Part 16 : Plans To Spain

2.6K 261 5
                                    

Langkah tegas yang terburu-buru tampak terdengar nyaring di sebuah mansion mewah bergaya Eropa. Allard tampak berlari dengan kencangnya menuju lantai atas tempat kamarnya berada. Ia bahkan menaiki tangga langsung sekali dua hingga tiga.

Saat sudah sampai di depan kamar, Allard langsung membuka pintu kamarnya dengan cepat dan suara Lucas yang menangis menyambut kedatangannya. Allard langsung mendekati istrinya yang terbaring lemah di atas ranjang.

"Ada apa? Mengapa istriku bisa pingsan!" teriak Allard marah menatap Riley yang menampilkan raut cemas. Ia mencengkram kedua bahu wanita itu kuat-kuat.

"A-aku tidak tahu. Tiba-tiba saja ia memegang kepalanya yang sakit lalu langsung pingsan begitu saja," ucap Riley susah payah menahan rasa takutnya terhadap Allard.

"Kau sudah panggil dokter?" Riley menganggukkan kepalanya. "Dokter bilang apa?"

"Dokter bilang, ingatannya perlahan akan mulai kembali," jawab Riley jujur. "Ini maksudnya apa Allard? Apa Aluna amnesia?" sambung Riley menatap sahabatnya bingung. Allard melirik sedikit ke arah Lucas yang tampak masih fokus dengan ibunya. Bocah itu terus-terusan mengguncang tubuh Aluna pelan berharap sang ibu membuka kedua matanya.

"Allard," panggil Riley lagi membuat Allard menghembuskan napas kasar.

"Sebaiknya kau keluar dulu bawa Lucas juga. Biarkan Aluna beristirahat. Aku saja yang menemaninya di sini," sahut Allard menjauhi Riley dan beralih duduk di tepi ranjang sebelah istrinya. Riley yang bingung itu pun memejamkan kedua matanya sebentar lalu ia mendekati Lucas.

"Lucas, ayo kita keluar dulu. Biarkan mommy mu beristirahat. Jangan ganggu dia dulu," ucap Riley lembut. Lucas menggelengkan kepalanya.

"No! Lucas mau di sini saja sampai mommy bangun," jawab Lucas terus memanggil sang ibu.

"Lucas. Pergi ke kamarmu. Jika mommy bangun nanti daddy beritahu. Ayo cepat ke kamarmu!" titah Allard dengan wajah datarnya. Lucas yang melihat itu terpaksa menuruti perintah sang ayah. Ia turun dari ranjang king size itu dan mulai berjalan lesu keluar kamar diikuti Riley.

"Dokter tadi meninggalkam obat untuk Aluna, ada di atas nakas. Saat ia sudah sadar langsung beri obat itu kata dokter," ucap Riley memberitahu. Setelahnya ia benar-benar keluar kamar dan menutup pintu rapat.

Kini tersisa Allard dan Aluna di kamar itu. Allard mendekati wajahnya ke wajah sang istri dan ia mengecup kening Aluna lama penuh perasaan.

"Wake up honey," bisik Allard di telinga Aluna, namun masih tidak ada respon. "Inilah alasanku mengapa tidak membantu mengembalikan ingatanmu. Aku tidak sanggup kau kesakitan sampai pingsan seperti ini," lirih Allard mengusap puncak kepala sang istri lembut. Allard mendekatkan bibirnya dengan bibir Aluna. Dikecupnya bibir ranum itu pelan lalu di tatapnya wajah sang istri.

"Please, wake up. Jangan membuatku takut, honey," lirih Allard lagi membenamkan wajahnya di tengkuk sang istri. Detik berikutnya, Allard merasakan ada pergerakan dari seseorang yang didekapnga saat itu.

"Nghh," lenguhan disertai desisan menahan sakit keluar begitu saja dari bibir Aluna. Allard langsung menjauhkan wajahnya dari wajah sang istri dengan menampilkan ekspresi cemas.

"Honey," panggil Allard lembut. Aluna perlahan membuka kedua matanya dan mulai membangunkan tubuhnya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang. Tentunya Allard membantunya. "Yang mana yang sakit?" tanya Allard khawatir.

"Allard? Kau sudah pulang?" gumam Aluna sembari memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Allard bergumam sebagai jawaban.

"Kau membuatku khawatir. Mengapa bisa sampai pingsan, hm?" ucap Allard dengan nada lembutnya.

My Mafia Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang