22

15 3 0
                                    

Pagi yang cerah, mentari menyinari bumi kembali, dibalik gorden masih ada sepasang suami istri yang sedang tidur berpelukan,

“ehm...” sang wanita menggeliat, dia menatap suaminya itu “Leo?” panggil dia, “hm...” sahut Vindra, “kamu gak ke kantor?” tanya Rere, “iya,” jawab Vindra lalu beranjak.

Vindra dan Rere sedang sarapan di meja makan dengan bahagia, barcanda tawa juga mengobrol banyak,

TOK...TOK...TOK...

Suara ketukan pintu membuat Rere harus membukakan pintu, Rere membukakan pintu dan, “jalang!” teriaknya lalu mendorong kasar Rere, Rere merasakan nyeri di bokongnya karena terjatuh,

“Leo!” teriaknya, “kenapa?” Vindra kaget lalu langsung membantu Rere bangun, “lemah,” ucapnya kesal, “mamah apa²an sih?” tanya Vindra kesal, “kalo kamu masih mau jadi anak mama pulang!” teriak Nuri,

Vindra menghela nafas “kamu pulang atau gadis ini yang pulang,” teriak Nuri lagi, “mamah egois,” jawab Vindra, “mamah gamau kamu nikah sama perempuan yang udah bikin papah kamu berpaling!” teriak Nuri,

“kamu pernah tanya siapa ayah anak Reka?” bentak Nuri, “saya gak akan biarkan keluarga kamu merusak kehidupan saya,” ucap Nuri menunjuk Rere,

Vindra menatap mamanya lama, “Reka hamil anak Revindra!” jelas Nuri, Rere menunduk “apa bener?” tanya Vindra, Rere hanya diam, “apa bener?” bentak Vindra, “iya,” lirih Rere, “iya kak Reka hamil anak Dito,” jawab Rere sambil terisak,

“kamu denger? Kamu denger! Alasan mamah gamau kamu nikah sama jalang kayak dia!” bentak Nuri lagi, Vindra mendongak hampir menangis, “kenapa gak bilang?” tanya Vindra,

“cuma aku yang tau semua itu, bahkan mamah papah gatau,” jawab Rere lirih, “kamu sembunyikan hal sebesar ini dari aku?” tanya Vindra, “oh jadi suami anda yang terhormat yang membuat anak saya hamil!” teriak Hana,

“mama?” tanya Rere, “saya gak nyangka keluarga sebesar Revindra punya aib sebesar ini,” Hana mengejek, “suami anda sungguh memalukan, bahkan dia menghamili wanita yang seusia putranya,” Hana tersenyum sinis,

“anda gak berhak menilai suami saya Hana!” bentak Nuri, “ini yang kamu banggakan? Suami kamu? Yang ayahnya bejat?” tanya Hana, “mah?” lirih Rere, “dia saja gak bela kamu! Kamu pulang sekarang! Mamah gamau kamu sama dia!” teriak Hana emosi,

“Rere sayang Vindra mah,” lirih Rere, “Vindra sayang Rere,” jawab Vindra, “buat apa sih kamu perjuanganin adik jalang?” tanya Nuri, “buat apa kamu perjuanganin cowok pecundang kayak dia?” tanya Hana,

“anda menghina anak saya?” bentak Nuri, “anda juga menghina putri saya Nuri!” bentak balik Hana, “gausah sok suci kamu!” balas Nuri, “kamu yang jangan sok suci!” balas Hana, “kamu yang gausah sok suci!” Nuri menunjuk Hana,

Hana menepis tangan Nuri lalu menampar muka Nuri, “keluarga bejat!” bentak Hana kesal, “saya gak akan mau semua terulang!” Hana menyeret putrinya menuju keluar rumah.

“kamu pulang!” Nuri menyeret Vindra kasar lalu membawanya kemobil untuk pulang.

Dalam perjalanan bibir Rere terdiam, matanya sembab penuh air mata, pipinya basah, tampilannya kacau, Hana sebenarnya tidak tega, hati ibu mana yang tega dengan anaknya, hati ibu mana?

Hana mengusap pipi Rere lalu menidurkan kepala putrinya dipahanya lalu dia mengusap rambut Rere lembut, “jangan nangis, dia sudah melukai kamu begitu dalam, keluarganya sudah menanam bibit kebencian dalam keluarga kita,” lirih Hana,

“mama hanya gamau kamu jadi salah satu dari korbannya,” bisik Hana lembut, “kalo Rere bilang Rere cinta Vindra mama mau terima Vindra?” tanya Rere, Hana tersenyum “mama gak pernah larang Re, satu yang mama gamau,” jawab Hana,

“mama gamau kehilangan dua putri mama,” lanjutnya, Rere terdiam lalu memeluk mamanya erat “mama gak izinkan kamu sama Vindra karena dia adalah sebab kamu kehilangan Reka, kehilangan ayah kamu,” ujar Hana,

“ayah?” tanya Rere, Hana mengusap air matanya lalu menggeleng, “terlalu sulit buat dijelaskan,” jawab Hana, Rere menunduk dalam,

“inget ayah Igat?” tanya Hana, Rere mengangguk “kamu tau istrinya?” tanya Hana, “tau,” jawab Rere, “dia bukan ibu dari Indah,” jujur Hana, “maksud mamah?” tanya Rere kaget,

“ibu kandung Indah itu Dila Revindra dia adik dari Dito Revindra, Dila hamil dua anak, kembar, Rena dan Indah, tapi karena paksaan Dito Dila pindah keluar negeri, meninggalkan kedua putrinya,” jelas Hana,

Rere membungkam bibirnya, “Dila itu ibu yang buruk, dia ninggalin Indah saat dia melahirkan Indah, dan Igat harus membesarkan Indah sendiri, tanpa Dila mamanya, hingga Igat memutuskan menikah dengan istrinya sekarang atas paksaan mamah,” tambah Hana,

Air mata mereka menetes “seandainya enggak mama paksa, Indah gaakan punya sosok ibu,” lirih Hana, “apa Indah bahagia?” tanya Rere, “bisa kamu lihat, bisa kamu tanya, mamah gatau,” jawab Hana,

“Seandainya kamu paham arti permusuhan kedua keluarga ini kamu gak akan mencintai Leo, kamu akan membenci Leo, tapi mama telat buat cerita ke kamu, mamah telat buat sadarin kamu kalo kamu haram mencintai keluarga Revindra,” tegas Hana,

“tapi kenapa?” tanya Rere lirih, “kalo bayi antara Revindra dan I barsatu maka seluruh keluarga I akan menentang dia, bahkan dia dianggap bukan keluarga I, meskipun namanya menggunakan huruf I,” jawab Hana,

“apa salah kita?” tanya Rere, “salah kamu? Kamu lahir dari rahim nyonya I, bukan keluarga lain,” jawab Hana datar tanpa menoleh pada Rere, Rere bungkam karena Hana mengucapkan hal itu,

“mamah menyesal melahirkan anak yang akan jadi ibu dari keluarga Revindra,” ucap Hana dingin, “lebih sakit dari sebuah penyesalan,” tambah Hana, “kalo cucu mamah lahir dari keluarga Revindra mamah berharap gak punya cucu,” ucap Hana terdengar tanpa bantahan.

Thanks for reading❤❤

Like!!! Komen!!! Follow!!! Pokoknya wajib!!! Love you❤❤❤❤

Segitiga yang RumitWhere stories live. Discover now