Part 37

11 4 0
                                    

Happy Reading💙
.
.
.
.
.

Ketika waktu istirahat tiba, biasanya siswa-siswi bergegas pergi ke kantin untuk mengisi perut. Akan tetapi, berbeda dengan Raina yang terburu-buru pergi ke toilet karena sakit perut. Hal itu terjadi karena semalam dia makan mie samyang level paling pedas. Untung saja ulahnya ini hanya berujung di toilet, tidak seperti Tasya yang harus terbaring di rumah sakit karena makan seblak buatan Verro.

Akhirnya, Raina bisa bernapas lega karena tidak sakit perut lagi setelah beberapa kali keluar masuk kamar mandi. Ia pun kini berniat menyusul Syila yang sudah lebih dulu ke kantin.

Ketika dia hendak berbelok, sontak langkahnya terhenti kala tidak sengaja mendengar percakapan Verro dkk di depan kelas 12 IPA 1 yang merupakan kelas mereka.

"Bul, waktu orang-orang denger bel istirahat, mereka heboh kek orang kerasukan. Lah, elo kenapa ngelamun mulu kayak orang sawan? Kenapa sih? Si Kitty minta jajan mulu?" tanya Malvin.

"Ada-ada aja lo, mana ada ikan minta jajan." Verro geleng-geleng kepala.

"Gue tuh masih kepikiran sama Della, gu ...."

"Wah, lo udah jatuh cinta sama dia?" Malvin heboh.

"Apa sih, lo? Apa hubungannya kepikiran sama jatuh cinta?" tanya Gibran.

"Ya, kan kalau kita lagi jauh cinta sama seseorang, kita pasti kepikiran dia terus," ungkapnya.

"Gue bukannya jatuh cinta sama dia. Gue masih penasaran aja, sebenernya dia itu siapa. Kok abis ketemuan malah ngilang," terang Gibran dengan raut wajah kebingungan.

"Terus, lo maunya gimana?" tanya Verro.

"Waktu itu 'kan gue pernah minta bantuan kalian buat ngelacak lokasi Della lewat nomer handphone-nya, nah sekarang tolong bantuin gue!" pintanya.

Raina yang bersembunyi di balik dinding pun terkejut.

"Pin, lo 'kan jago soal yang begituan. Bantuin si Gibul, Pin! Kasian. Kalau lagi bingung gini, beneran kata lo ... dia kayak orang sawan." Verro terkekeh.

"Ck! Niat ngebantuin, gak usah pake ngeledekin juga kali!" Gibran terlihat kesal.

Malvin yang melihat itu langsung merangkul pundak Gibran."Ya udah, nanti gue cari tau deh! Jangan cemberut gitu dong, gue gak punya balon."

Raut wajah Gibran yang semula masam, seketika berubah menjadi semringah."Thanks, Apin! Tenang, nanti gue kasih ikan cupang gratis."

"Gue gak suka ikan cupang," ujar Malvin.

"Terus, sukanya apa?" tanya Gibran.

"Syila." Malvin tersenyum sambil membayangkan wajah Syila yang berhasil ia foto menggunakan handphone-nya.

"Halu lo, mana mungkin dia suka sama lo."

Perkataan Verro berhasil membuyarkan bayangannya.

"Kalau dia gak suka gue, gak mungkin semalem dia mau jalan sama gue," ungkap Malvin.

"Ah, yang bener lo?"

"Halu terus kerjaan lo."

Raina tidak lagi mendengarkan percakapan mereka, ia harus segera menemui Syila untuk menceritakan apa yang baru saja dia dengar. Raina pun berjalan ke arah lain menuju kantin agar tidak melewati ketiga pemuda itu.

Tak lama, dia pun sampai di kantin. Terlihatlah gadis berambut keriting gantung sedang duduk membelakangi posisinya saat ini. Kemudian, ia bergegas menghampirinya.

Looking For True Love(Selesai)Where stories live. Discover now