Prom Night Party

6.4K 293 7
                                    

" Sekarang aku tak lagi menyukai perdebatan, semua yang kamu katakan aku iyakan, dan semua keinginanmu aku persilahkan. Terserah, aku lelah. "
-Oktavia Anastasya Nugraini-

----------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Satu minggu berlalu, setelah kejadian itu dan kini ulangan kenaikan kelas pun telah selesai. Para siswa sudah tidak dibebankan dengan tugas-tugas dan semacamnya.

Keadaan Via pun sudah berangsur membaik dan sudah bisa kembali beraktifitas seperti biasanya. Via, Amel, dan Aqila sekarang berada didalam kelas. Sudah tidak ada pelajaran, mereka dibebaskan untuk melakukan kegiatan apapun.

" Vi, lu dicari sama kak Vito, katanya suruh ke depan nemuin dia " ujar Kintan- teman sekelas Via. Via pun keluar kelas untuk menemui kak Vito. Kakak kelas Via sekaligus ketua osis di SMA Pancasakti.

" Kakak nyari aku? Ada apa ya kak? " tanya Via to the point.

" Gini vi, kata pak Samsul lu itu jago nyanyi. Beberapa hari lagi kan kelulusan anak kelas 12. Jadi kita bakal ngadain Prom Night Party. Gue sama yang lain mau minta lu sebagai perwakilan kelas untuk nyanyi di acara itu. Jadi gimana lu mau kan? " jelasnya panjang lebar.

" Kenapa harus aku ya kak? Kan ada yang suaranya lebih bagus dari aku, kenapa ga yang lain aja? "

" Para guru pada rekomendasiin  elu. Gue sih berharap lu mau. Jadi gimana? " tanya Vito sekali lagi.

" Yaudah deh kalau itu emang keputusan kalian, aku ikut aja. Tapi kak, boleh ga kalau aku latihannya dirumah aja? Aku kurang nyaman kalau latihan disini. "

" Oke gapapa, gue harap lu bisa tampilin yang terbaik buat kita semua. Kalau gitu gue pamit dulu. " setelah itu Vito pun pergi

∆∆∆

Saat ini Via, Amel, dan Aqila sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka yang kelaparan. Tak jauh dari sana ada Dinda, Alex, Wildan, Gibran, dan Raka yang sedang bersenda gurau bersama. Jangan lupakan Dinda yang selalu nempel bersama Alex.

" Vi, liat deh tuh si Dinda gatel banget sih tu cewek dari tadi nempelin Alex mulu. Alex juga kenapa anteng-anteng aja digituin. Coba aja kalau lu yang diposisinya Dinda, gue yakin si Alex udah mencak-mencak atau bahkan ga segan-segan buat usir lu! " oceh Qila merasa kesal

" Iya vi, kok lu malah diem aja sih pacar lu ditempelin mulu sama tuh nenek lampir? Kalau gue jadi lu sih udah gue labrak tu iblis " ujar Amel

" Udah biarin aja. Mungkin Alex nyaman sama posisi itu, lagian gue ga mau ganggu ketenangan mereka. Kalau gue nyamperin mereka dan bikin keributan, nanti yang ada Alex bisa tambah benci sama gue. Dan gue gamau hal itu terjadi. Liat Alex bahagia udah cukup bagi gue, meski bahagianya Alex bukan sama gue. Tapi sama mantannya " jelas Via

" Hati lu terbuat dari apa sih vi? Baja? Besi? Atau perak? Kuat banget kayaknya. " heran Amel. Via hanya tersenyum menanggapi.

Sebenarnya Via cemburu, tapi mau bagaimana lagi? Alex akan sangat marah kalau sampai Via mengerecoki kebersamaaannya dengan Dinda.

Sesaat setelah itu Dinda pamit akan ke toilet. Via pun mengikuti Dinda. Ia ingin berbicara pada Dinda sebentar dipinggir lapangan.

Aku Menyerah (COMPLETED)Where stories live. Discover now