17

18 3 0
                                    

Lily terbangun di sebuah taman yang ada berbagai bunga, dia memandang indahnya hamparan bunga, ada seorang anak kecil perempuan yang sedang bermain dengan anak perempuan lain,

“mama?” panggil mereka lalu memeluk Lily, “kalian siapa?” tanya Lily, “aku Lea,” jawab yang lebih besar, “aku adik kak Lea ma,” jawab satunya, “maksudnya?” tanya Lily tak mengerti,

“ma Lea pamit ya?” ujar Lea, “mau kemana sayang?” tanya Lily lembut, “Lea gak akan ninggalin mama kok, Lea selalu sama mama, jangan nangis ya ma,” ucap Lea, “kamu mau kemana nak?” tanya Lily,

“Lea mau ketemu Allah mah,” ujar Lea, “ketemu Allah?” tanya Lily, “yaudah Lea pamit mah, Lea sayang mama,” Lea mencium punggung tangan Lily,

Lily mengecup pipi Lea lama lalu perlahan Lea menghilang, ada perasaan perih di hari Lily “siapa dia?” batin Lily bertanya, “mah?” panggil satunya, “iya?” sahut Lily,

“tunggu aku ya?” ucapnya, Lily diam saja, “mamah jangan sedih, tunggu aku kembali ya mah,” ujarnya lalu perlahan juga dia menghilang,

Kini tinggal Lily disana, di padang rumput yang hijau, dan penuh bunga, dia mencoba tersenyum namun rasanya ada yang menyayat hatinya,

“mereka putrimu,” ucap seseorang, dia masih terlihat sangat muda dan cantik, “darimana kakak tau?” tanya Lily, “kau tidak mengenaliku?” tanya dia, Lily menatapnya menyelidik,

“kenapa anda begitu mirip dengan saya?” tanya Lily, dia tersenyum pada Lily, “ada apa ini?” tanya seorang laki-laki yang juga seumuran mereka,

“dia siapa?” tanya Lily, pria itu tersenyum “tidakkah aku mirip suamimu?” tanyanya, “siapa kalian?” tanya Lily menyelidik, “Ana,” jawab Ana, “Yudha,” mereka tersenyum,

“bukannya kalian?” tanya Lily sambil menutup mulutnya, “kami tak akan pergi sebelum kutukan itu selesai nak, kutukan Ana Airin,” ujar Yudha, “terima kasih nak, sudah menjadi korban kutukan Ana Airin,” Ana menunduk,

“tidak apa-apa nek,” Lily memeluk Ana, “sampaikan pada Lio, Yudha Argantara ada dalam dirinya, jadi jika dia kehilangan Airin untuk kedua kalinya maka jangan menangis,” Yudha tersenyum,

“kalo begitu kita pamit,” ucap mereka lalu menghilang.

Lily duduk disebuah ayunan yang terbuat dari tanaman, dia duduk manis disana, sambil bermain ayunan, terlihat seorang pria mendatangi Lily,

“Lily pulang,” ucapnya, Lily kenal suara itu, “Lio?” tanya Lily, pria itu mendekat lalu mendekap Lily dalam pelukannya, “pulang Ly,” lirihnya, “aku rindu Ly,” bisik Ganta,

“Lio...” sebelum selesai Lily berbicara Ganta telah hilang, Ganta hilang dari hadapannya, dia seakan ingin menangis, “sakit,” batin Lily.

“Bangun Ly!!” Ganta memejamkan matanya sambil menangis, Vindra duduk disebelah Ganta “maafin gue Gan, gue gak bisa jaga Lily,” Vindra menunduk dalam, “gimana kejadiannya?” tanya Ganta,

“gue lagi beliin Rere milkshake, gue gak tau,” jawab Vindra lirih, “keadaan Rere gimana?” tanya Ganta, “dia kena keram perut, dan dia keguguran,” lirih Vindra, Ganta hanya diam.

Vindra duduk di sebelah brankar Rere, dia mengusap punggung tangan Rere, “bangun sayang,” lirih Vindra, “'Leo?” tanya Rere, Rere mengusap perutnya, ada yang aneh, perutnya kecil “perut aku kok kecil?” tanya Rere,

“kamu keguguran,” jawab Vindra lemah, Rere terdiam menatap Vindra sebelum dia berteriak “enggak!! Rea masih disini, Rea belum mati!!” teriak Rere frustasi, “Rea masih disini kan? Kamu bercanda kan,” Rere tersenyum mengusap perutnya,

Vindra memeluknya, Rere terus berontak memukul dada Vindra “tenang Re, Rea udah tenang disana, jangan buat dia sedih,” ucap Vindra lembut, Rere menangis di dada Vindra.

“sayang bangun yuk,” ucap Ganta, “kamu pulang sama aku, kita masak bareng,” bujuk Ganta, “inget gak pertama bikin kue,” Ganta terkekeh,

“Ganta kok gosong? Ganta kok gak ngembang, Ganta kok gak enak, Ganta keasinan, Ganta kurang manis, Ganta kok belum mateng ya? Ganta enak gak?” Ganta tersenyum mengingatnya,

Matanya berkaca-kaca padahal bibirnya tersenyum manis, “Lio kangen Lily, Lio kangen Lily,” Ganta terus mengucap itu sambil mengecup punggung tangan Lily.

Sudah tiga bulan Lily koma, dan Ganta tampa henti menemani Lily, Ganta menemani Lily hingga dia lupa makan, lupa mandi, lupa apapun, kecuali Lily,

Vindra dan Arga menyeret Ganta menuju kamar mandi lalu menyuruh Ganta mandi, setelah itu membawa Ganta menuju kantin rumah sakit untuk makan,

Ganta tak berselera makan sedikitpun, dia terlihat murung dan kacau, “siapa yang jagain Lily kalo lo sakit?” tanya Vindra, “gue sih oke, oke aja jagain Lily,” Vindra tersenyum usil

“enak aja!” balas Ganta sewot, “yodah makan,” sewot Arga, “ngapa lo jadi ikut sewot!” sewot balik Ganta, “makan gih,” ucap Vindra, Ganta memakannya sambil tersenyum namun matanya mengeluarkan air mata,

“Lily pasti suka sama sup ini,” ucap Ganta, “Lily suka sup ayam, kalo Lily bangun gue pengen ajak dia makan disini,” ucap Ganta lagi, Vindra menggaruk tengkuknya tak enak,

Arga sedikit merasa bersalah “abisin makannya,” ujar Arga, Ganta mengangguk lalu memakan makanan itu dengan tenang, “gimana kabar kamu Ly, udah lama banget kita ngobrol sambil makan sup ayam,” batin Ganta.

Ganta kembali keruangan Lily dengan semangat, dia bersama Vindra dan Arga kembali kedalam ruangan putih biru itu, Ganta membuka pintu dan dikagetkan dengan Lily yang duduk di brankar sambil tersenyum kearahnya,

Mata Ganta berkaca-kaca lalu dia berlari memeluk Lily, Lily terlihat risih dengan Ganta, “lepas!” bentak Lily, “kenapa?” tanya Ganta khawatir,

“Kamu itu siapa?” tanya Lily galak,

DUAR!!!

Thanks for Reading❤❤❤ tetep baca Seyaru ya!! Like komen and share!! Maksudnya folow 😊

Love Reader ❤❤

Segitiga yang RumitWhere stories live. Discover now