Part 19

26 14 5
                                    

Happy Reading💙
.
.
.
.
.

Siang itu dua murid SMA Cakrawala sedang duduk di kantin sekolah, terlihat di meja ada semangkuk besar seblak yang menggiurkan. Dua murid tersebut adalah Wanda dan Verro, hari ini mereka berencana untuk membuat konten Youtube sesuai permintaan Wanda kemarin.

"Udah siap, Kak?" tanya Wanda sambil melirik Verro yang duduk di sebelahnya.

"Hmm ... siap," jawabnya dengan gugup. Jujur, ini pertama kalinya Verro membuat konten.

Wanda pun menyiapkan kamera di handphonenya. "Hi guys! Welcome back to my chanel!"

"Di sini gue bareng temen gue nih, namanya Kak Verro. Dia kakak kelas di sekolah gue, biar lebih akrab, kita kenalan dulu ya guys!"

"Kak, kenalan dong!" pinta Wanda. Ketika diminta mengenalkan diri, Verro terlihat gugup. Entah kenapa keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, membuat konten seperti ini lebih gugup dari pada menyatakan perasaan pada seorang wanita, menurut Verro. Karena dia memang tidak pernah menyatakan perasaan pada siapapun wkwk.

"Hi guys, gue Verro tukang seblak!" Verro melambaikan tangan ke kamera dengan kaku.

"Oke, langsung aja ya guys. Di sini
kita bakalan mukbang seblak, btw seblaknya Kak Verro sendiri loh yang buat. Jadi, kalau kalian yang mau ngerasain gimana enaknya seblak buatan Kak Verro, kalian klik link yang udah gue taro di bawah buat pesen seblaknya Kak Verro! Di jamin deh, gak nyesel!" Wanda berbicara dengan ala-ala Youtuber.

"Oke, sebelum mulai, kalau kalian merasa cantik dan ganteng, jangan lupa like, coment, share, and subscribe chanel gue ya!"

Mereka pun mulai makan seblak itu, saat memakan seblak, wajah Verro tiba-tiba memerah. Sepertinya dia kepedasan, karena sejujurnya dia jarang sekali makan seblak buatanya sendiri, dan dia juga tidak terlalu menyukai rasa pedas.

Tadi yang memberikan sambal banyak pada seblak adalah Wanda, alhasil Verrolah yang terkena imbasnya. Sekarang dia ingin minum tapi malu, dengan sekuat tenaga dia menahan rasa pedas ini. Untung saja asap tidak keluar dari telinganya wkwk. Kalau keluar asap, bisa-bisa meledak guys, canda wkwk.

"Ada yang mau kasih minum buat Verro?" Author.

"Uuh ... seblaknya beneran enak guys," ujar Wanda sambil memakan seblak dengan kuah yang terlihat masih panas, makin menggiurkan di lidah. Yang, nulis aja jadi laper huhu.

Wanda memang terlihat senang menyantam seblak buatan Verro, berbanding terbalik dengan Verro yang masih berusaha menahan rasa pedas di mulutnya.

"Pokoknya kalian wajib coba seblak buatannya Kak Verro! Jarang lo cowok ganteng jualan seblak," ujarnya.

"Oke guys, kayaknya video mukbang kali ini sampai di sini dulu ya guys! Tunggu konten-konten gue selanjutnya! Sekali lagi, biar kalian dapet notif postingan dari akun gue, kalian harus subscribe chanel gue!"

Verro sedari tadi hanya terdiam menahan rasa pedasnya, Wanda pun yang menyadari hal itu langsung memutuskan mematikan kameranya.

"Kak, lo kenapa diem aja?" tanyanya heran.

"Gu-gue, gak papa," bohongnya.

"Muka lo kok merah? Lo kepedesan ya?" tanyanya sambil memperhatikan wajah Verro, diperhatikan seperti itu Verro berusaha agar terlihat biasa saja.

"Kak, kalau lo gak suka pedes, bilang dong!" pintanya, jeda beberapa detik," bentar gue beliin minum dulu!" Wanda bergegas membeli minuman dingin di kantin, dia jadi merasa bersalah karna memasukan sambal terlalu banyak. Sebenarnya salah Verro juga yang tidak memberitahukan hal itu padanya.

Tak lama Wanda pun kembali dengan dua buah aq*a di tangannya, dia pun kembali duduk dan membantu Verro untuk meminum air itu. Keduanya saling berpandangan, dan ternyata tangan Verro tak sengaja memegang tangan Wanda yang sedang memegang aq*a.

Tanpa mereka sadari ada gadis yang baru saja masuk, dan menyaksikan hal itu. Entah kenapa, tiba-tiba hatinya panas, kedua tangannya perlahan mengepal. Dari pada menyaksikan keuwuan yang tidak ia inginkan, gadis itu memilih masuk ke dalam dan menghampiri kedua sahabatnya yang sedang asyik makan seblak.

Sesampainya di sana, wajah gadis itu masih terlihat kesal. Sehingga, membuat kedua sahabatnya memberikan tatapan keheranan.

"Lo kenapa? Kok kayak bete gitu?" tanya Syila.

"Gak," ketusnya.

Mendapat jawaban ketus seperti itu, membuat Syila melempar tatapan pada Raina. Sepertinya tatapan itu adalah sebuah pertanyaan, hingga Raina mengedikkan bahunya.

"Lagi PMS, Sya?" tanya Raina.

"Gak," ketusnya lagi.

"Biasanya kalau cewek bilang, gak atau gak papa. Itu artinya ada apa-apa," ujar Raina.

"Nah, bener tuh. Lo kenapa sih?" tanya Syila yang makin dibuat penasaran.

"Ck! Bisa diem gak sih lo berdua?" bentak Tasya.

"Oke-oke," ujar Syila.

Syila dan Raina pun memilih diam, ketika ketiganya sama-sama terdiam. Tasya kembali memperhatikan Wanda dan Verro, hatinya kembali panas saat melihat keduanya tertawa bersama. Hal itu disadari oleh kedua sahabatnya.

"Sya, jangan bilang lo cemburu liat Kak Verro sama Wanda?" tanya Syila yang mengintrogasi Tasya.

"Jangan so tahu deh, lo!" suruhnya.

"Gue cuman tanya, bukan so tahu. Tapi yang gue liat sih kayanya lo cemburu," ujar Syila sambil menyuapkan sesendok seblak ke dalam mulutnya.

"Dih, enggak."

"Ngaku aja kali, Sya! Gak bakalan di apa-apain juga?" sela Raina.

"Ini lagih, Malah ikut-ikutan mojokin gue!"

"Nanya doang kali Sya, sewot amat," ujar Raina.

"Pokonya gue gak suka sama Kak Verro, dan gak ada tuh yang namanya gue cemburu-cemburu kek bocah gitu," tegasnya.

"Lagian masa iya gue yang seorang selebgram suka sama tukang seblak kaya gitu, gak banget tahu,"  tambahnya lagi sambil memutar bola matanya malas.

Dari nada bicara dan jawaban Tasya, sebenernya kedua sahabatnya sudah dapat menyimpulkan bahwa sahabatnya ini tengah di bakar api cemburu, cuman Tasya gengsi untuk mengakuinya.

Tanpa mereka sadari, Verro menyimak apa yang mereka bicarakan, awalnya ada rasa bahagia yang muncul di hati Verro ketika tahu kalau Tasya cemburu melihatnya bersama Wanda. Tetapi, Verro juga sedikit kecewa dengan ucapan Tasya yang secara tidak langsung, dia bilang kalau dirinya dengan Tasya tidak selevel karena dia hanya tukang seblak biasa.

"Apa yang lo bilang itu bener, harusnya gue nyadar diri," batin Verro.

"Kak!" panggilan dari seseorang berhasil membuyarkannya dari lamunan.

"Eh, kenapa?" Dia beralih pandangan pada Wanda.

"Lo kenapa ngelamun?"

"Enggak kok, gue gak ngelamun," ngelesnya.

"Oke deh, btw makasih ya lo udah mau diajakin bikin konten sama gue." Wanda memberikan senyuman manisnya.

"Iya, makasih juga."

"Buat?"

"Iya, karena lo, seblak gue jadi terkenal. Baru aja barusan lo apload video itu, yang pesen seblak ke gue udah banyak."

"Iya, syukur deh. Kita jadi bisa saling bantu, btw nanti bikin konten bareng gue lagi mau gak?"

"Gue sih, boleh-boleh aja." Mendengar itu, Wanda tersenyum senang. Sebentar lagi, impiannya untuk menjadi Youtober terkenal akan terwujud. Barusan saja, sudah banyak yang mensubcribe chanelnya. Dia tidak salah memilih Verro untuk membuat konten bersamanya.

💙💙💙

Halo semua! Nahloh, ada yang cemburu😆btw di sini ada pecinta seblak gak, atau malah pecinta tukang seblak? Terakhir, jangan lupa vote+coment+follow akun kita bertiga💙 kalau mau share cerita ini boleh banget, biar banyak yang baca💙

Looking For True Love(Selesai)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora