Dihukum guru piket

5.8K 299 6
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 06.50 WIB yang artinya 10 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, tapi Via belum juga sampai di sekolah karena jalan sangat macet

"Aduh pak jalannya bisa cepetan dikit gak sih? Saya bisa telat masuk sekolah nih" keluh Via pada supir Taksi

"Maaf neng jalannya macet jadi ga bisa ngebut neng yang sabar aja yang penting kan selamat sampai tujuan" ujar supir taksi tersebut berusaha menenangkan Via

"Saya turun disini aja deh pak lagian jalan ke sekolah saya udah ga terlalu jauh kok, nih pak ongkosnya kembaliannya ambil aja" kata Via sambil menyodorkan selembar uang seratus ribuan kepada supir taksi tersebut

"Makasih ya neng ati-ati dijalan maaf saya ga bisa anter sampe sekolah" ujar supir taksi merasa bersalah

"Gapapa kok pak santai aja lagian kan saya yang minta di turunin disini, jadi bapak gausah merasa bersalah gitu" kata Via

Setelah itu Via pun lari membelah kemacetan jalan di ibu kota agar tidak terlambat masuk sekolah, tapi saat Via sampai disekolah ternyata gerbang sekolah sudah ditutup yang artinya Via terlambat

"Pak tolong bukain gerbangnya dong kan saya cuma telat 10 menit doang" mohon Via dengan pupy eyesnya

"Kamu udah terlambat jadi tidak bisa masuk sekarang, kamu tunggu disini sampai guru piket datang" ujar pak Satpam

"Yah pak izinin saya masuk ya nanti bapak saya kasih uang dua ratus ribu deh buat beli kopi" kata Via berusaha bernegosiasi dengan satpam tersebut

"Ya sudah, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa kalau saya izinin kamu masuk ya" kata pak satpam

"Siap pak" ucap Via sambil hormat kepada satpam tersebut yang sedang membukakan gerbang

"Giliran dikasih uang aja matatanya langsung ijo, huh dasar satpam jaman sekarang gampang banget disogok" Batin Via

∆∆∆

Skip di lapangan

"Sekarang kamu hormat di tiang bendera sampai jam istirahat pertama dan jangan coba-coba untuk kabur atau hukuman kamu akan saya tambah" kata guru piket yang sedang menghukum Via

"Baik pak saya gak akan kabur kok bapak tenang aja lagian saya juga bakal pikir dua kali kalau mau kabur daripada kena hukuman tambahan" ujar Via menggerutu

"Yasudah saya tinggal dulu" pamit guru tersebut dan meninggalkan Via

Jam pelajaran pertama telah selesai dan kini waktunya istirahat

KRING..KRING..KRING..

"Aduh akhirnya hukuman gue kelar juga mending sekarang gue ke kantin aja deh" kata Via sambil mengusap pelipisnya yang penuh dengan keringat

Saat Via akan ke kantin tiba-tiba saja ada yang merangkul Via dari belakang membuat Via terkejut dan reflek menengok ke belakang

"Anjirr ngagetin aja sih lu pada gue kirain tadi siapa main rangkul-rangkul gue aja" gerutu Via pada Amel dan Qila

"Lu dari mana aja sih vi daritadi kita cariin ga ada ehh taunya malah nyelip disini" tanya Qila

"Yee dikira gue pembalap apa main nyelip-nyelip segala, tadi tuh gue dihukum gara-gara gue telat masuk sekolah" kata Via

"Lah lu kenapa bisa telat? Biasanya juga lu dateng paling awal" kini giliran Amel yang bertanya

"Ya gitu deh panjang ceritanya daripada kita ngoceh ga jelas mending kita ke kantin aja gue udah laper nih" ajak Via

"Kuyy gasss lah gue juga udah laper nih" kata Qila dan mereka pun bergegas pergi ke kantin yang tentunya sudah penuh dengan manusia kelaparan

∆∆∆

Skip Kantin

Suasana dikantin sudah sangat ramai dengan siswa-siswa yang kelaparan dan siap untuk menghabiskan uang jajannya 

"Kalian cari meja kosong dulu aja biar gue yang pesen takutnya nanti kita ga kebagian meja lagi" kata Qila

"Yaudah yuk vi kita cari meja biar Qila aja yang pesen" ajak Amel sambil merangkul Via

Saat akan berjalan untuk mencari meja kosong Via teringat jika ia akan memberikan bekal yang sudah ia siapkan untuk Alex

"Emm.. Mel gue mau ke tempat Alex dulu ya lu duluan aja ntar gue nyusul" kata Via

"Mau ngapain lu? Jangan macem-macem ya lu gue gamau nanti lu bikin masalah sama gengnya Alex" ujar Amel mulai was-was

"Gue ga akan macem-macem kok paling cuma satu macem aja" kata Via dengan polosnya

"Terserah lu deh gue mau cari meja dulu bye" pamit Amel sambil melambaikan tangannya

Via pun berjalan mendekati meja Alex dan kawan-kawannya untuk memberikan bekal yang ia bawa tadi

"Haii lex gue boleh gabung ga?" sapa Via

"Ehh elu vi sini-sini duduk aja ga bayar kok tenang aja" kata Wildan mempersilahkan Via duduk disebelahnya

"Sebenernya gue kesini cuma mau ngasih ini ke Alex" kata Via sambil menyodorkan bekal tadi kepada Alex

"Gue bukan anak kecil jadi lu ga perlu bawain gue bekal atau apapun itu" tolak Alex mentah-mentah

"Udah gapapa lex kalo lu gamau biar buat gue aja" kata Gibran

"Emm.. kamu beneran gamau terima bekal dari aku? Ini enak lho nasi goreng buatan mama aku" kata Via sambil tetap mempertahankan senyumnya

"GUE GA BUTUH BEKAL DARI LU!!" Bentak Alex sambil menepis kasar tangan via dan membuat kotak bekal itu terjatuh

Semua yang ada dikantin terkejut melihat kejadian yang dialami oleh Via dan suasana dikantin pun mulai panas

Mata Via mulai memanas, tapi dia tetap berusaha untuk mempertahankan senyumnya

"Yaudah kalo gitu aku pamit dulu ya dan maaf udah ganggu kamu" kata Via dan lari meninggalkan kantin dengan air mata yang terus mengalir

Setelah kepergian Via tadi Gibran pun berbicara pada Alex karena dia merasa iba pada Via yang dipermalukan oleh Alex

"Lex lu ga perlu segitunya juga kali sama Via kalaupun lu ga suka sama bekalnya lu bisa kan tolak baik-baik jangan kayak tadi" tegur Gibran yang tak tahan melihat perlakuan sahabatnya pada Via

"Iya lex bener niat Via itu baik dia cuma pengen kasih lu bekal jadi ga seharusnya lu perlakuin dia kayak tadi" kata Raka

"Kok lu jadi pada belain dia sih" kesal Alex karena merasa dipojokkan oleh para sahabatnya

"Kita bukannya belain dia lex, tapi tadi lu udah keterlaluan sama Via lu ga seharusnya permaluin dia kayak tadi mau gimanapun juga dia itu perempuan" Kata Raka

"Bener lex kata Raka gue tau lu paling anti sama perempuan, tapi ga gini juga caranya" kini giliran Wildan yang angkat bicara

Karena merasa kesal pada ketiga sahabatnya itu Alex pun menggebrak meja dan pergi meninggalkan ketiga sahabatnya tanpa mengatakan apapun

Aku Menyerah (COMPLETED)Where stories live. Discover now