Penyembuh Luka?

6.2K 217 2
                                    

" Self healing? ntahlah bro, terkadang pemberi luka lah yang  bisa menyembuhkannya. "
-Oktavia Nastasya Nugraini-

----------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Sepulang dari rumah Via, Alex tidak langsung pulang. Ia ada janji dengan teman-temannya menuju suatu tempat. Lampu kerlap-kerlip, suara musik yang sangat berisik, banyak wanita seksi dengan pakaian kurang bahan, dan bau alkohol yang sangat dominan. Dimana lagi kalau bukan ke clup?.

Sesampainya disana, Alex langsung menuju meja bar. Menghampiri ketiga teman gilanya, ehh ralat hanya dua saja yang gila. Karena Raka masih bisa disebut normal. Alex duduk disamping Raka dan memesan minuman terlarang itu.

" Woy, kenapa dah lu? Kusut amat tuh muka. " ejek Wildan.

" Tau tuh, bukannya habis ngedate ya sama sang pujaan hati? Harusnya seneng dong, lah ini malah kebalikannya? " Gibran menimpali.

" Kenapa lu? Ada masalah sama Via? " tebak Raka tepat sasaran.

" Gue bingung harus gimana lagi biar bisa mulihin semua ingatan Via tentang gue. Gue ngerasa asing sama Via yang sekarang. Kadang dia baik, kadang galak, kadang manis, kadang ketus, kadang juga dingin. Sifat dia yang sekarang bener-bener ga ketebak. Gue ngerasa seolah-olah Via punya kepribadian ganda tau ga? " keluh Alex.

" Jadi, intinya lu pengen Via balik lagi kayak dulu? " tanya Gibran memastikan yang mendapat anggukan mantab dari Alex.

" Gue pernah lihat di sinetron-sinetron kalau mau balikin ingatan orang yang amnesia. Kita harus pentokin lagi kepala dia. Nah, gimana kalau kita pukul kepala Via pakai tongkat baseball? " Wildan memberikan saran terbaiknya.

  " Nah, yang kayak gini nih tipe-tipe manusia waktu lahir ga diazanin, tapi malah digaplokin. Gedenya gobloknya kagak ketulungan. " cibir Gibran menjitak keras kepala Wildan.

" Tau tuh, bukannya sadar yang ada malah nyawa anak orang melayang! " geram Raka tak habis pikir dengan pola pikir Wildan yang diluar nalar.

" Kalau gak gini aja. Coba lu bawa Via ke tempat yang pernah kalian kunjungi. Dulu, sebelum Via amnesia. Terus lu ceritain dah tuh semua momen yang pernah kalian lewati. Kalau perlu lu tunjukkin foto atau apa kek gitu. Intinya semua hal yang ngingetin dia tentang masalalu. Gue sih ga jamin ini bakal berhasil, tapi kita ga bakal tau hasilnya bakal kayak gimana. Kalau kita ga nyoba kan? " cerocos Gibran mulai serius.

" Gue sih setuju, lagian saran Gibran lumayan masuk akal juga. Daripada lu ngikutin saran Wildan yang melenceng banget dari topik pembicaraan kita? " Raka menimpali.

" Iya sih, tapi masih ada yang ngeganjel dihati gue. Satu sisi gue pengen Via bisa sembuh dari amnesia nya. Tapi disisi lain gue juga takut Via bakal ninggalin gue. Setelah dia inget semua soal taruhan itu. Jujur, gue ga bisa kalau harus kehilangan Via untuk yang kedua kalinya. " lirih Alex menatap sendu.

" Gue kalau ada diposisi Via juga pasti marah sih sama lu. Cewek mana coba yang ga kecewa saat tau kalau dia cuma dijadiin sebagai bahan taruhan? Terlebih lagi Via udah ngelakuin banyak hal cuma untuk dapetin perhatian lu. " kompor Wildan memperkeruh suasana. Definisi teman laknat bukan?.

" Gue keterlaluan gak sih? Gue gak yakin semua usaha yang udah gue lakuin buat nebus kesalahan gue. Bisa untuk menghapus semua luka yang udah gue torehin ke hati Via. " Alex semakin dihantui oleh rasa bersalah. Seperti ada belati tajam yang menghujam dadanya. Hingga ia merasa sangat sesak dan nyeri. Saat mengingat semua perlakuan buruknya terhadap Via.

" Rasa kecewa itu pasti ada. Mau sebaik dan sesabar apapun Via. Dia juga manusia biasa yang bisa ngerasain sakit. " ucap Gibran sok bijak.

" Kira-kira dia bisa gak ya ngelupain semua kesalahan yang udah gue lakuin? Gue janji akan mengganti semua kenangan buruk itu dengan kebahagiaan. " ucap Alex sungguh-sungguh.

" Lex, lu pernah gak nancepin paku ke pagar terus lu cabut lagi tuh paku? Pasti ada bekasnya kan? Dan gak mungkin pagar itu bisa kembali mulus seperti semula. Itu sama halnya dengan hati seseorang. Mau lu buat sebahagia apapun dia, sebanyak apapun lu bikin dia ketawa. Semua itu gak akan pernah cukup untuk menghilangkan  rasa sakit Via yang dulu. Terlebih ingatan seorang wanita itu sangat kuat. Dan bekas luka itu ga akan pernah bisa sembuh dengan sempurna. " jelas Raka.

" Makannya ada istilah gak semua maaf bisa menyembuhkan setiap luka. Jadi, mulai sekarang gue harap lu bisa lebih dewasa. Lu harus bisa jaga sikap lu agar gak lagi melukai orang-orang disekitar lu. Mental setiap orang itu berbeda-beda dan ga bisa lu pukul sama rata. Mungkin Via masih bisa memaklumi semua sikap lu, karena dia mencintai lu. Tapi, orang lain belum tentu bisa. " Raka menepuk pelan pundak Alex.

" Kalau soal gimana respon Via setelah sadar nanti. Itu bisa kita pikirin gimana jalan keluarnya. Yang terpenting sekarang gimana caranya biar Via cepet sembuh. " ujar Gibran.

" Kalaupun nanti Via marah, gue yakin dia gak bisa terlalu lama marah sama lu. Harusnya lu percaya kalau rasa cinta Via ke lu bisa ngalahin besarnya ego dia. Dan yang harus lu inget, sekeras apapun hati perempuan. Pasti mereka bisa luluh dengan kelembutan. Jadi, lu harus banyak-banyak sabar deh dari sekarang. " Wildan menimpali.

" Btw, gimana kabar soal Dinda? " tanya Alex yang baru mengingat tentang mantannya itu.

" Dia udah mendekam dipenjara dan mendapat hukuman yang setimpal. Atas apa yang udah dia perbuat ke Via. " jawab Raka.

" Ternyata gue dulu jahat banget ya sama Via? Gue selalu prioritasin Dinda yang statusnya cuma mantan gue. Gue selalu belain Dinda dan maki-maki Via tanpa mau dengerin penjelasan dia terlebih dahulu. Gue ga pernah perlakuin dia layaknya seorang pacar. Yang ada gue marah-marah mulu. Terlalu pilih kasih banget ga sih? " Alex tertawa hambar. Tawa yang mengisyaratkan luka didalamnya.

" Udahlah! Yang lalu biarlah berlalu. Gue tau lu ngerasa bersalah banget sama Via. Tapi, lu ga boleh terlalu larut dengan rasa bersalah. Lu juga cuma manusia biasa yang ga luput dari kesalahan. Yang harus lu lakuin sekarang adalah berusaha untuk bisa memperbaiki semuanya. Dan bangkit untuk bisa menata masa depan yang lebih indah. " ujar Wildan berusaha menenangkan sahabatnya itu.

" Bener juga, gue akan berusaha dan melakukan apapun demi kesembuhan Via. Karena mau gimanapun juga, ini semua salah gue. Tunggu dan lihat apa yang akan aku lakukan sayang. " batin Alex. Tanpa sadar senyum tipis terukir di wajah tampannya.

∆∆∆

Huwaa gimana part ini??

Fellnya dapet ga sih??

Kira-kira apa ya yang akan Alex lakukan selanjutnya?

Penasaran gak??

Jangan lupa vote dan komen ya? Karena vote dan komen itu gratis!!

Segini dulu ya gaes

See you next time:)

Aku Menyerah (COMPLETED)Where stories live. Discover now