Part 22|

135K 8.5K 225
                                    


Nea sudah sampai rumah dengan selamat, lalu ia masuk ke kamar dan membersihkan diri di kamar mandi. Setelah itu ia memilih membaca novel yang ia bawa dari kost Sania tadi. 

Sedangkan di tempat lain, yaitu dikantor sekarang ini Ryszard sedang mengemasi barang-barang nya. Tak sabar ingin segera pulang bertemu dengan istrinya. Oh ya, tadi Emrik sudah melapor padanya jika Nea sudah sampai rumah dengan selamat.

Saat ia sudah selesai mengemasi semua berkas-berkas yang berceceran. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari ponselnya. Ia memikirkan seseorang saat ponselnya berdering, satu nama yaitu istrinya. Namun tak seperti harapan nya, ternyata yang menghubunginya bukan orang yang sedang ia pikir kan, dan saat melihat nomor siapa yang menghubunginya, Ryszard mendadak menjadi tidak mood lagi.

Ia mengabaikan telpon nya yang terus berbunyi. Tapi makin di abaikan, suara telpon itu membuat dirinya frustasi karena tak kunjung berakhir. Dengan berat hati ia pun mengangkatnya.

"Halo"

"Halo Ryszard apa kabar? Aku kangen banget sama kamu. kamu sehat kan?" Sapa wanita dalam telpon itu dengan suara manja nya. Siapa lagi jika bukan si iblis kimberly itu. Breaking news, kimberly sudah menuntaskan kasus yang telah menjerat dirinya. Ia menghabiskan hampir seluruh hartanya agar dirinya bisa bebas, dan kini hidupnya sudah diambang kebangkrutan. Mau jadi model lagi sudah tak mungkin karena namanya sudah terlanjur tercoreng. Satu-satu nya cara agar dirinya bisa bertahan hidup adalah Ryszard.

"Sudah stop basa-basi. Saya sudah muak, to the point saja!"

"Aku cuman mau ketemu kamu aja. Tolong buat kali ini aja, aku besok udah akan meninggalkan negara ini. Aku pengen ketemu kamu buat terakhir kali."

"Saya tidak punya waktu!"

"Aku mohon Ryszard. Aku cuman mau minta maaf secara langsung ke kamu. Dan aku janji setelah ini aku nggak akan ganggu kehidupan kamu lagi."

Ryszard memang sudah tak mau lagi berurusan dengan iblis itu. Tapi bagaimana pun juga wanita itu sudah menemani hari-hatinya beberapa tahun belakangan ini.

"Tolong datang ke apartemen ku sekarang. Karena besok pagi aku sudah akan berangkat."

"Hm." dengan penuh pertimbangan Ryszard pun mengiyakan nya.

"Tapi tolong jangan bawa kacu sialan mu itu" melunjak dia, sudah dikasih hati malah minta jantung. Yang dimaksud kimberly adalah Emrik sang asisten yang biasa mengikuti Ryszard kemanapun pergi.

"Mengapa saya tidak boleh membawa dia? Kamu tidak berhak melarang saya. Saya mau kesana saja sudah untung dari pada tidak sama sekali."

"Kamu kan tau aku dari dulu nggak suka sama dia," Saat ini kimberly beruntung Emrik memang tidak akan ikut karena Emrik sudah Ryszard suruh pulang.

Tanpa menjawab Ryszard menutup telpon itu.

________

Saat ini Ryszard sudah berada didepan pintu unit apartemen yang ditinggali kimberly. Ia menekan bel.

Tak lama pintu terbuka dan muncul lah seorang yang pernah ada dalam hati Ryszard namun sekarang sudah hilang entah kemana dan digantikan sosok istrinya yang menjadi penghuni hatinya sekarang.

"Ayo masuk" ucap kimberly dengan ramah dan senyum manisnya. Ryszard masuk mengikuti wanita itu hingga berhenti di suatu sofa yang ada di dalam sana.

"Duduk dulu aku ambilkan minum untuk kamu."

"Ck! Sudah lah jangan basa basi lagi. Saya mau urusan kita cepat selesai."

Kimberly tak mendengarkan apa kata Ryszard. Ia berjan menuju dapurnya dan kembali membawa segelas orange juice ditangannya.

"Ini minum dulu," ia menyodorkan minuman itu pada Ryszard.

Ryszard menerimanya walau pun hati kecilnya melarangnya untuk menerima oren jus itu.

"Diminum dong."

Lagi-lagi Ryszard menuruti apa kata wanita itu. Karena ini akan menjadi untuk terakhir kalinya, setelah ini wanita ini tidak akan mengganggunya lagi.

Ryszard menegak habis minuman itu, sebenar nya ia juga merasa haus dari tadi.

"Okeh sudah bertemu saya kan? Dan saya bahkan sudah meminum minuman kamu. Sekarang saya akan pulang."

"Sebentar, tunggu sebentar. Aku cuman mau minta maaf buat apa yang pernah aku lakuin ke kamu."

Tiba-tiba tubuh Ryszard terasa panas, ia tahu sungguh sangat tahu dari reaksi tubuhnya. MInuman itu sudah dicampur obat.

Kimberly berganti duduk di samping Ryszard.

"Aku bener-bener minta maaf." kali ini tangan kimberly sudah lancang menyentuh lengan Ryszard.

Tubuh Ryszard semakin memanas, ada gejolak aneh dalam tubuhnya yang tidak pernah ia rasakan. Namun ia tahu itu tanda-tanda apa.

"Bajingan!" Umpat Ryszard.

Ryszard bangkit dari duduk nya sedangkan kimberly kaget karena tiba-tiba Ryszard membentaknya.

"Kamu masukkan apa dalam minuman itu? Hah?" Bentak Ryszard dengan suara baritonnya.

Terbongkar sudah rencana kimberly saat ini. Memang sangat sulit untuk membohongi Ryszard yang memiliki pengetahuan diatas rata-rata. Karena sudah kepalang tanggung, kimberly nekat meraih pipi Ryszard dan mencium bibirnya. Walaupun Ryszard sudah tidak tahan, namun ia berusaha tetap waras dan mengendalikan diri menghadapi ular dihadapan nya. Dengan kasar Ryszard mendorong tubuh kimberly yang lancang mencium dirinya.

"Dasar jalang murahan!" bentak Ryszard yang keringat sudah bercucuran di wajahnya.

"Ayo lah sayang. Untuk terakhir kalinya, aku akan memuaskan mu. Istrimu pasti tidak akan bisa menandingi kehebatan diriku ku." ucapnya dengan tangan yang sudah tidak dapat di kondisikan. Tangannya mulai meraba bagian dada Ryszard. Tapi sekali lagi Ryszard mengingat istrinya, sekarang ia ia dalam tahap perjuangan cinta, tidak mungkin dia akan menghianati Nea saat ia pun masih belum mendapatkan Nea sepenuhnya. Bisa-bisa Nea akan dengan mudah meninggalkan dirinya.

"Stop!"

"Saya bilang stop!" Bentak Ryszard lagi. Tapi kimberly tak menghiraukannya.

Sekali lagi Ryszard mendorong tubuh kimberly hingga terbentur di pinggiran meja.

Ryszard sudah berjalan dengan cepat meninggalkan apartemen itu meninggalkan kimberly yang kesakitan karena terbentur. Sekarang ini yang terpenting adalah hasrat nya, ia bisa mati jika terus menahannya.

Ryszard berjalan dan menaiki lift sambil menelpon seseorang. Siapa lagi jika bukan Emrik. Karena tidak mungkin dalam keadaan seperti ini ia mengemudi sendiri.

Sembari menunggu Emrik Ryszard memilih menunggu Emrik di mobinya.

"Shit!" Ryszard mengumpat frustasi. "Kemana saja sih dia lama sekali?" erang Ryszard seraya menjambak rambutnya sendiri.

Setelah menunggu dua puluh menit. Emrik pun datang menghampirinya.

"Kaukenapa?" Tanya Emrik.

"Tidak usah banyak ngomong. Antarkan saya pulang! Cepat!" ucap Ryszard dengan menggebu-gebu.

Tanpa bertanya lagi. Emrik pun masuk ke mobil dan duduk di tempat pengemudi, ia menatap Ryszard yang duduk disampingnya. Emrik bertanya-tanya apa yang terjadi pada sahabatnya ini. Keringat bercucuran, baju keluar, dasi hilang entah kemana, rambut acak-acakan, dan napas yang memburu.

"Cepat!" Mendengar itu Emrik menambah kecepatan mobilnya.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang