part 25|

141K 8.3K 204
                                    


Diruang tamu

"Eh tau gak?" Bisik Tino dengan kepala yang mencondong kearah Emrik dan Sania.

"Apa?" Tanya Sania dengan antusias. Berbeda dengan Emrik yang bertanya seperti tidak tertarik dengan bahan obrolan Tino, "Apa?" Tanya Emrik dengan malas.

"Sepertinya tadi kakak ipar tidak sakit."

"Hah maksudnya? Nea pura-pura gitu?" tanya Sania. Sedangkan. Emrik hanya diam saja dan masih asik dengan secangkir kopi ditangannya.

"Bukan bukan gitu. Sakitnya beneran, tapi penyebab sakitnya itu loh, bukan sakit karena memang sakit. Tapi karena kelelahan dan tubuhnya masih beradaptasi dengan sesuatu yang baru."

Kini Emrik sedikit menyimak, walaupun masih belum mengeluarkan tanggapan.

"Kecapean? Oh mungkin Nea sakit karena capek dengan kuliahnya, dan tubuhnya beradaptasi dengan kegiatan baru."

"Bukan itu cantik!"

Emrik sedikit tersedak saat Tino kesal dan memanggil Sania cantik, sedangkan Sania ia malah tersipu malu.

"Ini bukan saatnya tersipu." ujar Emrik sewot menatap Sania tajam. "Cepat to the point! Apa yang menyebabkan nya sakit?" Emrik geram.

"Dasar sirik!" ejek Saniakepada Emrik.

"Yaampun kalian itu pasangan tapi kok gak ada romatis-romantis nya sih!" Cibir Tino melihat kelakuan mereka berdua yang selalu bertengkar dan berdebat.

"Cih! Pasangan? Jangan mimpi." kini berganti Emrik yang mencibir Sania.

"Enak aja. Saya juga amit-amit sepuluh tanjakan, lima belas turuna, duapuluh tikungan kalau saya jadi sama kamu!" ucap sania dengan mengetuk-ngetuk kan tangan nya ke meja yang ada di depan nya.

"Udah yah kalau urusan itu kalian bisa rundingkan dibelakang jangan disini. Sekarang ini yang ingin aku bahas adalah..."

"Ekhem!" suara deheman seseorang mengagetkan mereka yang tengah bergosip.

"Eh pak Ryszard. Gimana keadaan Nea?" Tanya Sania mencoba mencari topik.

"Dia sedang istirahat. Tapi sekarang kenapa kalian semua masih disini?"

"Kita baru saja mau kembali ke kantor, iya kan?" Ucap Emrik sambil menendang kaki Sania.

"Aduh!" Pekik Sania yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Emrik.

"Eh em iya pak." jawab Sania kik kuk.

"Kau?" Sekarang Ryszard beralih kepada Tino.

"Oh aku? Ini kebetulan lagi kangen kopi bikinan bi Lastri yang limited edition itu, jadi numpang ngopi bentar sambil duduk enak kalik yah."

"Tadi kau bilang banyak pasien."

"Nah itu dia masalahnya! Kalau sekarang aku kembali kerumah sakit. Aku bakal ngerawat semua pasien yang banyak itu. Dan itu bakal bikin aku capek banget jadi ya ngulur waktu dikit nggak papa lah." 

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Where stories live. Discover now