1. Brother

4.6K 344 33
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)

Jangan lupa vote dan komen. Thanks

***

Seperti biasa, Park Jaemin selalu terlihat sempurna mengenakan apapun yang terlihat pas di tubuh rampingnya, membuat banyak orang iri akan kesempurnaan sang Park yang begitu di dambahkan.

Hari ini adalah hari pertama Jaemin berkuliah di kampus baru di negara kelahirannya, sebab sebelumnya Jaemin memilih meneruskan pendidikannya di Amerika bersama dengan kedua orang tuanya yang setia menemani si bungsu.

Takut-takut bila di lepas, anak manis mereka itu akan kenapa-kenapa di luar sana.

Jaemin tersenyum puas akan penampilannya yang selalu memuaskan, tak pernah mengecewakan sedikit pun dengan paras sang Park yang begitu rupawan; membuat banyak orang jatuh pada pesona si bungsu yang begitu memikat.

Dengan tenang melangkah ringan ke sisi lain kamar untuk mengambil kunci yang tergeletak di dalam sebuah peti kaca bersama koleksi jam mahal miliknya di atas meja.

Tangannya meraih tas di atas kasur juga sebuah jam tangan dari brand Rolex yang menarik perhatiannya beberapa waktu lalu; Rolex Cosmograph Daytona ice blue dial platinum namanya, sebuah jam tangan yang menarik perhatian si bungsu Park yang kala itu tengah merasa bosan, hingga tanpa pikir dua kali lagi langsung membelinya yang kemudian bergabung bersama dengan koleksi jam tangannya yang lain.

Si bungsu memakai jamnya tanpa peduli akan pintu kamarnya yang terbuka, menampilkan seorang pria dewasa berumur 30an yang tengah berdiri 5 langkah di belakangnya.

"Tuan muda, apa anda yakin tidak apa-apa pergi ke sekolah tanpa pengawalan? Saya hanya khawatir jika terjadi sesuatu di perjalanan" ucapnya membuka percakapan, yang di tanggapi dengan deheman oleh Jaemin yang kemudian berbalik badan menatap pria itu dengan senyumnya.

Pemuda itu melangkah mendekat, menepuk bahu sang kepercayaan dua kali sebelum berjalan ke pintu kamar yang tertutup rapat setelah mengatakan sesuatu yang membuat James tersenyum tipis di belakang sana.

"Jika pun terjadi sesuatu, aku yakin kamu akan mengurusnya James"

Jaemin menekan angka 1 pada lift yang kini bergerak turun kelantai dasar, tempat dimana tujuan Jaemin saat ini, yang kemudian di sambut dengan bungkukkan hormat pada maid juga bodyguard yang berjaga; tanda penghormatan yang selalu di lakukan, walau kadang kali di abaikan oleh Jaemin seperti sekarang.

Karna Jaemin terlalu malas untuk melakukan gerakan ringan sekedar mengangguk sebagai bentuk balasan.

Ia punya urusan lain, dan waktu selalu mengejar dirinya seperti sebuah rudal yang bergerak cepat mencapai targetnya.

Si bungsu Park itu melahap makanannya dengan khitmat, ditemani oleh beberapa maid yang berjejer rapi menunggu sang tuan menyelesaikan sarapan paginya.

Setidaknya butuh waktu 5 menit untuk Jaemin menghabiskan makananya, yang kemudian menegak segelas air putih yang di tuangkan oleh James sebagai penutup.

Pria itu sudah lebih dari paham akan semua tugasnya tanpa adanya kesalahan sedikit pun, sebab sang tuan yang menyukai kesempurnaan sebagaimana sang nyonya menyukainya.

Si manis Park ini berjalan santai menuju garasi untuk memilih mobil mana yang akan dia bawa, di antara mobil-mobil berbeda harga juga mereka yang terparkir apik di garasi rumahnya, dan pilihannya jatuh pada sebuah mobil yang di belinya 3 hari lalu.

Sebuah mobil Bugatti La Voiture Noire yang Jaemin beli dengan harga yang cukup murah, sekitar 278,3M yang saat ini menjadi salah satu mobil favorite Jaemin setelah Mini Cooper miliknya yang di berikan sebagai hadiah dari sang sahabat satu tahun lalu.

Jaemin meletakkan tasnya di bangku samping pengemudi yang kosong, yang kemudian memakai seatbelt dan menyalahkan mesin mobil setelahnya.

Hanya beberapa detik sebelum Jaemin pergi dengan Bugattinya dengan di iringi oleh dua mobil bodyguard dari kejauhan, menjaga sang tuan dari jauh sesuai dengan perintah.

Karena pada kenyataannya, James tidak akan mungkin membiarkan tuannya pergi tanpa pengawalan begitu saja, dan Jaemin tau dengan baik akan hal itu.

Jadi akan lebih baik jika dia membiarkan saja dan tetap melajukan mobil sportnya membelah jalanan kota yang terlihat sedikit padat, hitung-hitung menikmati kebebasannya selagi bisa.

▪︎My Everything▪︎

Mobil sport milik Jaemin memasuki area kampus dengan banyak mahasiswa yang berhenti dari aktifitas mereka, hanya untuk melihat mobil Jaemin yang berjalan melewati mereka. Ada yang kagum, bingung dan penasaran.

Si manis memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil. Ia membuka seatbeltnya, mengambil tas dan membuka pintu mobil.

Omega manis itu memakai tasnya, menutup kembali pintu mobilnya seraya berjalan pergi meninggalkan area parkir tanpa peduli dengan tatapan beberapa mahasiswa yang melihatnya.

Jaemin menatap datar sekitar, berjalan santai memasuki koridor fakultasnya, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dengan tanpa ekspresi serta sorot mata datar menatap sekitar.

Pemuda itu berjalan melewati beberapa mahasiswa yang menatap dirinya, ia tidak peduli dan tidak akan peduli.

Hingga Jaemin menoleh kala merasakan rangkulan di bahunya yang membuat si manis itu tersenyum kecil ketika mendapati sang kakak lah yang merangkulnya.

Alpha Dominant itu menatap adiknya dengan senyum kecil yang terpatri di bibirnya, mengecup sekilas pipi sang adik seraya melanjutkan langkahnya dengan tangan kanannya yang setia merangkul bahu adik tersayangnya. Membuat Jaemin memutar bola matanya malas meladeni kelakuan kakaknya yang tidak berubah sejak dulu.

Mereka melanjutkan langkah mereka menuju kelas dalam diam, tidak ada yang membuka mulut untuk memulai pembicaraan.

Keduanya memasuki ruang kelas dengan Mark yang masih merangkul bahu Jaemin, lalu mendudukki bangku yang terdapat dibagian depan.

"Mark? Dia siapa?"

Mark menoleh, menatap seorang omega manis yang berdiri tidak jauh darinya dengan sepasang netra coklatnya yang menatap Jaemin dengan sorot mata bingung.

"Ayo kemari bear" panggil Mark dengan senyum tampannya.

Omega itu mengangguk, berjalan mendekat kearah Mark yang tersenyum ke arahnya. Sepasang mata bulat itu menatap omega asing yang duduk di sebelah Marknya dengan perasaan campur aduk.

"Dia Jaemin, adik tersayangku" Mark tersenyum, mengusap pucuk kepala Jaemin sayang yang menerbitkan senyum kecil Jaemin yang menatap omega manis di depannya dengan sorot mata teduh.

"Park Jaemin" kenal Jaemin sembari mengulurkan tangan yang di sambut dengan antusias oleh pemuda itu.

"Lee Haechan, mate kakakmu"

Tbc.

Hai guys ini cerita baruku, omegaverse lagi ehehe.

Ini nomin ya!

Yang gak suka silahkan pergi! Aku gak maksa kalian kok buat suka sama ceritaku.

Disini, mark sama jaeminnya anak kembar ya guys, tapi mereka kembar fraternal atau yang sering disebut kembar tidak identik.

Cerita ini gak akan sepanjang not what it seems. Mungkin.

Jangan lupa vote dan komen ya guys

Salam manis T.

My Everything - NominWhere stories live. Discover now