Part 14|

151K 9.4K 128
                                    


Hari minggu siang yang cukup cerah ini, Nea habiskan dengan berdiam diri dikamar, bukan tanpa sebab tapi karena ia dikunci dari luar. Ia memeluk lutut nya dan air mata tak henti-hentinya keluar dari mata indah itu, hingga membuat nya bengkak. Namun sepertinya bukan hanya matanya saja yang bengkak,tapi juga bibir ranum nya terlihat bengkak.

'Apa aku salah mengucapkan hal itu? Apa dia marah karena aku menyebutkan mantan nya atau pacarnya. Huh.. entah lah, aku tak peduli dengan status mereka. Tapi mengapa dia bisa sampai marah seperti itu padaku? Apa Nea salah dengan mengambil langkah tetap menikah dengan pria itu? Nea bingung pak, Nea harus gimana? Nea nggak sanggup terus-terusan hidup dengan nya. Tuhan... takdir apa yang kau berikan pada ku?'. Kurang lebih begitu lah curahan hati Nea saat ini.

"Tok tok" terdengar suara pintu di ketuk dari luar dan juga suara kunci di putar.

"Non saya boleh masuk?" Tanya suara perempuan yang Nea kenali sebagai bi Lastri.

Tak mendengar jawab dari Nea, wanita itu langsung membuka pintu tersebut dan melihat Nea yang duduk di depan jendela sambil memeluk lutut nya sendiri di depan jendela.

Tak mendengar jawab dari Nea, wanita itu langsung membuka pintu tersebut dan melihat Nea yang duduk di depan jendela sambil memeluk lutut nya sendiri di depan jendela

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.


"Non," panggil bi Lastri sambil berjalan mendekati Nea dengan nampan di tangan nya yang berisi makanan dan segelas minuman.

"Ini saya bawakan makanan untuk anda. Anda kan belum sarapan dari pagi." Ucap bi Lastri dengan lembut.

"Saya nggak lapar bi," ucap Nea dengan suara serak sehabis menangis.

"Jangan seperti itu nona. Anda bisa sakit kalau tidak makan, silahkan di makan dulu non" bujuk bi Lastri.

"Apa memang seperti itu ya bi, pak Ryszard kalau marah?" Tanya Nea menghadap ke arah bi Lastri.

"Begitu bagimana non?" Tanya bi Lastri balik.

"Ya begitu. Mata nya merah, suaranya keras dan pokoknya menyeramakan."

Mendengar ucapan Nea bi Lastri tersenyum simpul.

"Bibi boleh duduk di sini." ucap Nea menepuk ruang yang ada di samping nya. Bi Lastri pun duduk di dekat Nea.

"Non belum tau saja bagai mana sifat aslinya" ucap bi Lastri. "Non tau?" Tanya bi Lastri.

"Tau apa bi?" Nea terlihat tertarik dengan pembicaraan bi lastri.

"Tuan Ryszard itu orang nya lembut, sabar, penyayang dan sangat baik." Nea tergelak dengan perkataan bi Lastri. Mana mungkin seorang Ryszard Adyatama lembut? sabar? penyayang? Baik? Yang Nea tahu itu kasar, pemarah, pembenci, jahat. Itu deskripsi seorang Ryszard dimata Nea.

"Non nggak percaya?" Tanya bi Lastri yang melibatkan Nea tertawa kecil.

"Dulu tuan Ryszard Itu orang nya yang sangat hangat, ramah, hormat kepada siapa pun, dan yang paling penting itu dia tak pernah menyombongkan harta yang dia miliki." ucap bi Lastri sambil mengarahkan sendok yang ada makanan nya ke arah mulut Nea.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα