang. Dia tersenyum lagi, walaupun was-was, kenapa ini terasa menyenangkan?

That Day | Treasure ✓ [TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang