Part 31|

132K 7.4K 177
                                    

"Jadi kakak ipar." Tino meralat ucapan nya setelah mendapatkan tatapan tajam dari Ryszard.

 "Euh, maksud ku istrimu ini sepertinya sedang berbadan dua."

"Alhamdulillah..." Ucap bi Lastri refleks. "Selamat ya tuan." ucap nya seraya menyalami Ryszard dan Nea.

Ryszard yang semakin kebingungan pun kembali bertanya kepada Tino. "Maksudmu apa? Istri ku masih satu, apa kau buta?" Ucap Ryszard dengan suara meninggi. Sedangkan Nea yang paham akan ucapan Tino barusan mematung, ia tak tahu harus senang atau sedih. Karena hamil di usia muda seperti ini jelas bukan termasuk dalam daftar masa depan nya, ia masih memiliki dua adik yang belum tamat sekolah tapi ia juga lupa jika suaminya ini sudah mencintainya dan akan memberikan semua yang ia butuhkan dan mungkin untuk keluarganya juga.

Berbeda dengan Tino yang geram dengan teman nya ini, karena terlalu bodoh untuk memahami perkataan nya tapi ia harus banyak-banyak bersabar.

"Bangsat..." umpat Tino pelan sambil mengelus dada nya sabar.

"ISTRIMU HAMIL BODOH!" Teriak Tino yang sudah kehabisan stok kesabaran.

"Kau!" Hampir saja Ryszard melayangkan bogemnya kepada Tino karena mengatasinya bodoh, namun terhenti di udara saat ia mencerna perkataan tino.

"Apa kau bilang?"

"Ya. Istrimu. Hamil!" Ucap Tino dengan menekan kata per kata.

"A apa?" Suara Ryszard yang tadinya meninggi tiba-tiba menjadi sangat pelan dan bergetar.

Ryszard yang merasa bahagia pun langsung memeluk tubuh Nea dan menghujani kecupan di setiap inci wajah nya, dari mulai kening, kedua matanya, pipi kanan, pipi kiri, hidung,bibir dan dagunya. Bi Lastri dan Tino yang peka terhadap suasana pun diam-diam pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.

Nea yang mendapatkan perilaku seperti itu hanya diam mematung karena ia tidak tahu harus senang ataupun sedih, semua terasa mimpi baginya. Ia memang mencintai suami nya ini tapi untuk hamil saat ini rasanya ia masih belum siap, apalagi di kondisi pernikahan nya yang masih belum mendapatkan restu dari ibu mertuanya, dan jangan di lupakan juga kalau keluarga Nea masih belum mengetahui sama sekali tentang pernikahan nya ini. Entah bagaimana nanti reaksi ibu dan adik nya jika tahu Nea sekarang tengah mengandung, pasti mereka akan berpikir yang tidak-tidak tentang nya.

Ryszard merasa tidak mendapatkan respon sama sekali pun, melepaskan pelukan nya dan menatap wajah istrinya yang tanpa ia sadari meneteskan air mata, ia tak tahu gadis di hadapan nya itu sedang senang atau sedih dari raut wajah nya saat ini sangat sulit untuk ditebak.

"Apa kau tidak senang dia akan hadir?" Nea tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ryszard barusan, ia hanya diam seribu bahasa dengan berderai air mata.

Ryszard yang mengerti kondisi Nea saat ini pun langsung merengkuh tubuh mungil Nea dalam dekapan nya, ia menanggalkan kan Nea di dadanya dan dibiarkan menangis sampai ia puas.

"Sttss.. tenang lah." Suara Ryszard begitu lebut hingga berhasil menenang kan Nea yang menangis sesegukan di dada nya.

Setelah dirasa Nea cukup tenang, ia kembali bertanya. "Kenapa kau menangis? Apa kau tidak suka dengan kehadiran nya?" Tanya Ryszard dengan sangat berhati hati.

"Aku tidak tau... hiks..." jawab Nea yang masih menangis.

"Maafkan saya."

Mendengar ucapan Ryszard Nea pun yang tadinya berada di dada Ryszard sekarang menjauh dan menatap Ryszard dalam.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Nea.

"Ini semua karena saya jika-" perkataan Ryszard terhenti saat jari telunjuk Nea mendarat di bibirnya.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang