16. The Game 2

644 62 1
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:))














Ini adalah pagi pertama mereka disini, dengan Jeno juga Mark yang tengah berjalan menyusuri hutan dengan cardingan yang melekat pada tubuh Jeno dan jas pada Mark.

Kedua Alpha tampan itu melihat-lihat sekitar, mewaspadai adanya serangan mendadak yang dapat menyerang mereka dari segala sisi.

Tadi pagi, setelah mereka bangun dari tidur mereka, Mark mengatakan sesuatu yang ada di pikirannya mengenai hal yang terjadi pada mereka saat ini.

Bisa disebut sebagai sebuah latihan atau ujian yang harus mereka lewati jika mereka ingin keluar dengan selamat, karna pilihannya hanya ada dua, membunuh atau di bunuh. Dan keduanya tidak ingin mati konyol disini tanpa seorang pun tau kecuali orang-orang yang membawa mereka kemari.

Akan lebih baik mereka mati dalam ledakan bom dari pada mati disini dan berakhir membusuk tanpa acara pemakaman yang seharusnya di lakukan.

"Aku penasaran kapan orang-orang itu akan menyerang"

Jeno menendang asal kerikil yang ada di depannya, membuat batu itu berpental sedikit jauh dari jangkauan kakinya.

Pemuda tampan itu melirik sekilas semak-semak yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang, melihat sekelebat gerakan yang menimbulkan gerakan pada semak-semak yang tenang.

Ia jadi teringat perkataan ayahnya dulu, tentang sebuah prinsip yang di pegang teguh oleh ayahnya dan menurun padanya.

Prinsip yang telah turun-menurun di keluarga Lee sejak kakek buyutnya dulu, bisa di bilang sebagai salah satu warisan yang sampai saat ini masih di pegang teguh oleh Jeno.

Alpha itu memasukkan kedua tangannya pada saku celana, berjalan begitu tenang dengan Mark yang menemani di samping kanannya.

Keduanya tampak begitu tenang dalam setiap langkah mereka, tak peduli akan apa pun sembari menikmati udara segar pagi hari di hutan kala mereka bisa.

Lagi pula kapan lagi mereka bisa menghirup udara sesegar ini kala di pagi hari?

Karna biasanya yang akan mereka hirup adalah udara perkotaan yang sudah tercemar oleh asap mobil serta motor dan yang lainnya yang terasa biasa saja kala di hirup oleh hidung.

Sedang sekarang, tubuh mereka terasa lumayan segar walau hawa dingin seolah ingin menggerogoti tubuh mereka dengan perlahan.

Jeno atau pun Mark tak ada yang membuka mulut untuk memulai percakapan setelah ucapan Jeno sebelumnya, kedua Alpha itu lebih memilih berjalan dalam diam sembari indra pendengar mereka mendengarkan suara-suara di sekitar mereka untuk berjaga-jaga.

"Berhenti jika tidak mau mati, Lee Jeno" peringat Mark yang membuat Jeno menghentikan kakinya yang akan menginjak tumpukan daun kering.

Alpha Lee lantas menoleh menatap Mark yang menampilkan seringaiannya yang terkesan err mengerikan di mata Jeno, itu terlihat seperti senyuman psikopat.

"Ada apa Mark?"

Mark tak menjawab, pemuda itu meraih selembar daun yang kemudian ia jatuhkan di atas tumpukan daun setelah meminta Jeno menyingkirkan kakinya itu.

Hal itu di perhatikan oleh Jeno yang kini membelalakan matanya kala melihat daun itu terbakar membuat Jeno menatap Mark menuntut penjelasan.

"Apa yang terjadi pada daun itu dapat terjadi padamu juga jika tidak berhati-hati"

Alpha Park menatap sekilas Jeno sebelum mengambil segenggam tanah yang ia hancurkan, yang kemudian Mark lempar ke depan hingga puluhan sinar laser itu terlihat di pandangan keduanya.

My Everything - NominWhere stories live. Discover now