Terbongkar

13.4K 441 3
                                    

" Mungkin aku yang terlalu berharap lebih pada waktu singkat yang pernah kau beri, dimana kesebentaran itu cukup membuat aku bahagia. "
-Oktavia Anastasya Nugraini-

----------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Malam telah berlalu dan digantikan oleh indahnya sinar matahari pagi. Di hari yang cerah ini semua siswa-siswi kelas XI IPA1 dan XI IPA2  sedang berlari dilapangan. Mereka mengikuti kegiatan olahraga. Kebetulan guru yang seharusnya mengajar dikelas XI IPA2 tidak bisa hadir jadi kelas mereka digabung.

" Oke, sudah cukup untuk pemanasannya anak-anak. Sekarang silahkan, untuk yang cowok membentuk 2 tim dan bermain basket dilapangan. Sedangkan untuk yang cewek silahkan bermain voli. " instruksi Pak Komar-selaku guru olahraga.

Para siswa-siswi pun segera membentuk dua tim untuk memulai permainan. Tidak semua siswa mengikuti kegiatan tersebut karena memang tidak ada penilaian yang diambil untuk hari ini. Jadi, mereka bebas untuk mengikutinya atau tidak.

Para siswa-siswi mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang main basket, bermain voli, duduk-duduk dipinggir lapangan untuk menonton, bahkan ada yang ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Amel dan Qila ikut bermain voli bersama yang lainnya. Sedangkan Via lebih memilih untuk menjadi penonton. Sedari tadi Via sibuk memperhatikan Alex yang sedang fokus bermain basket. Untuk bermain basket, kemampuan Alex sudah tidak bisa diragukan lagi.

Keringat membasahi dahi dan baju yang Alex kenakan. Rambutnya pun ikut basah karena keringat. Sesekali Alex menyisir rambutnya dengan jari agar tidak menganggu permainannya  yang mampu membuat para siswi menjerit histeris.

Melihat Alex yang kelelahan, Via pun berinisiatif untuk membelikan sebotol air mineral untuknya. Via pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kantin. Saat akan berjalan ke kantin tiba-tiba saja Dinda menarik lengan Via dan membawanya ke taman belakang sekolah.

" Mau ngapain lagi sih din? Belum puas lu bikin gue luka kemarin?! " Via tidak bisa mengendalikan emosinya

" Lu tuh bener-bener gak tau malu ya?! Harus dengan cara apa lagi gue memperingati lu, hah!! Gue udah bilang berapa kali sama lu. JAUHIN ALEX KARENA DIA MILIK GUE!! " bentak Dinda

Via mengehela nafas panjang. " Dan harus berapa kali gue tegasin sama lu. Kalau sampai kapanpun gue ga akan lepasin Alex buat lu! "

Dinda berdecih dan bersedekap dada " Asal lu tau ya Alex jadian sama lu itu karena terpaksa. Alex cuma jadiin lu bahan taruhan antara dia dan Diego. " ujar Dinda tersenyum licik

" Sayangnya gue ga percaya sama lu. "

" Gue punya buktinya. " Dinda memberikan ponselnya kepada Via. Ia memutar kan sebuah video yang sempat Dinda ambil saat melihat Alex dan Diego malam itu.

Via melebarkan kedua bola matanya. Tangan kanannya menutup mulut tak percaya. Via sangat syok saat mengetahui kenyataan bahwa selama ini Alex hanya menjadikannya sebagai bahan taruhan.

Via tidak bisa lagi menahan air matanya agar tidak keluar. Perasaan Via campur aduk antara marah, sedih, kecewa, tidak percaya. Hatinya mencelos saat mengetahui kenyataan bahwa selama ini Alex hanya menjadikannya sebagai bahan taruhan.

Aku Menyerah (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang