Part 12 : Dismay

3K 219 10
                                    

Di sisi lain, tepatnya di tempat keberadaan Aluna. Saat ini wanita itu tengah menarik baju Lucas ke atas hingga terpampanglah perut bocah itu. Cuaca malam ini memang sangat dingin dari sebelumnya. Oleh karena itu, Aluna memberikan Lucas minyak angin aromaterapi agar tubuh putranya itu tetap hangat. Wanita itu menumpahkan minyak angin aromaterapi itu ke tangannya sedikit dan mulai mengusapkannya perlahan pada perut Lucas. Sensasi hangat mulai terasa di perut bocah itu.

Aluna tersenyum lembut sembari terus mengusap perut Lucas. Bocah itu terkekeh pelan karena merasa kegelian.

"Mommy geli," kata Lucas tertawa kecil. Saat mengusap perut Lucas ia menemuka sebuah tanda lahir di pinggang bocah itu. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Aluna melihat tanda lahir itu. Walaupun sudah sering melihat, Aluna seperti merasa tidak asing dengan tanda itu.

"Mommy, besok kita jalan-jalan yuk!" seru Lucas senang.

"Jalan-jalan? Memangnya Lucas mau kemana? Kan tadi sudah jalan-jalan bersama Aunty Riley," sahut Aluna.

"Itu beda mommy. Lucas mau jalan-jalan sama mommy and daddy. Lucas mau jalan-jalan ke kebun binatang!" seru bocah itu kesenangan. Aluna tampak berpikir. Sebenarnya ia masih trauma dengan insiden di museum waktu itu. Allard juga akhir-akhir ini tidak mengizinkannya pergi keluar mansion. Lama kelamaan Aluna juga bosan.

"Zoo?" Lucas mengangguk yakin.

"Iya mommy. I wanna see lion king!"

"Nanti kita tanya daddy dulu ya. Jika daddy mengizinkan, kita akan pergi ke kebun binatang besok! Nanti mommy ajak Lucas melihat lion king, jerapah, dan binatang lainnya!" sahut Aluna menghibur. Lucas pun bersorak kegirangan. "Nah sekarang Lucas bobo dulu ya, sweetheart-nya mommy," sambung Aluna mengecup kening Lucas dan kembali menurunkan baju bocah itu untuk menutupi perutnya.

"Good night mommy!" ucap Lucas mengecup kedua pipi Aluna. Lalu, ia langsung mengambil posisi berbaringnya yang nyaman.

"Good night too sweetheart. Have a nice dream," jawab Aluna mengecup pipi sebelah kanan bocah itu. Aluna mematikan lampu dan mulai menyalakan lampu tidur bertema luar angkasa. Ia beranjak dari duduknya dan pergi keluar kamar. Saat di luar kamar, Aluna bingung ingin melakukan apa. Kedua matanya belum mengantuk dan suaminya tengah pergi entah ke mana. Kali ini, Aluna berniat pergi ke halaman belakang untuk mencari udara sejuk.

Langkah anggunnya menuruni tangga tampak beraturan. Dress panjang yang dikenakannya sangat pas di tubuh rampingnya. Saat sampai di undakan tangga terakhir, Aluna bertemu kepala maid bernama Runa.

"Nyonya, Anda mau kemana? Ini sudah malam," tanya Runa sopan.

"Mencari udara segar di halaman belakang. Mataku belum mengantuk," sahut Aluna ramah.

"Udara sedang dingin, Nyonya. Biar saya ambilkan mantel untuk Anda dulu sebentar," tawar Runa berbaik hati.

"Tidak perlu Runa tidak apa. Aku hanya sebentar," tolak halus Aluna.

"Nanti Anda masuk angin lalu bisa sakit Nyonya, Tuan Allard akan marah," cemas Runa membuat Aluna mengembuskan napas pelan.

"Aku baik-baik saja Runa, tidak apa. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku," balas Aluna tersenyum manis. Runa pun mengangguk pasrah.

"Nyonya mau saya buatkan minuman hangat?" Aluna menganggukkan kepalanya pelan.

"Boleh, jika tidak merepotkanmu,"

"Tentu tidak Nyonya. Saya permisi ke dapur dulu," pamit Runa dengan senyum tulusnya. Sepeninggalan Runa ke dapur, Aluna melanjutkan langkahnya ke halaman belakang. Terpampanglah dengan nyata kolam renang ukuran besar di hadapannya. Aluna merentangkan kedua tangannya ke udara menghirup udara segar.

My Mafia Husband [COMPLETE]Where stories live. Discover now