ˋ15ˊ

16.7K 5.8K 3.3K
                                    

"Bikin khawatir aja lo, Yosh!" Seru Jihoon yang pertama kali menghampiri Yoshi, menggeplak pundaknya sebagai tanda omelan.

Di sisi lain, seseorang gelisah dalam diam. Bagaimana mungkin Yoshi bisa sampai kesini? Yoshi kan sudah ia bawa ke suatu tempat yang tak diketahui banyak orang.

"Maaf, Ji. Gue bakal pulang setelah selesaiin urusan gue, kok. Tenang aja," kata Yoshi tak memindahkan posisi tangannya sedikitpun.

"Kak Yoshi," panggil Jeongwoo. "Lo sembunyiin apaan?"

"Oh, bukan apa-apa."

Jeongwoo ingin bertanya lebih lanjut, tapi ponselnya yang berdering mengalihkan perhatiannya. Oh, ternyata ibunya Jaehyuk yang menelpon.

"Mamanya Kak Jaehyuk nelpon," kata Jeongwoo, lalu mengangkat panggilan telponnya. "Halo. Iya tante, ini Jeongwoo."

"..."

"HAH?! APA?! Iya tante, Jeongwoo dan yang lain kesana sekarang. Tante tenang ya, nanti biar Jeongwoo yang telpon polisi."

Pip!

"Woo, kenapa ekspresi lo begitu?" Tanya Yedam bingung.

Jeongwoo segera memakai jaketnya yang tersampir di sofa sembari menatap Yedam. "Ayo ke rumah Kak Jaehyuk... Kak Jaehyuk meninggal, dibunuh entah sama siapa."

Jihoon menganga. "Lagi?!"

"Among Us di kehidupan nyata, kita ngalamin itu sekarang," tutur Haruto. "Setelah ini, gue yakin di antara kita bakal jadi korban... atau mungkin semuanya."

"Jangan-jangan lo pelakunya!" Tuduh Jeongwoo pada Haruto. "Di awal, lo bilang kalau di antara kita ada yang dibunuh, pelakunya memang salah satu dari kita. Itu lo kan?!"

"Jeongwoo, lo lupa? Lo mau bunuh gue."

"Bukan gue pelakunya! Ada bukti gak?! Bisa aja lo memanipulasi kejadian malam itu dan bikin gue yang dituduh."

"Kak Yedam, bukannya lo liat juga ya?" Tanya Junghwan menyela pembicaraan. "Lo bilang, lo liat gue dan Kak Haruto berdarah-darah malam itu."

"Gue liat disaat lo berdua lagi duduk di pinggir jalan, gue gak liat kejadian awalnya gimana," jawab Yedam. Dia jujur kok.

"Kalian kenapa masih disini?!" Hyunsuk turun dari lantai atas setelah berganti pakaian. "Ayo ke rumah Jaehyuk, jangan berantem!"

Hyunsuk yang pertama keluar dari rumah. Masa bodo pintu tidak dikunci, kan ada pembantu di rumahnya. Nanti tinggal bilang kalau dia pergi ke rumah temannya.

Yang lain panik dan buru-buru naik ke kendaraan masing-masing, lain halnya dengan Jihoon yang misuh-misuh kepada Mashiho. Dia kan belum mandi, malu-maluin doang yang ada.

Mashiho sendiri tak menanggapi, netranya fokus ke seseorang, tak henti menatapnya sejak ia tiba di rumah Hyunsuk beberapa saat yang lalu.

Saat Junghwan hendak naik ke mobil Hyunsuk, Yoshi mencekal lengannya, menatapnya tajam dengan tangan kiri berada di balik punggungnya.

"Kak Yoshi, kita harus cepet kesana!" Seru Junghwan berusaha melepaskan cengkraman tangan Yoshi, tapi tenaganya kuat sekali.

Tin! Tin!

"Kalian berdua ngapain diem aja? Ayo naik!" Suruh Hyunsuk seraya mengklakson mobil.

Tatapan Yoshi semakin menajam, membuat Junghwan merinding. Yoshi kenapa sih? Kenapa seram begini?

"Kalian lagi ada masalah? Bisa ditunda dulu?" Yedam turun dari mobil Hyunsuk, kesal karena waktu terbuang. "Kak Yoshi, gak biasanya lo begini. Kalau masalahnya memang serius, kita bahas sama-sama, tapi nanti."

That Day | Treasure ✓ [TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now