Part 30 : With Jackson

2.7K 209 7
                                    

Waktu Italia kini sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aluna masih setia menemani sang ibu di ruangannya. Wanita muda itu kini hanya duduk di samping sang ibu sembari terus mengusap punggung tangan Arqiella.

Semenjak Aluna tahu bahwa suami dan putranya tewas dalam kecelakaan mobil waktu itu, ia seperti sudah tidak memiliki semangat hidup lagi. Semuanya terasa hambar. Ditambah sang ibu yang terbaring koma. Karena merasa kesunyian, Aluna berniat keluar rumah sakit untuk mencari udara segar di malam hari ini. Grayson sedang tidak bersama Aluna saat ini. Pria itu sedang berada di mansionnya untuk mengambil beberapa pakaian miliknya juga membelikan pakaian untuk Aluna.

"Mom, Aluna tinggal ke luar dulu ya. Aluna mau cari udara segar," lirihnya sembari mencoba tersenyum. Ia mengecup kening sang ibu lembut sebelum benar-benar keluar.

Di sepanjang lorong rumah sakit itu, tidak henti-hentinya Aluna berpapasan dengan perawat juga dokter. Semuanya tersenyum kecil sebagai tanda sapaan. Hingga saat langkah kakinya sudah berada di luar rumah sakit, Aluna menuju ke sebuah taman mini yang berada di halaman. Ia menuju ke salah satu bangku taman dan duduk di sana sendirian menatap ke atas. Langit malam ini sangat cantik dengan ribuan bintang yang bertaburan.

Aluna memejamkan kedua matanya menikmati sapuan udara malam yang menerpa kulit wajahnya. Menit berikutnya, wanita muda itu membuka kembali kedua matanya dan setetes air mata turun begitu saja melewati pipinya.

"Lucas, mommy miss you sweetheart," gumamnya pelan. Kini wajahnya sudah berderai air mata. Butiran-butiran cairan bening dengan derasnya keluar membasahi wajahnya. "I miss you too, Allard," sambungnya di sela-sela tangisnya.

Aluna menopang kepalanya dengan kedua siku diletakkannya di atas paha. Ia menutupi wajahnya yang masih terus mengeluarkan air mata.

"I'm sorry. I'm sorry."

Berkali-kali Aluna mengucapkan kata maaf atas semua penyesalannya. Aluna sadar, semua hal buruk yang terjadi karena keegoisannya yang ingin terus bersama Allard. Ayahnya meninggal, ibunya koma, dan sekarang pria yang dicintainya juga putranya meninggalkannya untuk selamanya.

"Excuse me?"

Suara bariton dari samping kiri Aluna membuat wanita muda itu tersentak. Buru-buru ia menghapus air matanya dan memperbaiki wajahnya yang kacau. Aluna berusaha menerbitkan senyumannya ke arah pria yang ada di sampingnya itu.

"Yes?"

Wajah pria itu seperti pernah dilihat Aluna sebelumnya, tetapi ia lupa di mana. Pria itu memberikan Aluna tisu dengan senyum manis terpatri di wajahnya.

"Barangkali kau membutuhkan tisu. Terimalah, jangan sungkan," ucap pria itu ramah. Aluna pun menerimanya dengan senyum kecil.

"Thank you," jawab Aluna diangguki pria itu.

"You're Aluna, right? Do you remember me?" ucap pria itu membuat Aluna sedikit bingung.

"Eum, sorry?"

"I'm Jackson. Jackson Bennedict."

Aluna mencoba mengingat nama itu, hingga ia tersentak bahwa pria di depannya ini adalah sahabat lama kakaknya. Jackson. Ia juga dulunya bersahabat dengan Allardo.

"Oh God! You're Jackson! Aku ingat!" seru Aluna riang. Jackson terkekeh pelan. Aluna mempersilakan Jack untuk duduk di sampingnya.

"Apa kabar Aluna? Sudah lama sekali kita tidak bertemu."

"Sebenarnya aku sedang tidak baik-baik saja," sahut Aluna tersenyum getir. "Kau tahu? Empat tahun yang lalu, aku jatuh ke jurang hingga hanyut ke sungai. Karena kejadian itu, aku mengalami amnesia. Lalu, ada sebuah keluarga yang tinggal lumayan jauh dari perkotaan menemukanku. Mereka merawatku dengan sangat baik," tutur Aluna menjelaskan.

"Jatuh? Karena apa?" tanya Jackson tidak tahu.

"Ceritanya panjang. Yang pasti, kejadian itu karena penolakan keras ayahku terhadap hubunganku dengan Allard," sahut Aluna mengembuskan napas panjang. "Ayahku sangat tidak menyukai hubungan kami. Tapi, kau tahu? Aku dan Allard saling mencintai. Ayahku pernah mengancam akan membunuh Allard jika kami masih meneruskan hubungan kami. Aku sudah membicarakan hal ini pada Allard. Aku mengatakan padanya untuk menyudahi hubungan kami daripada salah satu dari kami harus pergi menghadap Tuhan," jelas Aluna mulai menceritakan memori masa lalunya.

"Lalu, Allard mau?" Aluna menggelengkan kepalanya pelan.

"Tentu saja tidak. Kau 'kan tahu bagaimana sifat sahabatmu itu," jawab Aluna terkekeh pelan. "Allard menolak keras. Dia tidak ingin hubungan kami berakhir. Hingga ia memilih pilihan nekat. Aku hamil anaknya," sambung Aluna membuat Jackson benar-benar terkejut.

"Jadi, kalian punya anak?" Aluna menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Allard pikir, dengan adanya darah dagingnya dalam kandunganku kedua orangtua kami akan merestui hubungan kami dan kami akan menikah. Tetapi, nyatanya tidak seperti itu. Aku berinisiatif untuk menyembunyikan kehamilanku sampai aku melahirkan, karena jika aku memberitahunya langsung pada ayahku ia pasti akan menyuruhku menggugurkan kandunganku dan membunuh Allard saat itu juga," jelas Aluna. Jackson benar-benar terdiam dan tidak menyangka.

"Aku tinggal di Italia selama hampir sembilan bulan. Di saat tanggal aku melahirkan sudah dekat, aku kembali ke New York dan ayahku sangat terkejut melihat perutnya yang sangat besar. Singkat cerita, aku melahirkan putraku dan setelah itu ayahku benar-benar murka. Ia sangat ingin membunuh bayiku karena ia tahu bayiku adalah anak Allard," lanjut Aluna menceritakan semuanya.

"Aku dan ibuku berusaha kabur dari ayahku dan Kak Grayson yang ingin membunuh bayiku. Namun di saat kami kejar-kejaran mobil dengan ayahku, aku dan ibuku mengalami kecelakaan. Itulah yang menyebabkan ibuku terbaring koma sampai sekarang. Allard sendiri waktu itu tengah berkelahi dengan Grayson di halaman rumah sakit tempatku melahirkan." Air mata Aluna kini turun lagi tanpa diminta.

"Ya Tuhan," gumam Jackson menundukkan kepalanya.

"Sebelum ibuku kehilangan kesadarannya, ia memaksaku pergi dari sana dengan bayiku. Saat aku akan kabur dengan bayiku, ayahku datang merebut putraku. Aku berusaha menyelamatkan bayiku, namun aku tergelincir dan jatuh ke jurang. Bertepatan saat itu, aku melihat ayahku yang akan menembak kepala bayiku namun Allard datang mencegahnya. Dan selanjutnya, aku tidak sadarkan diri hanyut terbawa arus sungai," tutur Aluna menjelaskan panjang lebar.

"Lalu, bagaimana nasib putra kalian sekarang? Apa kau sudah bertemu dengannya? Kudengar, kau dan Allard menikah bukan?" Aluna menganggukkan kepalanya lagi sebagai jawaban.

"Ya, kami memang menikah. Putra kami, Lucas aku sempat bertemu dan merawatnya."

"Lucas? Jadi, Lucas adalah putra kandungmu dan Allard?" Aluna menganggukkan kepalanya bangga.

"Ya. Tapi, sekarang aku tidak bisa bertemu dengannya lagi. Dia—dia dan Allard tewas dalam kecelakaan mobil waktu kami pulang dari Spanyol beberapa hari yang lalu," lirih Aluna.

"Tewas? Kau yakin?" remeh Jackson membuat Aluna menoleh. Ia mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu?"

"Kau ingat Aluna? Allard tidak semudah itu untuk disingkirkan," bisik Jackson tersenyum miring. "Suami dan anakmu masih hidup," sambung pria itu membuat Aluna melebarkan kedua matanya.

"Be—benarkah?"

TBC...

Hai semuanya maaf ya aku baru update setelah sekian lama😭 Terima kasih banyak buat kalian yang selalu setia menunggu😭💜💜💜

Stay Tuned terus yaa💜

Sunday, 8 May 2021

My Mafia Husband [COMPLETE]Where stories live. Discover now