18. The Game 4

246 20 0
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:))




Ini adalah hari yang entah keberapa setelah mereka memasuki bagian dalam hutan, keduanya tak ada yang tau.

Baik Jeno mau pun Mark bertahan hidup dengan berburu hewan seperti rusa dan semacamnya, kedua Alpha itu sudah banyak berhadapan dengan musuh hingga rasanya Jeno sudah terbiasa sendiri bila ada serangan mendadak.

Instingnya terasah selama disini, yang mau tidak mau semakin menjadi peka akan perubahan sekitar.

"Hei Mark, aku bosan" keluh Jeno.

Pemuda Lee menghela nafas bosan, dengan satu tangan yang menumpuh dagu dan satu lagi menggambar di tanah dengan setangkai ranting.

Alpha muda ini sudah teramat bosan akan suasana yang begitu tenang, tak ada tanda-tanda serangan mendadak yang akan datang, bahkan hawa membunuh musuhnya pun tak Jeno rasakan. Rasa rasanya ia bisa tidur pulas jika saja tidak ingat dimana mereka sekarang.

Mark mendengus, memperhatikan Jeno yang terlihat begitu bosan akan suasana tenang yang seharusnya mereka syukuri. Sudah beberapa hari sejak mereka meninjakkan kaki disini dan menghadapi berbagai musuh tanpa henti, baik Mark maupun Jeno benar-benar membutuhkan istirahat untuk sehari saja.

Mata Mark memperhatikan perapian yang berkobar tenang, tidak terlalu besar maupun kecil. Terlihat normal dengan semilir angin yang berhembus pelan, menggoyakan api yang berkobar tenang.

"Siapa?" Ujar Mark.

Mark menatap semak yang bergoyang-goyong tidak jauh dari mereka, memasang sikap siaga akan serangan mendadak yang mungkin saja datang.

Kedua alisnya terangkat kala beberapa orang muncul dari semak belukar dengan tangan terangkat, datang mendekati mereka yang masih memang sikap siaga dan menilai situasi yang ada.

"Kami bukanlah musuh, kami dikirim untuk membantu kalian"

Salah seorang pemuda membuka suara, memberitahu alasan kedatangan mereka masih dengan kedua tangan terangkat. Tidak berniat melawan sedikit pun.

"Kami juga memiliki 2 tenaga medis. Jika kalian tidak percaya, aku memiliki ini sebagai tanda"

Pemuda itu menunjukkan sebuah lencana pada Mark, lencana yang membuat Mark menaikan alisnya kala melihat simbol yang ada dan menghela nafas.

"Jeno, mereka kawan, tenanglah"

"Kau yakin Mark?"

"Yeah, aku tau siapa mereka"

Mark membiarkan kelima orang itu berkumpul dengan mereka, duduk di dekat perapian dengan Jeno yang masih sedikit waspada pada mereka.

"Jadi, siapa tenaga medis dari kalian" ucap Mark.

Pemuda Lee menatap kelimanya dengan tenang. Matanya kemudian terfokus pada dua pemuda manis yang mengangkat tangan dengan sigap.

"Kami berdua tenaga medis, lalu sisanya assassin tingkat 2" jelas pemuda berkaca mata.

"Tingkat 2?"

"Ya"

Mark menghela nafas, kecil kemungkinan jika kelimanya bisa selamat nanti, Mark jamin mereka akan mati dengan cepat setelah mereka dikirim kemari.

"Aku akan katakan ini, hidup dan mati kalian ada di tangan kalian sendiri, kuharap kalian bisa melindungi diri kalian sendiri. Bukan berarti kami tak akan melindungi kalian, aku dan Jeno juga akan melindungi dua tenaga medis semampu kami. Jadi akan ada 1 dari kalian bertiga yang melindungi tenaga medis, namun jika keadaan menjadi darurat, kalian bertiga harus fokus melindungi tenaga medis dengan kemampuan kalian" jelas Mark.

My Everything - NominWhere stories live. Discover now